Ponpes Al Zaytun Disebut Pernah Punya Kekayaan hingga 2 Ton Emas - Tribunjateng.com

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Pada awal pendiriannya, Pondok Pesantren Al Zaytun sempat memiliki kekayaan hingga 2 ton emas.
Hal itu disampaikan pendiri Al Zaytun, Imam Supriyanto.
Menurut dia, penghimpunan dana untuk Al Zaytun yang paling signifikan terjadi pada 1993.
Imam bilang, penghimpunan dana dilakukan oleh para pengikut Negara Islam Indonesia (NII) KW 9 dengan prinsip "dana fisabilillah".
"Kalau sudah imam mengumumkan infaq fisabililah, itu apa yang dimiliki anggota, jiwa dan raga.
Makanya semua orang punya warisan dijual, punya apa dijual," kata Imam dalam program Gaspol! Kompas.com, Kamis (6/7/2023).

"Pada waktu itu dana yang dikumpulkan, dikurskan dengan emas, itu sekitar 2 ton emas," lanjutnya.

Selain itu, untuk keperluan operasional, Imam menyebut bahwa dana-dana tersebut dihimpun dengan cara-cara cepat dan mudah, bukan dari hasil usaha, peternakan, yang dianggap tidak seberapa.
"Sebetulnya itu programnya tipu-tipu.
Mereka bikin panti asuhan, bikin yayasan yatim, bikin lembaga-lembaga sosial, itu anak-anak yatimnya itu anak-anak mereka sendiri," kata Imam.
"Tapi kepada Kemensos, distatuskan anak yatim, tidak ada bapak, terus dia minta-minta di minimarket.
Orang mau masuk dikasih amplop kosong, nanti setelah keluar ada isinya," lanjutnya.
Ia menuding bahwa pihak-pihak yang terlibat ketika itu merupakan anak buah Panji Gumilang, sosok yang sekarang menjadi pimpinan Al Zaytun dan disebut merupakan imam Negara Islam Indonesia (NII).
Ia mengeklaim bahwa Panji merupakan pemegang estafet kepemimpinan keenam setelah Adah Jaelani.
"Tadinya, Panji Gumilang pemimpin wilayah 9 (KW-9), sekarang menjadi pemimpin nasional.
Artinya Negara Islam itu sendiri membawahi wilayah 1, wilayah 3, terakhir wilayah 9," jelas Imam.
"Dia imam. Imam, ya, semacam presiden. Imam NII," lanjutnya.
Menurut dia, awalnya, program pendidikan khusus diperuntukkan untuk wilayah 9 yang dinaungi Panji.
Begitu Panji ditahbiskan sebagai imam pada 1996, maka program itu menjadi program nasional.
"Saya bisa cerita karena saya pelaku, dan menjadi salah satu menteri di kabinetnya Panji Gumilang.
Nah itu latar belakang berdirinya Al Zaytun," ungkap Imam.
Imam menilai, Panji seharusnya berterus-terang soal latar belakang tersebut, bukan membantahnya kepada publik melalui awak media.
"Apakah menurut Panji Gumilang halal, berbohong kepada kalian-kalian para media atau kepada para pejabat atau kepada polisi?
Kalau saya, mengatakan apa adanya," akunya.
"Pak Panji ini termasuk orang yang berbohong, yang mengelak.
Harusnya kalau dia memang bertobat, kalau dia ingin bersama-sama lagi, tidak ada masalah, menyatukan umat Islam khususnya, menyatukan bangsa ini, jujur saja, (mengakui) 'saya ini imam NII'," lanjut Imam.
Dengan latar belakang itu, Imam tak menampik ada benang merah antara Al Zaytun dengan NII.
Pondok tersebut memang dirancang untuk program kaderisasi melalui pendidikan formal.
"Sudah 27 tahun kurang lebih.
Makanya, sudah kaya dia dari infak," ucap Imam. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar