Imbas Gempa Bantul Yogyakarta, 190 Rumah di Wonogiri Rusak
WONOGIRI – Kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi yang berpusat di Bantul, Jogjakarta, Jumat (30/6) malam cukup luas. Hasil pendataan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri hingga Sabtu sore, tercatat 190 rumah dan 19 fasilitas umum rusak.
“Tidak ada laporan korban jiwa maupun korban luka,” kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Wonogiri Sri Maryati.
BPBD Wonogiri mengimbau masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Bangunan tempat tinggal harus dipastikan cukup tahan gempa, maupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan.
“Tim tadi juga turun ke sejumlah lokasi untuk melakukan pengecekan bersama relawan dan pihak terkait,” kata dia.
Sementara itu, Kepala BPBD Jawa Tengah (Jateng) Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan, terdapat 25 wilayah di Jateng yang merasakan gempa Bantul dan ada 11 wilayah terdampak. Terutama di kawasan Pantai Selatan, yakni Wonogiri, Kebumen, dan Purworejo.
“Secara kuantitas, jumlah masyarakat (yang paling banyak terdampak,red) ada di Wonogiri. Lainnya ada beberapa yang terdampak. Mayoritas kerusakan ringan bangunan,” ujarnya.
Ditambahkan Bergas, gempa Bantul menjadi pembelajaran berharga guna mengedukasi masyarakat. Utamanya terkait dengan struktur bangunan serta migitasi bencana.
Di lain sisi, seluruh BPBD kabupaten/kota yang wilayahnya terdampak gempa, diminta bergotong royong melibatkan elemen lainnya guna membantu masyarakat terdampak.
“Logistik dari BPBD provinsi sudah kami salurkan ke kabupaten. Kalau ada kekurangan, nanti kami suplai kembali,” tutur Bergas.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Desa (Kades) Ketos, Kecamatan Paranggupito Sukatno mengatakan, guncangan gempa terasa cukup kuat di wilayahnya. Bahkan, ada genting rumah warga yang rontok. “Ada satu rumah yang sekira 50 buah gentingnya rontok,” ucapnya, Jumat (30/6) malam.
Rumah itu adalah milik Tusiran, warga Dusun Blimbing RT 05 RW 01, Desa Ketos. Sukatno memastikan, tidak ada korban jiwa akibat peristiwa itu.
Gempa Bantul juga berdampak gedung SMPN 1 Paranggupito. Tidak sedikit genting yang rontok. “Iya betul. Genting di SMP N 1 Paranggupito pecah. Rontok. Tidak ada korban jiwa. Rusak ringan di sana,” ujar Camat Paranggupito Catur Susilo Prono.
Di Kecamatan Giriwoyo, gempa Bantul menyebabkan kerusakan ringan bangunan. Utamanya pada bagian atap. “Ada masjid yang eternitnya ambrol, genting rumah warga melorot di beberapa titik,” kata Camat Giriwoyo Fuad Wahyu Pratama. (radarsolo.jawapos.com)
WONOGIRI – Kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi yang berpusat di Bantul, Jogjakarta, Jumat (30/6) malam cukup luas. Hasil pendataan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri hingga Sabtu sore, tercatat 190 rumah dan 19 fasilitas umum rusak.
“Tidak ada laporan korban jiwa maupun korban luka,” kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Wonogiri Sri Maryati.
BPBD Wonogiri mengimbau masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Bangunan tempat tinggal harus dipastikan cukup tahan gempa, maupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan.
“Tim tadi juga turun ke sejumlah lokasi untuk melakukan pengecekan bersama relawan dan pihak terkait,” kata dia.
Sementara itu, Kepala BPBD Jawa Tengah (Jateng) Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan, terdapat 25 wilayah di Jateng yang merasakan gempa Bantul dan ada 11 wilayah terdampak. Terutama di kawasan Pantai Selatan, yakni Wonogiri, Kebumen, dan Purworejo.
“Secara kuantitas, jumlah masyarakat (yang paling banyak terdampak,red) ada di Wonogiri. Lainnya ada beberapa yang terdampak. Mayoritas kerusakan ringan bangunan,” ujarnya.
Ditambahkan Bergas, gempa Bantul menjadi pembelajaran berharga guna mengedukasi masyarakat. Utamanya terkait dengan struktur bangunan serta migitasi bencana.
Di lain sisi, seluruh BPBD kabupaten/kota yang wilayahnya terdampak gempa, diminta bergotong royong melibatkan elemen lainnya guna membantu masyarakat terdampak.
“Logistik dari BPBD provinsi sudah kami salurkan ke kabupaten. Kalau ada kekurangan, nanti kami suplai kembali,” tutur Bergas.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Desa (Kades) Ketos, Kecamatan Paranggupito Sukatno mengatakan, guncangan gempa terasa cukup kuat di wilayahnya. Bahkan, ada genting rumah warga yang rontok. “Ada satu rumah yang sekira 50 buah gentingnya rontok,” ucapnya, Jumat (30/6) malam.
Rumah itu adalah milik Tusiran, warga Dusun Blimbing RT 05 RW 01, Desa Ketos. Sukatno memastikan, tidak ada korban jiwa akibat peristiwa itu.
Gempa Bantul juga berdampak gedung SMPN 1 Paranggupito. Tidak sedikit genting yang rontok. “Iya betul. Genting di SMP N 1 Paranggupito pecah. Rontok. Tidak ada korban jiwa. Rusak ringan di sana,” ujar Camat Paranggupito Catur Susilo Prono.
Di Kecamatan Giriwoyo, gempa Bantul menyebabkan kerusakan ringan bangunan. Utamanya pada bagian atap. “Ada masjid yang eternitnya ambrol, genting rumah warga melorot di beberapa titik,” kata Camat Giriwoyo Fuad Wahyu Pratama. (radarsolo.jawapos.com)
Komentar
Posting Komentar