5 Sumber Polusi Udara Jakarta Kata Ahli dan Pejabat, Termasuk PLTU
Kamis, 17 Agu 2023 08:49 WIB
Ilustrasi. Sejumlah faktor memengaruhi pekatnya asap ibu kota. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --
Ahli hingga pejabat mengungkap sumber polusi udara Jakarta, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) hingga asap kendaraan bermotor. Mana yang paling berpengaruh?
Kehebohan soal polusi udara berlangsung dalam beberapa pekan terakhir sejalan dengan kemarau yang makin panas buntut fenomena El Nino.
Sejumlah wilayah terlacak jadi langganan zona merah polusi, termasuk Jakarta, Tangerang Selatan dan daerah di Banten lainnya, Pontianak dan sejumlah kota di Kalimantan Barat, hingga Bandung Raya.
Para kepala daerah dan menteri terkait pun dipanggil ke Istana untuk membahas soal polusi udara ini bersama Presiden Jokowi, beberapa hari lalu. Sejumlah saran pun keluar dari mulut Presiden, termasuk penggunaan angkutan umum dan kerja dari rumah (WFH).
Terlepas dari itu, pihak kementerian dan pemda masih berbeda pandangan dengan peneliti dan LSM pemantau udara terkait penyebab polusi udara ini, terutama soal kontribusi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
CNNIndonesia.com merangkum sejumlah potensi sumber polusi berdasarkan keragaman studi dan komentar pihak terkait. Berikut rinciannya:
PLTU
Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro mengklaim kualitas udara buruk di Jakarta bukan akibat asap dari PLTU, termasuk PLTU Suralaya, Banten.
Hal itu berdasarkan hasil citra satelit Sentinel-5P yang memuat informasi sebaran tropospheric column density untuk beberapa gas, termasuk nitrogen dioksida (NO2).
"Kita juga melakukan studi untuk PLTU, juga untuk menjawab apakah (emisi) PLTU masuk ke Jakarta atau tidak. Sudah terkonfirmasi, bahwa sebagian besar masuk ke Selat Sunda, tidak ke arah Jakarta," kara dia, Minggu (13/8).
Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Andry Satryo Nugroho membantah klaim KLHK. Ia menyebut ada 16 PLTU batu bara yang mengepung Jakarta, yakni 10 di Banten dan 6 lainnya di Jawa Barat.
Menurutnya, emisi PLTU turut menyumbang polusi udara di Jabodetabek, khususnya Jakarta.
"Menurut saya, ini akal-akalan KLHK saja untuk mendorong adanya transformasi kendaraan bermotor dari konvensional menuju berbasis listrik. KLHK perlu berani menentukan bahwa industri manufaktur juga, tidak hanya PLTU batu bara, tapi dari industri-industri lain, seperti petrokimia, besi dan baja, sampai semen yang juga jadi kontributor (polusi udara)," katanya, Senin (14/8).
Senada, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga mengakui pembangkit listrik jadi salah satu dari tiga penyebab polusi udara Jakarta.
"Lihat polusi udara di Jakarta karena tiga hal. Satu kendaraan, kedua pabrik, ketiga pembangkit tenaga listrik," katanya dalam seminar di Auditorium Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa (15/8).
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan Walhi bersama Greenpeace pada 2017, 10 PLTU berbahan bakar batu bara di Banten tercatat menyumbang polusi di Jakarta.
Yakni, PLTU Lestari Banten Energi berkapasitas 670 MW, PLTU Suralaya unit 1-7 berkapasitas 3400 MW, PLTU Suralaya unit 8 berkapasitas 625 MW, PLTU Labuan unit 1-2 berkapasitas 600 MW, dan PLTU Merak Power Station unit 1-2 berkapasitas 120 MW.
Kemudian PLTU Lontar unit 1-3 berkapasitas 945 MW, PLTU Lontar Exp berkapasitas 315 MW, PLTU Babelan unit 1-2 berkapasitas 280 MW, PLTU Pindo Deli dan Paper Mill II berkapasitas 50 MW, serta PLTU Pelabuhan Ratu unit 1-3 berkapasitas 1050 MW.
Transportasi
Berdasarkan Public Expose: Strategi Pengendalian Pencemaran Udara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta 2022 yang dirilis Senin (19/9), kendaraan bermotor jadi sumber paling signifikan polusi Jakarta.
DLH DKI, menurut inventarisasi emisi DLH di 2020, mengungkap ada empat sektor yang dihitung, yakni industri energi, manufaktur, transportasi, residensial dan komersial.
"Dari inventarisasi emisi tersebut, sektor transportasi menjadi kontributor terbesar terutama untuk polutan NOx, CO, PM10, PM2.5. SO2 didominasi oleh sektor industri,"
Ada tujuh jenis polutan yang diteliti yakni karbon monoksida (CO), Nitrogen Oxsida (NOx), Sulfur dioksida (SO2) Partikulat udara 10 mikrometer (PM10), partikulat udara 2,5 mikrometer (PM2,5), karbon hitam (BC), dan Non-methane volatile organic compounds (NMVOC).
CO menjadi yang terbanyak, yakni 298.171 ton, dengan kendaraan bermotor menyumbang 28.317 ton atau 96,36 persen di antaranya.
Selain kendaraan bermotor, penyumbang CO terbesar di Jakarta adalah sektor industri (3.738 ton, 1,25 persen), pembangkit listrik (5.252 ton, 1,76 persen), perumahan (1.774 ton, 0,59 persen), dan komersial (90 ton, 0,03 persen).
Uap air hingga karhutla di halaman berikutnya...
Karhutla Hingga El Nino
Komentar
Posting Komentar