Deal! Pertamina-Petronas Ambil 35% Saham Shell, Ini Porsinya - CNBC Indonesia

 

Deal! Pertamina-Petronas Ambil 35% Saham Shell, Ini Porsinya

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
News
Senin, 03/07/2023 17:57 WIB
Foto: REUTERS/Toby Melville

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) bersama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) minyak dan gas bumi (migas) asal Malaysia, Petronas, sepakat untuk mengambil hak partisipasi 35% Shell Upstream Overseas Ltd di Blok Masela, Maluku.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan besaran masing-masing kepemilikan hak partisipasi di Blok Masela ini.

Dwi menyebut, Pertamina akan memiliki 20% hak partisipasi di Blok Masela, dan Petronas sebesar 15%.

"Kalau tidak salah rencananya mungkin ini tergantung nanti terakhir mereka, kalau ga salah 20% Pertamina, 15% Petronas," ucap Dwi saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (03/07/2023).

Dia mengatakan, bergabungnya Petronas untuk mengakuisisi hak partisipasi Shell ini untuk mengurangi beban Pertamina.

"Tapi ini kita ga tahu terakhirnya, kan ini rencana semua, nanti pada saat di SPA (Shares Purchase Agreement)-nya mau ditandatangani ini apakah memang langsung bertiga, apa Pertamina ke sini dulu nanti sangat tergantung dengan awal begitu, kan beban Pertamina juga gak terlalu tinggi ya," tuturnya.

Sebelumnya, Dwi mengatakan, pengalihan hak partisipasi dari Shell ke Pertamina ini telah disepakati pada akhir Juni lalu. Sementara itu, proses penandatanganan perjanjian pengalihan hak partisipasi akan dilakukan pada bulan Juli ini.

"Sudah deal di Juni kemarin. Juli direncanakan penandatanganan agreement-nya," ucap Dwi saat ditanya bagaimana kabar terbaru proses peralihan hak partisipasi Shell di Blok Masela ke Pertamina.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan Pertamina akan mengambil alih PI Shell sebesar 35% di Blok Masela. Proses pengambilalihan tersebut ditargetkan dimulai pada akhir Juni.

Arifin menjelaskan kedua belah pihak sejatinya sudah sepakat terkait harga PI yang akan dialih kelolakan. Namun sayang, Arifin enggan membeberkan nilai peralihan PI.

"Sudah ada angkanya, masuklah dalam targetnya yang akan ambil participating interest dan akan diselesaikan akhir bulan ini," ujar Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (16/6/2023).

Arifin menyebut Pertamina nantinya akan membayar separuh dari harga PI tersebut terlebih dahulu sebagai tanda jadi. Kemudian separuhnya akan dibayarkan setelahnya.

"Bulan ini, itu separuhnya. Iya separuhnya dulu sebagai tanda jadi, tanda serius," kata dia.

Arifin sempat mengatakan harga pelepasan PI yang ditawarkan Shell sudah jauh di bawah US$ 1 miliar.

Perlu diketahui, proyek ini dikatakan "raksasa" karena mulanya diperkirakan akan menelan biaya hingga US$ 19,8 miliar, belum termasuk penggunaan teknologi CCUS tersebut. Bila penerapan teknologi CCUS bisa meningkatkan investasi sekitar US$ 1,4 miliar, artinya investasi proyek gas Blok Masela ini bisa melonjak menjadi US$ 21,2 miliar atau sekitar Rp 318 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$).

Blok Masela ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan ditargetkan bisa menghasilkan gas "jumbo" sebesar 1.600 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 MMSCFD, serta 35.000 barel minyak per hari.

Proyek ini dikelola oleh Inpex Masela Ltd yang bertindak sebagai operator dan memegang hak partisipasi 65% dan 35% masih dipegang oleh Shell.

Inpex dan mitranya nantinya akan membangun Kilang Gas Alam Cair (LNG) di darat yang mulanya ditargetkan sudah bisa beroperasi pada 2027. Terbaru, operasional proyek ini diperkirakan mundur menjadi 2029.

Baca Juga

Komentar