Anggaran Pendidikan Meningkat 19,7 Persen Jadi Rp 660,8 T, untuk Apa Saja?
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F1646480148.jpg)
Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengungkapkan, pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan dalam RAPBN 2024 sebesar Rp 660,8 triliun, meningkat 19,7% dari outlook 2023 sebesar Rp 552,1 triliun. Anggaran jumbo tersebut dialokasikan sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Kita memberikan beberapa kenaikan anggaran, baik di Kemendikbudristek, Kementerian Agama, dan Kementerian Ketenagakerjaan, terutama untuk perbaikan skill dan reskilling," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RAPBN 2024 di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Sri Mulyani menambahkan, prioritas anggaran bidang pendidikan akan diarahkan untuk meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing dan mampu beradaptasi. Kebijakan tersebut dilakukan, antara lain melalui peningkatan akses pada seluruh jenjang pendidikan, penyediaan sarana dan prasarana, penyediaan bantuan pendidikan, dan peningkatan kualitas pendidikan termasuk kesesuaian (link and match) dengan dunia industri
Dipaparkan Sri Mulyani, dari total Rp 660,9 triliun tersebut, belanja pemerintah pusat mencapai Rp 237,3 triliun, antara lain untuk dukungan pendidikan pada Program Keluarga Harapan (PKH), Program Indonesia Iintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar (KIP), bantuan operasional sekolah (BOS), serta bantuan operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN).
Anggaran pendidikan tersebut juga digunakan untuk transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp 346,6 triliun, antara lain dana alokasi umum (DAU) pendidikan, gaji pendidik, hingga dana BOS bagi siswa didik dan sekolah penggerak. Anggaran juga digunakan untuk pembiayaan, khususnya dana abadi di bidang pendidikan.
"Yang below the line (pembiayaan, Red) sebesar Rp 77 triliun, terutama untuk pembiayaan dana abadi di bidang pendidikan, baik untuk pendidikan, research, maupun perguruan tinggi dan kebudayaan," jelas Sri Mulyani.
Secara umum, pendapatan negara pada RAPBN tahun anggaran 2024 ditargetkan sebesar Rp 2.781,3 triliun, sedangkan belanja negara diproyeksikan mencapai Rp 3.304,1 triliun, sehingga defisit anggaran menjadi sebesar 2,29% PDB atau sebesar Rp 522,8 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar