Harga Batu Bara Membara Dipicu Gelombang Panas
Jakarta, Beritasatu.com - Harga batu bara mengalami kenaikan setelah ditutup menguat pada penutupan perdagangan Selasa (18/7/2023). Peningkatan harga ini dipicu oleh gelombang panas yang melanda Asia, Amerika Serikat (AS), hingga Eropa, yang berpotensi meningkatkan penggunaan energi.
Harga batu bara Newcastle untuk kontrak berjangka Juli 2023 naik sebesar US$3,25 menjadi US$ 134,35 per ton. Sementara itu, kontrak berjangka Agustus 2023 mengalami kenaikan sebesar US$ 4,05 menjadi US$ 138,05 per ton. Untuk kontrak berjangka September 2023, harganya naik US$ 4 menjadi US$139,05 per ton.
Girta Yoga, peneliti dari Research and Development ICDX, menyatakan bahwa gelombang panas memiliki potensi untuk meningkatkan harga batu bara, namun efeknya hanya bersifat sementara.
BACA JUGA
"Hal ini dikarenakan gelombang panas yang melanda Asia, AS, hingga Eropa terkait dengan pemanasan global yang disebabkan oleh peningkatan penggunaan bahan bakar berbasis fosil, terutama batu bara," ungkapnya kepada Investor Daily.
Menurut Yoga, harga batu bara diperkirakan cenderung bearish. Jika dilihat dari perspektif mingguan, selama pekan pertama di kuartal III, harga batu bara mengalami penurunan hampir 5%. Sedangkan selama pekan kedua, harga batu bara terus merosot dan mengalami penurunan hampir 7%.
"Secara keseluruhan, selama dua pekan pertama di awal kuartal III ini, harga batu bara terpantau bergerak dalam tren bearish dengan penurunan mencapai 10%," tambah Yoga.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Komentar
Posting Komentar