Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Perancis Pilihan

    Prancis Kian Mencekam, 667 Orang Ditangkap dan 200 Polisi Terluka By BeritaSatu.

    4 min read

     

    Prancis Kian Mencekam, 667 Orang Ditangkap dan 200 Polisi Terluka

    By BeritaSatu.com
    beritasatu.com
    June 19, 2023
    Sejumlah mobil terbakar setelah pawai untuk Nahel, remaja 17 tahun yang ditembak polisi, di Nantere, di luar Paris, Kamis, 29 Juni 2023.
    Sejumlah mobil terbakar setelah pawai untuk Nahel, remaja 17 tahun yang ditembak polisi, di Nantere, di luar Paris, Kamis, 29 Juni 2023.

    Jakarta, Beritasatu.com – Sejumlah kota di Prancis kian mencekam setelah seorang remaja 17 tahun ditembak polisi hingga tewas pada awal pekan ini. Sebanyak 667 orang ditangkap karena diduga terlibat kerusuhan di sejumlah kota dan sekitar 200 polisi terluka.

    Para pengunjuk rasa mendirikan barikade, menyalakan api dan menembakkan kembang api ke arah polisi yang menanggapi dengan gas air mata dan meriam air di jalan-jalan Prancis pada malam hari. Pemerintah terus berusaha untuk memulihkan ketertiban pada malam ketiga kerusuhan.

    Kendaraan lapis baja polisi menabrak sisa-sisa mobil hangus yang telah dibalik dan dibakar di Nanterre, pinggiran barat laut Paris. Di kota ini seorang petugas polisi menembak remaja yang diidentifikasi hanya dengan nama depannya, Nahel.

    Di sisi lain Paris, pengunjuk rasa menyalakan api di balai kota pinggiran Clichy-sous-Bois dan membakar depot bus di Aubervilliers. Di beberapa lingkungan Paris, sekelompok orang melemparkan petasan ke arah pasukan keamanan.

    BACA JUGA

    Dikutip dari Associated Press, Jumat (30/6/2023), kantor polisi di distrik 12 kota diserang. Sementara, beberapa toko dijarah di sepanjang jalan Rivoli, dekat museum Louvre, dan di Forum des Halles, pusat perbelanjaan terbesar di pusat Kota Paris.

    Di kota pelabuhan Mediterania Marseille, polisi berusaha membubarkan kelompok orang yang melakukan kekerasan di pusat kota.

    Sekitar 40.000 petugas polisi dikerahkan untuk memadamkan protes. Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan, polisi telah menahan 667 orang, 307 orang di antaranya di wilayah Paris.

    Juru Bicara Kepolisian Nasional mengatakan, sekitar 200 aparat kepolisian terluka saat mengamankan aksi massa. Tidak ada informasi tentang warga yang mengalami luka-luka.

    Saksikan live streaming program-program BTV di sini

    Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin, Jumat (30/6/2023) mengecam apa yang disebutnya sebagai “malam kekerasan yang langka”. Dia menegaskan, penangkapan terhadap lebih 600 orang itu sebagai langkah tegas pemerintah untuk meredam kekacauan.

    Sementara, Presiden Prancis Emmanuel Macron pulang lebih awal dari KTT Uni Eropa di Brussel. Sesampai di Tanah Air, Macron langsung menggelar pertemuan darurat.

    Petugas polisi anti huru-hara berpatroli saat asap mengepul dari kendaraan yang terbakar pada malam ketiga protes yang dipicu oleh penembakan fatal oleh polisi terhadap seorang pengemudi berusia 17 tahun di pinggiran Paris Nanterre, Prancis, Jumat, 30 Juni 2023.
    Petugas polisi anti huru-hara berpatroli saat asap mengepul dari kendaraan yang terbakar pada malam ketiga protes yang dipicu oleh penembakan fatal oleh polisi terhadap seorang pengemudi berusia 17 tahun di pinggiran Paris Nanterre, Prancis, Jumat, 30 Juni 2023.

    Petugas polisi yang dituduh menarik pelatuk dan menewaskan remaja 17 tahun pada Selasa lalu, diberi dakwaan awal pembunuhan. Jaksa Pascal Prache mengatakan, penyelidikan awalnya menyimpulkan ahwa syarat penggunaan senjata secara legal tidak terpenuhi.

    Tuduhan awal berarti hakim yang menyelidiki sangat mencurigai adanya kesalahan tetapi perlu menyelidiki lebih lanjut sebelum mengirim kasus ke pengadilan.

    BACA JUGA

    Pengacara petugas polisi yang ditahan mengatakan, kliennya sangat menyesali insiden penembakan itu. Petugas polisi itu mengatakan, dia melakukan apa yang menurutnya perlu pada saat itu.

    “Dia tidak bangun di pagi hari untuk membunuh orang. Dia benar-benar tidak ingin membunuh,” kata pengacara sang polisi, Laurent-Franck Lienard.

    Penembakan Nahel, 17 tahun, yang terekam dalam video mengejutkan Prancis dan memicu ketegangan. Ibu Nahel, Mounia M, mengatakan kepada televisi France 5 bahwa dia marah pada petugas yang membunuh anak satu-satunya, tetapi tidak pada polisi secara umum.

    “Dia melihat seorang anak kecil berpenampilan Arab, dia ingin mengambil nyawanya,” katanya. Dia pun meminta keadilan untuk anaknya itu.

    Sementara, nenek Nahel, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada televisi Aljazair, Ennahar TV bahwa keluarganya berasal dari Aljazair. Kementerian Luar Negeri Aljazair mengatakan, kesedihan tersebar luas di negara Afrika Utara itu.

    Saksikan live streaming program-program BTV di sini

    Komentar
    Additional JS