Harga CPO Tertekan karena Minyak Kedelai Turun
Jakarta, Beritasatu.com – Harga CPO di Bursa Malaysia Derivatives tertekan pada perdagangan Rabu (26/7/2023). Hal ini tak lepas dari pelemahan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT).
Berdasarkan data Bursa Malaysia Derivatives pada penutupan Rabu (26/7/2023), kontrak berjangka minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pengiriman Agustus 2023 turun 13 ringgit Malaysia per ton menjadi 3.987 ringgit Malaysia per ton. Untuk kontrak berjangka CPO pengiriman September 2023 ambles 13 ringgit Malaysia menjadi 4.037 ringgit Malaysia per ton.
Sementara kontrak berjangka CPO pengiriman Oktober 2023 melemah 4 ringgit Malaysia menjadi 4.062 ringgit Malaysia per ton. Adapun kontrak berjangka CPO pengiriman November 2023 turun 1 ringgit Malaysia menjadi 4.067 ringgit Malaysia per ton.
Trader minyak sawit David Ng mengatakan harga CPO melemah sejalan penurunan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT). Harga CPO juga tertekan pasar minyak mentah dunia. "Kami menemukan support di 3.950 ringgit Malaysia dan resistance di 4.250 Ringgit Malaysia," katanya dikutip dari Bernama.
Sementara itu, platform intelijen komoditas Vesper mengatakan pergerakan minyak nabati diperkirakan akan sedikit bullish (naik) dalam jangka pendek karena kekhawatiran cuaca di Amerika Serikat (AS), ketidakpastian seputar logistik Ukraina dan kebijakan Pemerintah Indonesia. Sedangkan sentimen jangka panjang menunjukkan bearish (melemah) karena ekspektasi rekor produksi minyak sayur dan minyak nabati global yang mencapai rekor tertinggi.
“Harga minyak sawit diharapkan didukung oleh ekspor yang kuat dari Malaysia dan berita tentang ketegangan Laut Hitam. Berita tentang kebijakan ekspor Indonesia juga dapat mendukung harga," tambahnya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Komentar
Posting Komentar