Bali Tower Ngaku Baru Tahu Kondisi Sultan Rif'at 5 Bulan Setelah Kecelakaan - Kumparan

 

Bali Tower Ngaku Baru Tahu Kondisi Sultan Rif'at 5 Bulan Setelah Kecelakaan

Pengacara terdakwa kasus korupsi BTS Irwan Hermawan, Maqdir Ismail di PN Jakarta Selatan, Senin (10/7). Foto: Jonathan Devin/kumparan
Pengacara terdakwa kasus korupsi BTS Irwan Hermawan, Maqdir Ismail di PN Jakarta Selatan, Senin (10/7). Foto: Jonathan Devin/kumparan

Kuasa hukum PT Bali Towerindo Sentra Tbk, Maqdir Ismail, mengungkapkan kliennya tahu ada masalah kabel jaringan pada 5 Januari 2023 di Jalan Antasari, Jakarta Selatan. Tapi perusahaan tidak tahu masalah itu menyebabkan Sultan Rif'at Alfatih celaka.

"Pihak Bali Tower ini tahu ada kejadian pada tanggal 5 Januari itu terbatas pada tidak berfungsinya internet," ujar Maqdir dalam konferensi pers di Hotel All Seasons, Jakarta Pusat, Kamis (3/8).

Maqdir mengeklaim teknisi yang datang ke lokasi kejadian tidak mendapatkan informasi ada korban terluka akibat kabel fiber optik yang terjuntai di jalanan tersebut

"Siapa yang mengalami kecelakaan, kecelakaan seperti apa, tidak ada informasi yang diterima pada malam hari itu. [Tim] melakukan perbaikan itu sampai jam 11 besoknya selesai," jelas Maqdir.

"Jadi perbaikan pada Kamis 6 januari oleh Bali Tower karena ada info internet mati, dan komplain pihak sekitar pengguna internet ga bisa berinternet, langsung diperbaiki," sambungnya.

Mereka mengaku baru mengetahui soal kecelakaan yang menimpa Sultan Rif'at Alfatih itu 5 bulan kemudian. Keadaan Sultan diketahui dari informasi pihak Kelurahan Cilandak Timur.

Dokkes Polri dan Polres Metro Jakarta Selatan kunjungi rumah Sultan Rifat Alfatih, mahasiswa korban jeratan kabel fiber optik. Foto: Dok. Istimewa
Dokkes Polri dan Polres Metro Jakarta Selatan kunjungi rumah Sultan Rifat Alfatih, mahasiswa korban jeratan kabel fiber optik. Foto: Dok. Istimewa

"Pihak kami baru mengetahui adanya korban setelah 5 bulan kemudian, pada 23 Mei 2023. Ini karena ada kecelakaan yang katanya karena kabel fiber optik yang melintang di Antasari. Kelurahan Cilandak panggil Bali Tower. Kami baru tahu ada korban bernama Sultan," jelas Maqdir.

Sultan Fatih Celaka karena Kabel Fiber Optik

Sultan Rif'at Alfatih ialah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Brawijaya. Lehernya terjerat kabel fiber optik yang menjuntai di jalanan pada 5 Januari 2023, malam.

Ayahanda Rif'at, Fatih, menjelaskan malam itu anaknya tengah berkeliling Jakarta bersama teman-temannya menggunakan sepeda motor. Sesampainya di dekat lokasi pengobatan Patah Tulang Haji Naim, terdapat kabel yang menjuntai ke jalanan. Kabel itu rupanya tersangkut ke mobil SUV yang berjalan tepat di depan korban.

"Mobilnya kan jalan terus ke depan. Nah kabel fiber optik itu kan sangat kuat karena dalamnya ada sling baja, sehingga tidak putus lah. Dibawa terus sampe titik tertentu lepas," kata Fatih saat dihubungi pada Rabu (26/7).

"Begitu lepas ngejepret orang yang di belakang yaitu anak saya. Pas kena lehernya," imbuh dia.

Petugas Dinas Bina Marga DKI Jakarta menertibkan kabel jaringan utilitas di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Senin (5/6/2023). Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Petugas Dinas Bina Marga DKI Jakarta menertibkan kabel jaringan utilitas di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Senin (5/6/2023). Foto: Fitra Andrianto/kumparan

Menurut Fatih, kala itu anaknya langsung terjatuh tak sadarkan diri. Teman-temannya dibantu warga sekitar langsung melarikannya ke RS Fatmawati untuk mendapatkan pertolongan pertama.

"Dinyatakan oleh dokter RS Fatmawati pas kecelakaan itu kan tulang tenggorokan itu kan putus. Kemudian saluran makan, saluran napasnya juga putus. Itu yang membuat dia tidak sadarkan diri," beber Fatih.

Nahas, kurang lebih 4 bulan Rifat harus terbaring dalam kondisi kritis di RS Fatmawati. Hingga akhirnya, kondisinya mulai membaik hingga diperbolehkan pulang.

Namun setelah 7 bulan berlalu, kondisi Rifat belum pulih sempurna. Ia masih tak bisa berbicara dan makan dengan normal. Berat badannya pun turun drastis.

"Secara fisik anak saya sudah lebih baik, sudah bisa jalan, sudah bisa beraktivitas, ingatannya pun sudah 100 persen nggak ada masalah. Tapi dia belum bisa bicara karena napasnya masih ada di leher itu, di tenggorokan. Kemudian makannya juga masih sama dari hidung yang disuntikkan. Makannya pun harus makan cair," tutur Fatih.

Baca Juga

Komentar