Pilihan

Kasunanan Solo Siapkan 6 Kebo Bule Untuk Kirab 1 Syura, Mangkunegaran Kirab 4 Pusaka - Sinar Harapan

 Kasunanan Solo Siapkan 6 Kebo Bule Untuk Kirab 1 Syura, Mangkunegaran Kirab 4 Pusaka


Banjar Chaeruddin
Selasa, 18 Juli 2023 | 11:06 WIB

Ilustrasi kirab kebo bule milik keraton Kasunanan Solo (Dok/Ist)
 
SINAR HARAPAN--Kirab malam tanggal 1 Syura (Muharram) 1445 H akan diselenggarakan menjelang tengah malam nanti dengan mengarak beberapa kebo bule mengelilingi sejumlah kampung di sekitar Keraton Surakarta.
 
 
Kirab 1 Syura dilakukan setiap tahun menjelang Tahun Baru Hijriyyah dengan mengarak pusaka kraton.
 
Pihak Kasunanan Surakarta Hadiningrat menyiapkan sebanyak enam ekor kebo bule untuk pelaksanaan kirab malam 1 Sura yang dilakukan pada Rabu (19/7).

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta Kanjeng Raden Aryo Dani Nur Adiningrat di Solo, Selasa mengatakan meski sudah disiapkan namun kepastian berapa kerbau yang akan dikeluarkan masih menunggu perintah Raja Pakubuwono XIII.

Termasuk untuk pusaka keraton yang akan dikeluarkan, menurut dia juga menunggu perintah dari raja. "Pusaka di last minute. Beliau yang memilih dan menentukan mana pusaka yang akan dikeluarkan," katanya.

Meski demikian, jika melihat tahun-tahun sebelumnya biasanya ada sebanyak 13 pusaka keraton yang dikeluarkan pada malam 1 Sura. Namun ia enggan menjelaskan apa saja pusaka tersebut.

Sementara itu, terkait dengan prosesi menuju malam 1 Sura sudah dilakukan sejak beberapa hari lalu. "Mulai sore nanti juga ada rangkaian upacara di dalam keraton, salah satunya ada wilujengan. Abdi dalem ada doa bersama di dalam keraton, juga ada yang berdoa di masjid," katanya.

Selanjutnya, persiapan prosesi kirab akan dimulai pada pukul 23.00 WIB dan pukul 24.00 WIB kirab mulai berjalan seiring dengan dibunyikannya lonceng.

Sedangkan untuk rute yang dilalui oleh kirab sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni mengambil rute Supit Urang, Jalan Pakubuwana, Gapura Gladag, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Mayor Kusmanto, Jalan Kapten Mulyadi, Jalan Veteran, Jalan Yos Sudarso, Jalan Slamet Riyadi dan kembali ke Keraton Solo.

 Selama kirab, dikatakannya, seluruh peserta diminta untuk tidak makan dan minum, berbicara, dan bersenda gurau. Ia mengatakan peserta kirab berjalan sambil memanjatkan doa.

"Kalau peserta kirab ini sebetulnya berjalan di sepertiga malam, mengheningkan diri, mengoreksi kesalahan di masa lalu, janji tidak mengulangi lagi, harapannya tahun depan lebih baik dari tahun sebelumnya," katanya.

Kirab Mangkunegaran

Sebanyak empat pusaka bakal diarak dalam kirab pusaka dalem Pura Mangkunegaran menyambut tahun baru Jawa 1 Sura pada Selasa (18/7/2023) malam. Para peserta kirab dilarang memakai busana adat Jawa berbahan beludru dan batik motif parang atau lereng saat masuk area Pura Mangkunegaran.

Para tamu undangan yang hendak menghadiri dan mengikuti kirab pusaka dalem diwajibkan memakai pakaian adat Jawi Jangkep. Tamu undangan laki-laki memakai beskap dipadu jarit dan blangkon khas Mangkunegaran. Sedangkan, tamu undangan perempuan memakai kebaya dan jarit.

“Kami sudah memberi catatan busana adat Jawa di setiap undangan yang dikirim ke para tamu undangan. Prosesi kirab pusaka dalem hal yang sakral,” kata Ketua Panitia Kirab Pusaka Dalem sekaligus Pengageng Kawedanan Mandrapura Pura Mangkunegaran, KPH Tjuk Susilo, seperti dikutip Solopos.com di Pura Mangkunegaran, Senin (17/7/2023).

Ada beragam larangan yang harus dipatuhi saat prosesi kirab pusaka dalem Pura Mangkunegaran.

Hal itu misalnya, tidak diperbolehkan memakai busana adat berbahan beludru dan batik bermotif parang atau lereng di area Pura Mangkunegaran. Larangan itu sudah dicantumkan di undangan oleh panitia kirab pusaka dalem.

“Saat mengabadikan momen kirab pusaka juga dilarang menyalakan lampu flash kamera. Bisa mengganggu peserta kirab pusaka,” ujar dia.

Menurut KPH Tjuk Susilo, ada empat pusaka yang diarak dalam prosesi kirab sepanjang kurang lebih empat kilometer. Namun, ia enggan membeberkan jenis dan nama pusaka yang akan dikirab tersebut.

“Ada empat pusaka yang akan dikirab. Sebelum dikirab, nanti ada prosesi ritual pusaka di topengan atau halaman Pendapa Agung,” papar dia.

Para peserta kirab bakal menjalani ritual tapa bisu atau tidak berbicara sebagai simbol introspeksi diri sekaligus memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Introspeksi diri itu dilakukan agar manusia diberi keselamatan dan keberkahan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.


Komentar

Opsi Media Informasi Group

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek