Gubernur NTB Terharu Pidato Jizun, Pemuda Lombok yang Raih Doktor di Amerika Halaman all - Kompas.com
MATARAM, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah mengaku bangga dan terharu kepada Ahmad Munjizun, putra daerah NTB, meraih gelar doktor di Amerika.
"Saat saya lihat videonya yang beredar di media sosial, saya sangat bangga dan terharu bahagia melihat prestasinya meraih gelar doktor di Amerika," ungkap Zul melalui sambungan telepon, Selasa (30/5/2023).
Menurut Zul, ini merupakan bukti bahwa putra NTB mampu berprestasi membawa nama baik keluarga, daerah. Meskipun tinggal di daerah perkampungan, namun punya semangat tinggi untuk mengenyam pendirian.
"Jangan berkecil hati, meskipun ada yang tinggal di desa atau pelosok, selama ada tekad kemauan dan usaha, mimpi-mimpi kita akan terwujud," kata Zul.
Video Terkini
Dengan apa yang diraihnya Jizun saat ini, diharapkan dapat menginspirasi para generasi muda masyarakat NTB umumnya.
"Harapannya semoga mengispirasi masyarakat kita, bagaimana tekad dan usaha akan mengantarkan kita sukses, tidak memandang dari mana kita lahir, miskin atau kaya," kata Zul.
Sebelumnya, video Ahmad Munjizun viral di media sosial setelah pidatonya memberikan testimoni pada acara kelulusan gelar doktor menyelesaikan pendidikan S3 di North Carolina State University Amerika Serikat.
Dalam video yang beredar di akun resmi instagram @biroadpimntb memperlihatkan momen Jizun (sapaan akrab) mengenakan pakaian wisuda berdiri di depan stand mik dan memberikan sambutan dihadapan para wisudawan lainnya.
Dalam testimoninya, pria yang akrab disapa Jizun menceritakan dirinya berasal dari desa yang terpencil di Indonesia, dan masa kecil hidupnya sebagai peternak sapi.
"Saya datang dari Indonesia, dari sebuah desa kecil, di pulau kecil bernama Lombok. Sebagai seorang anak, saya tumbuh memelihara binatang, kuda poni dan sapi," ungkap Jizun dalam pidatonya.
Jizun tidak menyangka dirinya akan bisa mengenyam pendidikan S3 di Amerika, mengingat dirinya tidak bisa berbahasa Inggris, dan tinggal di perkampungan yang kecil.
"Aku tidak tahu bahwa aku akan menjadi doktor suatu saat dalam hidupku, aku pun awalnya tidak bisa berbahasa Inggris," ungkap Jizun.
Namun demikian, Jizun kini percaya berkat doa dan usaha kerja keras, dirinya mampu berdiri dan meraih gelar doktor di Amerika Serikat.
"Hari ini adalah bukti bahwa kerja keras dan kegigihan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan semakin baik. Menghasilkan sesuatu yang kamu tidak pernah bayangkan dalam hidupmu," kata Jizun.
Pria kelahiran 1992 itu sempat terharu meneteskan air mata, mengingat dirinya jadi dari keluarga, dan ia mengucapakan terima kasih kepada teman-temannya di Amerika yang selama ini membantunya, bahkan mereka sudah dianggap sebagai keluarga.
"Tinggal jauh dari rumah, aku tidak punya keluarga disini, tapi aku punya teman yang aku anggap keluarga, mereka disitu" ucap Jizun sambil menunjuk ke arah teman-temannya yang juga wisuda.
"Terima kasih atas pundak kalian untukku menangis saat aku down. Aku tahu bahwa laki-laki mestinya tidak menangis, tapi saat ini aku ingin menangis," sambungnya.
Sebagai penutup, Jizun tidak lupa berterima kasih ke pada kedua orangtuanya, dan keluarga yang selama ini mendukungnya hingga menggapai gelar doktor.
"Dan terakhir motivator dan inspirator terhebat dalam hidupku, yang selalu ada untukku tidak peduli seperti apa aku, tidur peduli seberapa buruk diriku, walaupun mereka tidak disini secara fisik, mereka sedang memantau dari Indonesia, Ibu dan Ayahku dan semua saudaraku, keluargaku, terima kasih banyak banyak, telah mendukungku dan mengantarkanku di titik ini dan menjadikan diriku hari ini. Tanpa kalian, aku tidak akan berada di sini, hari ini," ucap Jizun.
Komentar
Posting Komentar