WNI Hasan Tak Menyangka Bisa Jadi Asisten Imam Masjid Nabawi By BeritaSatu - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

WNI Hasan Tak Menyangka Bisa Jadi Asisten Imam Masjid Nabawi By BeritaSatu

Share This

 

WNI Hasan Tak Menyangka Bisa Jadi Asisten Imam Masjid Nabawi

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
June 5, 2023
Hasan Tata Abas
Hasan Tata Abas

Madinah, Beritasatu. com - Tak pernah terbayangkan oleh Hasan Tata Abas warga negara Indonesia (WNI) asal Banten yang menjadi circle utama imam Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.

Hasan yang banyak menghabiskan waktu di Maarots Kadimiyah Masjid Nabawi beruntung terpilih menjadi pelayan atau asisten salah satu Imam Masjid Nabawi.

Dalam kesehariannya, Hasan membantu dan melayani Syekh Abdul Muhsin bin Muhammad al-Qasim, satu dari tujuh Imam Masjid Nabawi mulai menyiapkan ruangan, menyediakan makan, minum dan layanan lainnya.

Hasan juga kerap menemani Imam Masjid Nabawi itu menjamu para tamunya. Hasan menyajikan qohwah atau teh campuran rempah-rempah, minuman khas Arab Saudi bagi tamu dan syekh.

"Kalau syekh lagi menyusun kitab-kitab, saya yang menyiapkan minumnya. Kalau ada tamu saya yang bawakan oleh-oleh untuk tamu beliau ke mobil. Menyediakan dan menyiapkan kantor beliau, ya saya yang mengelap dan sebagainya," kata Hasan di Madinah, Rabu (7/6/2023).

Sebagai asisten, Hasan bekerja dari Subuh hingga Isya. Sejak pagi Hasan memulai aktivitasnya di Maarots Kadimiyah Masjid Nabawi yang lokasinya tepat di depan pintu 309. Menjelang sore setelah Ashar, Hasan pindah ke Masjid Nabawi.

Hasan yang telah mengabdi sejak 2004 ini mengaku tidak pernah menyangka bisa menjadi asisten Imam Masjid Nabawi. Saat itu, dirinya baru saja menyelesaikan pendidikan di pondok pesantren di Pandeglang, Banten.

"Awalnya karena ekonomi. Saat itu, baru punya anak satu, saya memutuskan untuk ikut beasiswa gratis di Universitas Islam Madinah (UIM). Dengan izin Allah saya bisa lulus," ujarnya.

Hasan kemudian melamar kerja di Arab Saudi lewat kafil (sponsor) bin Laden Group untuk ditempatkan di Masjid Nabawi. Bersama 47 peserta lainnya dari berbagai negara di dunia, Hasan menjalani seleksi dan wawancara.

"Saat itu, syekh membutuhkan tenaga asisten. Saya ikut interview qodarulloh diterima. Alhamdulillah kalau Allah menghendaki. Salah satu penunjang untuk bisa lolos adalah hapal 30 juz Al Qur'an meski tidak harus. Terpenting itu kesopanan dan akhlak. Sementara kita orang timur kesopanan tidak dibuat-buat, kesopanan sudah tradisi," ucapnya.

Meski menjadi pelayan, Hasan mengaku bangga dengan tugasnya. Selain bisa dekat dengan ulama-ulama besar, juga bisa salat kapan pun di Masjid Nabawi, termasuk mengunjungi Raudhah (taman surga) yang terletak antara mimbar dan makam Rasulullah SAW.

Apalagi hadis Nabi Muhammad SAW menyatakan, orang yang melaksanakan salat di Masjid Nabawi diganjar pahala 1.000 kali lipat dibandingkan salat di tempat biasa.

"Saya sering menangis ya Alloh saya ini warga Indonesia, orang kecil, orang bodoh ya. Di Indonesia saya itu tidur juga di pondok bambu, salat juga di musala kampung. Saya merantau ke Arab Saudi, Allah beri kesempatan saya berkumpul dengan orang-orang saleh setingkat sahabat Rasulullah. Itu yang bikin saya menangis bahagia," tuturnya.

Bagi Hasan, kebahagiaan lain adalah dimakamkan di pemakaman Baqi di akhir hayatnya. "Kalau saya ditakdirkan meninggal di Madinah saya dapat hadiah dimakamkan di Baqi," katanya.

Sering Mengalami Keajaiban
Selama menjadi asisten Syekh Abdul Muhsin bin Muhammad al-Qasim, Hasan seringkali bertemu dan melayani para ulama besar tidak hanya Imam Masjid Nabawi, tetapi juga Imam Masjidil Haram.

"Kadang yang bikin saya menangis terharu juga kalau pas Syekh Haromain ini ijtima di Masjid Nabawi. Dari Masjidil Haram datang ke sini ijtima yang menyuguhi beliau-beliau yang mulia itu saya. Nah saat beliau-beliau lagi ijtima musyawarah saya di belakang beliau menunggu panggilan," ucapnya.

Selain kerap bertemu para ulama, dirinya juga beberapa kali mengalami kejadian yang sulit diterima oleh nalar.

"Pernah ada yang bertamu ke Syekh dengan berpakaian lusuh. Tadinya sempat dilarang oleh protokol tetapi dipersilakan masuk oleh syekh. Sampai ke dalam enggak berbicara cuma diam," ujarnya.

Saat itu, dirinya sempat menyuguhkan makan dan minum. Namun sajian yang dihidangkan tidak disentuh. "Pakaiannya lusuh, enggak putih, bersih tapi baunya harum, wangi sekali. Syekh enggak bilang apakah dia malaikat atau golongan manusia enggak tahu. Cuma dikatakan kekasih Allah," ucapnya.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages