Tenaga Kesehatan di Jawa Timur Tolak RUU Kesehatan Omnibus Law
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F910x580-2%2F2023%2F05%2F1683585570-1280x720.webp)
Surabaya, Beritasatu.com - Protes RUU Kesehatan Omnibus Law oleh Tenaga Kesehatan (Nakes) di negeri ini terus bergulir, bahkan Nakes di kota Surabaya Jawa Timur tidak mau ketinggalan, mereka memprotes dan menolak Rancangan Undang-undang Kesehatan Omnibus Law.
Organisasi profesi Nakes di Jatim yang keberatan dengan adanya RUU Kesehatan Omnibus Law ini adalah Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), dan lainnya.
Menurut para Nakes di Jatim, RUU Kesehatan Omnibus Law ini seolah-olah tiba-tiba muncul. Organisasi profesi Nakes tidak dilibatkan dalam pembahasan secara menyeluruh. Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur, dr Arief Bakhtiar SpP(K) mengatakan jika organisasi profesi Nakes memang pernah dilibatkan hearing oleh pemerintah. Namun saat ini rata-rata organisasi profesi Nakes dianggap tidak ada. Pemerintah justru melahirkan organisasi profesi baru.
"Kami sendiri tidak tahu organisasi profesi itu seperti apa. Jadi seolah-olah kita ini ditelikung," ungkap dr Arief Bakhtiar, Senin (8/5/2023).
Lebih lanjut dr. Arief menambahkan dalam salah satu pasal yang dinilai mengecewakan Nakes adalah organisasi profesi dianggap tidak ada dan tidak ada perlindungan hukum bagi Nakes. "Jadi jika terjadi apa-apa, nakes yang salah dan bisa dipidanakan. Kita menangani pasien murni untuk menolong, bukan mencelakakan. Apakah pasien bisa disembuh, itu kita tidak tahu. Sembuh atau tidaknya bukan dari kita. Yang penting kita sudah memberikan yang terbaik," imbuhnya.
Arief menegaskan, dalam RUU itu disebutkan bahwa jika ada kegagalan dalam menangani pasien, Nakeslah yang patut disalahkan. Mengingat dalam draf, pasien berhak sembuh.
"Kalau gagal, seolah-olah kita yang salah. Contoh salah satu pasal mengenai kesembuhan. Pasien berhak sembuh, tapi kita punya planing, contoh kanker tidak bisa sembuh. Kalau kanker bisa sembuh kita bingung. Untuk penanganan kanker, Nakes hanya bisa memberi yang terbaik yakni memperlambat jaringan kanker. Kita punya itikad baik dalam penanganan pasien," jelasnya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar