Sri Mulyani Ungkap 2 Sektor Penopang Penerimaan Pajak
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F1673497701.jpeg)
Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, realisasi penerimaan pajak tahun ini kembali melampaui target, setelah mencapai Rp 970,2 triliun atau 56,5% dari pagu APBN. Realisasi penerimaan pajak tumbuh 9,9% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (yoy).
Penerimaan pajak di semester I 2023, mayoritas disokong oleh Pajak Penghasilan(Pph) badan yang tumbuh 26,2% yoy dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dalam negeri yang tumbuh 19,5% yoy.
“Penerimaan pajak mencapai Rp 970,2 triliun tumbuh 9,9% yoy utamanya ditopang PPh Badan dan PPN Dalam Negeri ekonomi kita masih tumbuh cukup baik,” kata Sri Mulyani dikutip dari akun @smindrawati, Selasa (4/7/2023).
Sri Mulyani menjelaskan, realisasi penerimaan bea cukai sebesar Rp 135,4 triliun pada semester I 2023. Angka ini menunjukan kontraksi 18,8%, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022.
Sedangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai mencapai Rp302,1 triliun (68,5%) tumbuh 5,5% yoy. Sehingga total pendapatan negara mencapai Rp1.407,9 triliun (57,2% dari target) tumbuh 5,4% yoy.
"PNBP terutama berasal dari komoditas non-migas tumbuh 94,7% yoy, dan dividen BUMN yang tumbuh 19,4% yoy. Pelemahan harga komoditas diwaspadai,” kata Sri Mulyani.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Dirjen Pajak Suryo Utomo mengatakan, terus memantau dampak moderasi harga komoditas terhadap penerimaan pajak. Pasalnya, pelemahan harga komoditas sudah mempengaruhi penerimaan pajak pada Mei 2023.
“Kami akan terus monitor pergerakan harga komoditas yang memberikan dampak kepada PPh (pajak penghasilan). Kami akan memperhitungkan perkiraan penerimaan pajak di 2023 karena adanya moderasi harga komoditas,” tutur Suryo.
Menurut Suryo, beberapa sektor yang akan menjadi penopang penerimaan pajak di tahun 2023 yaitu PPh Badan yang berkontribusi sebesar 28,7% dengan pertumbuhan kumulatif selama Januari sampai Mei 2023 sebesar 24,8%, karena ditopang pemulihan aktivitas ekonomi yang mendorong peningkatan profitabilitas.
Kedua yaitu PPN dalam negeri dengan berkontribusi sebesar 22%, secara kumulatif tumbuh 32,5%. PPN dalam negeri tumbuh positif sejalan dengan baiknya konsumsi dalam negeri serta dampak penyesuaian tarif.
Ketiga yaitu PPN impor telah berkontribusi kepada penerimaan perpajakan sebesar 12,6% dengan pertumbuhan selama Januari sampai Mei 2023 sebesar 4,4%.
Keempat yaitu Pajak Penghasilan (PPh) 21 atau pajak yang dibayar karyawan yang dipotong pemberi kerja telah berkontribusi sekitar 11,1 % secara kumulatif berkontribusi sebesar 16,7%.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar