Jadi Pemicu Kasus Antraks, Bupati Gunungkidul Ancam Pidanakan Warga yang Masih Brandu Ternak - inews

 

Jadi Pemicu Kasus Antraks, Bupati Gunungkidul Ancam Pidanakan Warga yang Masih Brandu Ternak

yogya.inews.id
July 10, 2023
Petugas kesehatan melakukan penanganan penyakit antraks di Gunungkidul.
Petugas kesehatan melakukan penanganan penyakit antraks di Gunungkidul.

GUNUNGKIDUL, iNews.id - Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengancam akan memidanakan warganya yang melakukan brandu atau porak hewan ternak yang mati ataupun sakit. Tradisi brandu (menyembelih ternak mati/sakit) menjadi salah satu pemicu terjadinya antraks yang menular ke manusia di Gunungkidul.

Sunaryanta mengatakan, pemerintah telah mengimbau masyarakat agar tidak menyembelih dan membagi-bagikan daging ternak mereka yang mengalami sakit apalagi sudah mati. Namun imbauan tersebut tidak digubris dan masyarakat masih melakukan tradisi brandu.

Saat ini pemerintah tengah berpikir bagaimana agar tradisi brandu tidak terus dilakukan oleh warganya. Maka kemungkinan besar adalah dengan mempidanakan warga yang melakukan tradisi brandu.

"Pidanakan itu mungkin akan memberikan efek jera. Ke depan warga yang kedapatan melakukan praktik brandu bakal dipidanakan," ujar Sunaryanta ketika ditemui di halaman kantor Pemkab Gunungkidul (10/7/2023).

Tentu untuk melakukannya maka harus ada payung hukumnya. Saat ini pemkab sedang melakukan kajian payung hukum terhadap aturan tersebut. Payung hukum ini harus ada agar memiliki dasar untuk memberlakukannya.

Editor : Kuntadi Kuntadi

Follow Berita iNewsYogya di Google News

Sunaryanta telah meminta bagian hukum Pemkab Gunungkidul untuk mengkaji apakah memungkinkan dibuat peraturan daerah atau tidak. Sehingga nanti peraturan dapat digunakan untuk menyeret warganya yang melakukan tradisi brandu ini.

"ke depan ketika masih ada praktik brandu, akan dipidanakan. Mungkin tipiring (tindak pidana ringan)," kata Sunaryanta.

Mungkin tindakan tegas ini menjadi upaya pemkab dalam melindungi masyarakat. Dengan demikian kasus penyakit antraks dapat dihilangkan.

Kasus antraks sudah ada sejak dulu dan terakhir muncul pada 2019. Namun kasusnya mereda dan tidak sampai menelan korban jiwa.

"Anehnya akhir-akhir ini bahkan sampai viral saat sekarang karena masyarakat mengkonsumsi ternak mati. Sudah mati namun oleh warga justru diambil lagi dagingnya untuk dikonsumsi," kata dia.

"Akhirnya apa, ini kan penyakit menular bakteri menular," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawati mengakui jika menghilangkan tradisi brandu di Gunungkidul masih merupakan salah satu pekerjaan rumah yang cukup besar bagi Pemkab Gunungkidul. Karena sejatinya tujuan dari Brandu tersebut baik.

Melakukan tradisi Brandu itu alasannya memang untuk kegotong Royongan. Di mana masyarakat yang menerima pembagian daging kemudian memberikan sejumlah uang untuk membantu kerugian pemilik ternak.

"Namun selama ini masyarakat mengabaikan dampak buruknya," tutur dia.

Editor : Kuntadi Kuntadi

Follow Berita iNewsYogya di Google News

Baca Juga

Komentar