Kasus Sirup Obat Batuk Mematikan Buatan India, Penyelidikan WHO Temui Jalan Buntu - Beritasatu

 

Kasus Sirup Obat Batuk Mematikan Buatan India, Penyelidikan WHO Temui Jalan Buntu


Minggu, 30 April 2023 | 12:11 WIB
Surya Lesmana / LES
Markas WHO di Jenewa, Swiss.
Markas WHO di Jenewa, Swiss. (Twitter.com)

New Delhi, Beritasatu.com – Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menemui jalan buntu dalam penyelidikannya terkait mata rantai yang hilang dalam kasus sirup obat batuk buatan India yang terkait dengan kematian 70 anak di Gambia.

WHO, pemerintah Gambia dan India melakukan penyelidikan terkait sirup obat batuk yang menggunakan bahan berbahaya etilen glikol (EG) dan dietilena glikol (DEG) ini. Karena diketahui bahan-bahan ini digunakan dalam rem mobil.

Diketahui, ahan-bahan ini digunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab sebagai pengganti propilen glikol (PG), yang merupakan bahan dasar utama obat sirup, karena harganya bisa kurang dari setengah harga.

Anak-anak yang meninggal sebagian besar berusia di bawah lima tahun dan meninggal karena cedera ginjal akut, beberapa dalam beberapa hari setelah meminum sirup.

Advertisement

Regulator obat-obatan India kepada WHO pada bulan Desember mengatakan, bahwa propilen glikol yang digunakan dalam sirup berasal dari Goel Pharma Chem, sebuah perusahaan pemasok farmasi yang berbasis di Delhi, dan "tercatat telah diimpor" dari pabrikan Korea Selatan SKC Co.

Sharad Goel, yang perusahaannya berbasis di Delhi utara, mengatakan bahwa dia telah membeli bahan tersebut dalam tong tertutup, tetapi tidak langsung dari SKC.

"Kami membeli propilen glikol dari importir di Mumbai yang membelinya dari SKC," kata Goel.

"Saya tidak bisa menyebutkan pemasoknya, kami memiliki hubungan bisnis yang harus kami pertahankan," kata Goel.

Dia mengatakan bisnisnya "hanya pedagang dan kami meneruskan barel tertutup yang kami dapatkan. Kami tidak dapat berbuat apa-apa dengan mereka".

Sementara itu, SKC mengatakan, mereka tidak pernah memasok PG apa pun ke Goel atau ke Maiden.

Jika benar, klaim Goel akan menunjukkan mata rantai yang hilang dalam penyelidikan oleh Gambia, India, dan WHO terhadap produk yang terkontaminasi. Petunjuk itu muncul ketika WHO dan pemerintah Gambia mengatakan pencarian pelakunya terhalang oleh kurangnya informasi dari India.

Regulator obat-obatan India mengatakan pada bulan Desember tesnya sendiri tidak menemukan racun dalam sirup, tetapi inspektur pabriknya sebelumnya menemukan bahwa batch obat mungkin telah diberi label yang salah, menurut pemberitahuan yang dikirim ke Maiden yang dilihat oleh Reuters.

Diminta untuk mengomentari klaim bahwa ada perantara dalam rantai pasokan, penyelidik utama WHO mengatakan penyelidikan telah mencapai "kebuntuan" karena kurangnya informasi dari otoritas India dan pembuat obat.

"Jika Anda bertanya dan Anda tidak diberi tahu, itu jalan buntu," kata Rutendo Kuwana, pemimpin tim WHO untuk insiden obat-obatan di bawah standar dan palsu.

Seorang juru bicara WHO mengatakan minggu ini bahwa informasi yang diterima dari otoritas India sejauh ini hanya bahwa Goel membeli propilen glikol dari SKC, tetapi tidak ada bukti perdagangan yang diberikan. WHO mengatakan juga belum dapat mengkonfirmasi transaksi itu dengan regulator Korea.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Bagikan

BERITA TERKAIT

Pihak Berkonflik di Sudan Kuasai Laboratorium Biologis, WHO: Sangat Berbahaya

Pihak Berkonflik di Sudan Kuasai Laboratorium Biologis, WHO: Sangat Berbahaya

INTERNASIONAL
WHO Catat Sebanyak 413 Korban Tewas Selama Pertempuran di Sudan

WHO Catat Sebanyak 413 Korban Tewas Selama Pertempuran di Sudan

INTERNASIONAL
Jika Mengacu WHO, Indonesia Berangkatkan 93.000 Jemaah Haji Lansia

Jika Mengacu WHO, Indonesia Berangkatkan 93.000 Jemaah Haji Lansia

NASIONAL
Tiongkok Peringatkan WHO Tidak Politisasi Asal-usul Covid-19

Tiongkok Peringatkan WHO Tidak Politisasi Asal-usul Covid-19

INTERNASIONAL
Banggakan Penanganan Covid-19 di Indonesia, Jokowi: Yang Ngomong Dirjen WHO

Banggakan Penanganan Covid-19 di Indonesia, Jokowi: Yang Ngomong Dirjen WHO

LIFESTYLE
Wanita Jadi Kelompok yang Paling Rentan Kena Obesitas

Wanita Jadi Kelompok yang Paling Rentan Kena Obesitas

NASIONAL

BERITA TERKINI

Barcelona vs Osasuna: Barca di Ambang Juara Liga Spanyol

Barcelona vs Osasuna: Barca di Ambang Juara Liga Spanyol

SPORT 5 menit yang lalu
Real Sociedad vs Madrid: Los Blancos Babak Belur

Real Sociedad vs Madrid: Los Blancos Babak Belur

SPORT 24 menit yang lalu
Juventus vs Lecce: Misi Amankan Empat Besar Klasemen

Juventus vs Lecce: Misi Amankan Empat Besar Klasemen

SPORT 52 menit yang lalu
Hajar Chelsea 3-1, Arsenal Rebut Puncak Klasemen Liga Inggris

Hajar Chelsea 3-1, Arsenal Rebut Puncak Klasemen Liga Inggris

SPORT 1 jam yang lalu
Bayern Muenchen Siap Jual Sadio Mane

Bayern Muenchen Siap Jual Sadio Mane

SPORT 1 jam yang lalu
Adriano Moraes Berambisi Rebut Sabuk Emas di AS

Adriano Moraes Berambisi Rebut Sabuk Emas di AS

SPORT 2 jam yang lalu
Mangkir Latihan dan ke Arab Saudi, Messi Dihukum PSG

Mangkir Latihan dan ke Arab Saudi, Messi Dihukum PSG

SPORT 2 jam yang lalu
Lolos dari Perang di Sudan, Gibran Disambut Haru Orang Tua

Lolos dari Perang di Sudan, Gibran Disambut Haru Orang Tua

NUSANTARA 2 jam yang lalu
Kemenkominfo Pastikan 319 Wartawan Akan Meliput KTT ASEAN

Kemenkominfo Pastikan 319 Wartawan Akan Meliput KTT ASEAN

NASIONAL 2 jam yang lalu
Mi Instan Laris, Laba Indofood CBP Melesat 104 Persen

Mi Instan Laris, Laba Indofood CBP Melesat 104 Persen

EKONOMI 3 jam yang lalu
Infografik TextInfografik Penyelenggaraan Sidang Isbat 1 Syawal 1444 H
B-FILES
Perlu Terobosan Hukum Bongkar Transaksi Rp 189 T di Kemenkeu

Perlu Terobosan Hukum Bongkar Transaksi Rp 189 T di Kemenkeu

Baca Juga

Komentar