Tempuh 30 Kilometer Per Hari, Biksu Jalan Kaki Diperkirakan Tiba di Borobudur 1 Juni By BeritaSatu.

 

Tempuh 30 Kilometer Per Hari, Biksu Jalan Kaki Diperkirakan Tiba di Borobudur 1 Juni

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
Rombongan biksu yang berjalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur mengungkapkan harus menghadapi cuaca ekstrem.
Rombongan biksu yang berjalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur mengungkapkan harus menghadapi cuaca ekstrem.

Tegal, Beritasatu.com - Sebanyak 32 biksu dari Thailand yang melakukan ritual Thudong dengan berjalan kaki menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Dengan jarak tempuh sekitar 30 kilometer per hari, rombongan biksu ini diperkirakan tiba di Borobudur pada 1 Juni 2023, dan diagendakan akan merayakan hari Raya Waisak, 2-3 Juni 2023.

Sebelumnya, rombongan biksu ini tiba di Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Senin (22/5/2023) petang. Mereka lalu melanjutkan perjalanan ke Tegal pada Selasa (23/5/2023).

Menurut Ketua Umum Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia bhikkhu Dhammavuddho Thera, kegiatan ini sudah dirancang sejak setahun lalu. Berangkat dari Provinsi Nakhon Sri Thammarat, Thailand, pada 25 Maret 2023 lalu, rombongan biksu ini telah melintasi empat negara yakni Thailand, Malaysia, Sigapura, dan Indonesia.

32 biksu ini masuk ke Indonesia melalui Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Mereka menempuh perjalanan sekitar 2.600 kilometer, meliputi Batam, Jakarta, Bekasi, Cikarang, Karawang, Cikampek, Pamanukan, Kandanghaur, Jatibarang, Cirebon, Losari, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Banyuputih, Kendal, Semarang, Ambarawa, Magelang. Rombongan ini diperkirakan akan kembali ke Thailand pada 6 Juni 2023.

Perjalanan para biksu ini mendapatkan sambutan dari masyarakat, bukan hanya umat Buddha. Nuansa toleransi antarumat beragama berhasil dibangun dengan adanya Thudong, sebuah tradisi berjalan kaki ribuan kilometer ke suatu tempat yang dalam agama Buddha adalah bagian dari perjalanan spiritual yang akan meningkatkan keimanan.

Ketua Macan Ali Cirebon, Prabu Diaz menjelaskan disambut hangatnya rombongan biksu pejalan kaki ini, sekaligus mengenalkan kepada dunia, bahwa Indonesia adalah negara yang pluralis dengan nilai toleransi yang tinggi.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

URL berhasil di salin.

"Tujuan, kami ingin menunjukan kepada dunia, bahwa Indonesia adalah negara yang pluralis dan masyarakatnya menjunjung tinggi toleransi," kata Diaz kepada Beritasatu.com.

Prabu menegaskan, semboyan Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia ini, tidak hanya menjadi moto semata, namun benar-benar dijalani oleh masarakatnya sendiri.

"Para bhikkhu ini disambut dan diterima oleh semua tokoh lintas iman dari Katolik, Kristen, dari Hindu dan Islam, mudah-mudahan ini menjadi contoh untuk menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia Bhineka Tunggal Ika bukan hanya sekadar wacana, tapi karya nyata," tegasnya.

Selain sambutan masyarakat di jalanan, terdapat titik perhentian para biksu yang sengaja dijadwalkan bukan di vihara atau kelenteng. Misalnya di Pesantren Uniq, Kandanghaur pada 15 Mei 2023 atau Kanzus Solawat Habib Luthfi di Pekalongan pada 25 Mei 2023.

Sebanyak 32 biksu yang tengah melakukan jalan kaki dari Thailand ke Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, mengakui toleransi beragama di Indonesia tinggi. Bahkan, mereka mengangkat 20 jari untuk menggambarkan tingginya sikap toleran tersebut.

Para biksu tersebut tengah melaksanakan ritual Thudong dari Thailand ke Candi Borobudur.

"Dari keterangan biksu yang mengikuti Thudong, semua mengakui bahwa toleransi di Indonesia sangat tinggi, dibanding negara yang telah dilaluinya," kata salah satu biksu yang mengikuti ritual Thudong, Wawan.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

URL berhasil di salin.

Baca Juga

Komentar