Doktor Termuda Ilmu Farmasi Unair Beberkan Tantangan Penelitian di Luar Negeri
Surabaya, Beritasatu.com - Nama Maria Apriliani Gani menjadi perbincangan hangat, usai dirinya secara resmi menyandang gelar doktor dari Ilmu Farmasi di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Mendapat gelar doktor di usia 24 tahun, Maria Apriliani Gani kini tercatat sebagai penyandang gelar doktor termuda.
Rupanya perjuangannya menamatkan pendidikan S-3 bukanlah perkara mudah. Salah satu tantangannya ialah ketika melakukan penelitian di luar negeri. Ia sempat merasa kesulitan beradaptasi dengan budaya baru, meski akhirnya berhasil mengatasi. Kendati demikian, ia sangat bersyukur karena memperoleh ilmu dan pengalaman baru.
“Di sana saya bisa mengenal teknologi-teknologi baru yang belum ada di Indonesia. Saya juga banyak belajar mengenai kultur positif dan beberapa di antaranya saya terapkan di Indonesia,” kata Maria, Sabtu (3/6/2023).
Dalam studi doktoralnya, Maria melakukan penelitian dan mengembangkan biomaterial berukuran nanometer untuk aplikasi defek tulang dengan tujuan mengatasi permasalahan mahalnya produk implan tulang impor di Indonesia. Ia berharap, hasil disertasinya dapat menyumbang teori baru di bidang farmasi, sekaligus dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
Awardee beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) itu mengaku sejak menempuh pendidikan S1, ia telah menaruh perhatiannya pada dunia penelitian. Ia juga kerap mengikuti berbagai ajang penelitian bergengsi tingkat nasional, seperti program kreativitas mahasiswa (PKM).
Maria juga memperoleh apresiasi berupa beasiswa Peningkatan Kualitas Publikasi Ilmiah (PKPI) dari Kemendikbudristek. Lewat beasiswa itu, ia berkesempatan menapaki Negeri Ginseng untuk melakukan penelitian di Seoul National University selama enam bulan. Maria juga mendapat kepercayaan untuk mengerjakan proyek penelitian dengan University of Rennes, Perancis. Bahkan, ia mendapat bantuan mobilitas Séjour Scientifique de Haut Niveau (SSHN) dari Pemerintah Prancis.
Perempuan kelahiran Minahasa, 9 April 1999 ini mengaku enggan menyia-nyiakan masa muda. Itu yang membuatnya tidak hanya lulus doktor di usia yang masih sangat muda, tetapi juga berhasil dinobatkan sebagai wisudawan terbaik jenjang S3 Fakultas Farmasi Unair. Ia bahkan lulus dengan perolehan IPK sempurna, 4.00.
“Saya sangat senang karena ini menjadi kado ulang tahun saya yang ke-24,” ucap Maria.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Komentar
Posting Komentar