Jadi Buron FBI, Bos Wagner Group Diklaim Punya Hubungan dengan RI - CNN Indonesia

Jadi Buron FBI, Bos Wagner Group Diklaim Punya Hubungan dengan RI

Rabu, 28 Jun 2023 21:15 WIB
Dalam poster buronan FBI terkait kasus Pilpres AS 2016, bos Wagner disebut punya ikatan dengan Rusia, Qatar, dan Indonesia.
Bos kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group, Yevgeniy Viktorovich Prigozhin diklaim punya hubungan dengan Indonesia. (APPhoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) menyebut bos kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group Yevgeniy Viktorovich Prigozhin, punya hubungan dengan Indonesia.

Pernyataan itu dituangkan dalam poster buron Prigozhin di situs resmi FBI. Prigozhin disebut punya hubungan dengan tiga negara.

"FBI menawarkan hadiah hingga US$250 ribu untuk informasi yang mengarah ke penangkapan Yevgeniy Viktorovich Prigozhin," dikutip dari situs resmi FBI, Rabu (28/6).

"Catatan: Prigozhin berbicara bahasa Rusia dan punya ikatan dengan Rusia, Indonesia, dan Qatar," lanjut keterangan itu.

Meski demikian, lembaga semacam Bareskrim Polri itu tak menjelaskan lebih jauh soal kaitan macam apa antara bos Wagner dengan Indonesia itu. 

FBI menyatakan Prigozhin sebagai buronan karena dugaan keterlibatan dalam manipulasi Pemilu Amerika Serikat 2016 yang dimenangkan Donald Trump.

Prigozhin, ucap FBI, diduga melakukan serangkaian aksi dalan operasi mengintervensi proses politik di AS. Beberapa aksi Prigozhin yang dibongkar FBI adalah membeli ruang server Amerika, membuat sejumlah persona palsu di internet, dan menggunakan identitas curian dari warga Amerika Serikat.

FBI meminta warga AS yang punya informasi tentang Prigozhin untuk melapor ke 1-800-CALL-FBI (1-800-225-5324). Orang di luar AS juga bisa berpartisipasi dengan melapor ke Kedutaan Besar AS terdekat atau melapor via tips.fbi.gov.

Sebelumnya, kelompok tentara bayaran Rusia Wagner Group melakukan pemberontakan. Mereka sempat mengerahkan pasukan ke Kremlin untuk melakukan kudeta.

Aksi itu mereka lakukan karena dugaan tentara Rusia menyerang pos mereka. Prigozhin mengerahkan anak buahnya untuk menyerang markas militer di Rostov.

Meski demikian, Wagner Group tak menuntaskan kudeta. Mereka menarik pasukan setelah dimediasi oleh Alexander Lukashenko, pemimpin Belarusia.

Wagner menghentikan serangan mereka. Sebagai kesepakatan, Putin tak menghukum tentara yang sempat membelot. Prigozhin pun pindah ke Belarus sebagai bagian dari kesepakatan.

(dhf/tsa)


Baca Juga

Komentar