Waspada! Gagal Jantung Banyak Serang Usia Produktif By BeritaSatu - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Waspada! Gagal Jantung Banyak Serang Usia Produktif By BeritaSatu

Share This

 

Waspada! Gagal Jantung Banyak Serang Usia Produktif

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
July 17, 2023
Ilustrasi serangan jantung.
Ilustrasi serangan jantung.

Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Pokja Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dr Siti Elkana Nauli menekankan pentingnya deteksi dini penyakit gagal jantung yang ternyata sering menyerang orang pada usia produktif atau usia kerja.

Dokter Nauli, seorang kardiolog yang akrab disapa demikian, menyatakan bahwa di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, penyakit gagal jantung umumnya menyerang mereka yang berusia 45 tahun ke atas. Sementara di Amerika, orang baru mengalami gagal jantung pada usia rata-rata 65 tahun ke atas.

"Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melakukan skrining sejak dini terhadap tiga faktor risiko utama, karena biasanya orang yang memiliki faktor risiko ini tidak langsung berkonsultasi dengan kardiolog atau dokter spesialis jantung," ujarnya belum lama ini.

Tiga faktor risiko yang dimaksudkan adalah hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung koroner. Ketiga penyakit ini merupakan faktor-faktor utama yang berpotensi menyebabkan gagal jantung.

Dokter Nauli menyoroti fakta bahwa masih banyak pasien yang didiagnosis menderita salah satu atau ketiga faktor risiko tersebut namun tidak dirujuk untuk memeriksakan diri kepada dokter spesialis jantung. Beliau khawatir hal ini menyebabkan penanganan gagal jantung menjadi terlambat.

"Jika seseorang telah didiagnosis menderita gagal jantung, kita harus segera menanganinya, tidak boleh menunggu hingga mencapai tahap lanjut seperti kanker stadium empat yang sulit diobati. Kita harus menanganinya sedini mungkin untuk hasil yang lebih baik," ujarnya.

Pada kesempatan sebelumnya, saat berada di Singapura untuk menghadiri kongres Asian Pacific Society of Cardiology (APSC) 2023 pada pertengahan Juli lalu, dr Nauli menyatakan bahwa salah satu metode untuk mendeteksi dan membedakan gagal jantung dari penyakit lain adalah dengan melakukan pemeriksaan biomarker NT-pro-BNP di rumah sakit.

Meskipun pemeriksaan NT-pro-BNP lebih difokuskan untuk pasien dengan faktor risiko gagal jantung, pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi yang berisiko menyebabkan gagal jantung di kemudian hari pada orang yang tidak memiliki gejala.

"Biromarker ini dapat memprediksi kapan pasien dengan faktor risiko tersebut berisiko mengalami gagal jantung, dan juga membantu mengevaluasi apakah terapi dan perawatan yang dilakukan sudah tepat atau belum," jelasnya.

Lebih lanjut, dia juga mengingatkan bahwa keterlambatan penanganan gagal jantung dapat berakibat fatal, mengingat tingkat kelangsungan hidup yang rendah.

"Umumnya, pasien gagal jantung hanya memiliki kemungkinan hidup sekitar 50% dalam lima tahun pertama, sedangkan pasien kanker bisa hidup hingga 10 tahun, tetapi kasus pasien gagal jantung yang bertahan lebih dari lima tahun sangat jarang," ujarnya.

Seperti namanya, gagal jantung adalah spektrum penyakit yang disebabkan oleh ketidakmampuan jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan kebutuhan sel-sel dan organ tubuh lain tidak terpenuhi dengan baik, hingga akhirnya berakibat fatal.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada tahun 2016, jumlah orang Indonesia yang didiagnosis menderita hipertensi dan diabetes di puskesmas paling banyak adalah pada usia 35-59 tahun. Sementara pada tahun 2015, pasien yang paling banyak dirawat di rumah sakit akibat jantung koroner adalah mereka yang berusia antara 45 hingga 64 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages