Pilihan

#NewsFlash Prediksi Euro: Spanyol vs Jerman 5 Juli 2024 - Bola.net - Google Berita

Ponorogo Hidupkan Lagi Tradisi Mlaku Tirakatan Malam 1 Suro - Beritajatim

 

Ponorogo Hidupkan Lagi Tradisi Mlaku Tirakatan Malam 1 Suro

Reporter : Endra Dwiono

Judha Slamet Sarwo Edi.
Kepala Disbudparpora Ponorogo, Judha Slamet Sarwo Edi. (Foto/Endra Dwiono/Beritajatim.com)

Ponorogo (beritajatim.com) – Setelah mengalami degradasi, dengan adanya alat transportasi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo menghidupkan lagi tradisi laku tirakatan malam 1 Suro. Tradisi yang berkembang pada medio tahun 80-an itu, yakni dengan berjalan kaki berkilo-kilo meter menuju Alun-alun Ponorogo pada saat malam 1 Suro.

“Istilahnya dulu lek-lekan (begadang-red) di malam 1 suro. Yakni dengan mlaku (jalan-red) dari desa-desa untuk menuju Alun-alun Ponorogo,” kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo, Judha Slamet Sarwo Edi, Selasa (18/07/2023).

Judha menceritakan dulunya dirinya juga melakukan hal serupa. Yakni berjalan kaki dari rumahnya yang ada di Kecamatan Sawoo menuju pusat kota Alun-alun Ponorogo. Dirinya tidak sendiri, tetapi bersama dengan teman sepermainan. Dia mengenang, dulu berjalan sambil membawa obor dan tape compo dengan baterai, untuk hiburan saat berjalan. Sebab, saat itu listrik PLN belum masuk ke desa-desa.

“Dulu alun-alun saat malam 1 suro tidak ada acara. Namun, banyak orang berkumpul disitu untuk melek’an. Ada menggelar tikar dengan duduk-duduk sambil makan dan minum di alun-alun,” kenang Judha.

Setelah jam 12 malam, baru dirinya dan teman-temannya kembali ke rumah, dengan berjalan kaki lagi. Praktis saat malam 1 Suro itu, orang-orang tidak ada yang tidur. Mereka keluar rumah untuk begadang.

“Kata mbah jaman dulu, malam 1 Suro untuk nglakoni (jalani-red) melek’an sampai pagi. Itu dulu tradisi turun temurun yang ada di Ponorogo,” katanya.

Nah, seiring berjalannya waktu, dengan adanya moda transportasi, tradisi laku tirakatan malam 1 Suro sudah ditinggalkan. Orang-orang pada malam 1 Suro masih ke Alun-alun Ponorogo, namun tidak lagi dengan berjalan kaki. Tetapi naik kendaraan bermotor, baik itu kendaraan roda dua maupun roda empat.

“Lama kelamaan laku tirakatan mengalami degradasi dengan adanya alat transportasi yang memadai. Orang enggan melakukan jalan kaki pada malam 1 Suro,” katanya.

Pada perayaan Grebeg Suro tahun 2023 ini, Pemkab Ponorogo kembali menghidupkan tradisi tersebut. Namun, untuk menumbuhkan semangat laku tirakatan malam 1 Suro itu dilombakan. Kegiatan ini pun menjadi salah satu rangkaian dalam perayaan Grebeg Suro di Ponorogo.

Ada 4 titik kumpul untuk mulai perlombaan laku tirakatan malam 1 Suro ini. Di wilayah barat berkumpul di Kecamatan Kauman. Untuk wilayah utara berkumpul di Babadan, sedangkan bagian selatan berkumpul di Deaa Ngampel Kecamatan Balong. Sementara untuk bagian timur, titik kumpulnya ada di 2 lokasi. Yakni di Kecamatan Jetis dan Sukun Kecamatan Pulung.

“Pesertanya merupakan perwakilan dari tiap-tiap Kecamatan. Mereka berjalan kaki dari tiap titik kumpul dan finis di bariget yang ada di dalam kota. Setelah penilaian selesai, meraka kemudian menuju Alun-alun,” pungkasnya.(end/ted)

Bagikan ini

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek