Data KLHK: Udara Pontianak Berbahaya, 'Hitam' Sejak Jam 12.00 WIB - CNN Indonesia

 

Data KLHK: Udara Pontianak Berbahaya, 'Hitam' Sejak Jam 12.00 WIB

Kamis, 17 Agu 2023 15:45 WIB
ISPU KLHK mengungkap udara Pontianak, Kalbar, dalam kategori Bahaya, yang ditunjukkan dengan warna hitam. Apa sebabnya?
Ilustrasi. Kalbar tengah dikepung karhutla. (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kualitas udara di Pontianak, Kalimantan Barat, dalam status bahaya, yang diindikasikan dengan warna hitam, diduga buntut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Hal itu berdasarkan data Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang merupakan hasil pemantauan Stasiun Pontianak Tenggara, Pontianak.

Kategori Berbahaya itu berlaku untuk salah satu unsur kualitas udara, yakni PM2,5 yang nilainya mencapai 302. Hal ini membuat Pontianak jadi satu-satunya wilayah di Indonesia yang mendapat kategori hitam.

Status bahaya itu terjadi sejak pukul 12.00 WIB (303), berlanjut pada jam 13.00 WIB (303), pukul 14.00 WIB (302), hingga kini pukul 15.00 WIB (301).

Sementara, indikator kualitas udara lainnya bervariasi antara Baik hingga Tidak Sehat. Berikut rincian data ISPU KLHK itu:

1. PM10 skor 153, status Tidak Sehat.

2. PM2.5 skor 302, Berbahaya.

3. SO2 (Sulsfur Dioksida) 39, Baik.

4. CO (Karbon Monoksida) 114, Tidak Sehat.

5. O3 (Ozon permukaan) 9, Baik.

6. No2 (Nitrogen Dioksida) 43. Baik.

7. HC (Hidrogen Karbon) 107, Tidak Sehat.

Sebagai informasi, PM10 sendiri merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer), bentuknya bisa berupa asap, debu, jelaga, garam, asam, dan logam.

Sementara, PM2,5 adalah partikel halus di udara yang ukurannya 2,5 mikron atau lebih kecil.

Sumbernya berasal dari penggunaan bahan bakar fosil (BBM) pada kendaraan bermotor, pembakaran di pembangkit listrik, proses industri, kompor, kayu rumah, asap dari kembang api, rokok, serbuk sari, hingga spora.

Menurut data situs pemantau udara IQAir, dua kota di Kalbar merajai wilayah dengan kualitas udara terburuk secara nasional. Yakni, Terentang dengan skor 198 (Tidak Sehat) dan Mempawah dengan nilai 173 (Unhealthy).

Apa pemicunya?

Sejauh ini otoritas terkait masih enggan menyebut secara langsung polusi buruk di Kalbar terkait dengan faktor tertentu.

Namun, beberapa waktu lalu, Gubernur Kalbar Sutarmidji mengatakan pihaknya saat ini juga tengah berupaya mencegah karhutla tidak meluas di wilayahnya.

berdasarkan pantauan BMKG Supadio Pontianak terdapat lebih dari 1.700 titik panas di seluruh Kalbar.

"Kebakaran hutan dan lahan adalah ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Kami bekerja keras bersama TNI/Polri dan BPBD untuk meredam api yang merajalela, namun, satu kendala besar yang kami hadapi adalah minimnya pasokan air yang diperlukan untuk memadamkan api," kata dia, dikutip dari Antara, Senin (14/8).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak Syarif Usmulyono mengklaim terkadang karhutla terjadi dengan tidak disengaja. Biasanya, itu bisa karena cuaca yang sedang panas, kayu dan ranting bergesekan sehingga bisa saja menimbulkan api.

"Makanya diperlukan pengawasan ataupun kesiapsiagaan tadi. Begitu akan titik api harus langsung dipadamkan agar tidak menyebar," katanya.

Dia pun mengimbau warga untuk mengurangi aktivitas luar rumah, terutama di sore hari.

"Kami mengimbau warga Kota Pontianak baik dari sekolah maupun masyarakat untuk tidak berolahraga di sore hari. Kemudian jangan berada di luar ruangan dan di rumah saja. Kalaupun harus berkegiatan di luar silakan gunakan masker," ujar dia.

Sementara itu, tim gabungan TNI/Polri, Brimob, BPBD Kubu Raya, Kalbar, serta pemadam kebakaran (damkar) swasta di Kabupaten Kubu Raya bekerja keras memadamkan api di lahan kosong di Desa Sungai Raya Dalam, Kecamatan Sungai Raya, Kubu Raya.

Masalahnya adalah ada keterbatasan pasokan air.

Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan luasnya lahan gambut dan keterbatasan pasokan air di area ini menyulitkan mitigasi kebakaran. Ia pun mendorong kepala desa dan Ketua RT untuk mengambil inisiatif mendirikan kolam-kolam kecil guna menampung air.

"Ke depannya, saya meminta agar desa dan RT proaktif dalam membangun kolam penampungan air. Hal ini akan sangat membantu ketika musibah kebakaran kembali melanda, sehingga respon pemadaman dapat dilakukan lebih cepat," kata dia.

(arh/arh)

Baca Juga

Komentar