Curhat Muslim Swedia Keberadaannya Tak Diakui Pemerintah - CNN Indonesia

 

Curhat Muslim Swedia Keberadaannya Tak Diakui Pemerintah

By CNN Indonesia

CNN Indonesia

Jumat, 04 Agu 2023 20:12 WIB

Sejumlah Muslim di Swedia menceritakan pengalaman tak menyenangkannya selama tinggal di negara yang kerap mengizinkan aksi pembakaran Al Quran.

Warga Swedia. (AP/Claudio Bresciani)

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah Muslim di Swedia menceritakan pengalaman tak menyenangkannya selama tinggal di negara yang kerap mengizinkan aksi pembakaran Al Quran.

Sofia, perempuan 36 tahun yang bekerja di lembaga pendidikan orang dewasa, mengaku merasa seolah agamanya sering dianggap biang masalah. Bukan cuma agama, bahkan dirinya dan umat Muslim lain seperti tak dianggap keberadaannya.

"Kami lahir dan besar di sini selama beberapa generasi, tapi mereka (pemerintah) tidak bicara tentang Muslim seolah kami bukan bagian dari Swedia," kata Sofia, seperti dikutip The Guardian, Kamis (3/8).

"[Padahal] kami berkontribusi [kepada negara]. Kami adalah pengacara, dokter, jurnalis, perawat, orang normal yang merupakan bagian dari Swedia," ucap dia melanjutkan.

Sofia juga menyinggung aksi pembakaran Al Quran yang belakangan sering terjadi di negara tersebut. Dia mengatakan aksi yang dikecam oleh nyaris seluruh negara mayoritas Muslim itu bukan cuma "krisis Al Quran" tetapi "krisis rasisme."

"Mereka mengkritik kami (lewat pembakaran Al Quran) seolah itu adalah krisis yang terjadi karena Muslim, padahal kami tidak pernah menyinggung mereka maupun membakar kitab siapa pun," ucap Sofia.

Awas Panas: RI Jadi Juru Damai Rusia-Ukraina, Ngadi-ngadi atau Bisa?

Dua pria Irak pada Senin (31/7) melakukan demonstrasi dengan membakar Al Quran di Swedia. Mereka juga melakukan hal serupa saat Iduladha Juni lalu di luar masjid Stockholm hingga menyulut amarah dan kecaman negara mayoritas Muslim, termasuk Arab Saudi.

Perdana Menteri Ulf Kristersson menuding orang-orang di luar Swedia menyalahgunakan undang-undang kebebasan berekspresi negara itu untuk menyebarkan kebencian dan "menyeret Swedia ke dalam konflik internasional."

Dia juga menyalahkan adanya kampanye disinformasi yang makin membuat marah orang-orang di dunia terhadap aksi pembakaran Al Quran di negaranya.

Seiring dengan itu, Kristersson tak berbuat banyak untuk mengurangi perlindungan hukum Swedia terhadap kebebasan berekspresi.

Dia hanya menyatakan bakal mempertimbangkan perubahan yang akan memungkinkan polisi menghentikan pembakaran Al Quran jika tindakan itu mengancam keamanan nasional.

Chafiya Kharraki, guru 45 tahun, mengatakan tak percaya klaim Kristersson bahwa disinformasi pihak asing yang harus disalahkan atas polemik belakangan ini. Sebaliknya, dia menilai Swedia perlu "bertanggung jawab atas tindakan tersebut."

"Ini adalah peristiwa kehidupan nyata yang telah menyebabkan kemarahan," katanya.

"Orang-orang tidak akan menoleransinya, tidak akan menerimanya. Itu tidak baik."

Lanjut baca di halaman berikutnya...

Curhat Muslim Swedia Keberadaannya Tak Diakui Pemerintah


BACA HALAMAN BERIKUTNYA

TOPIK TERKAIT

Baca Juga

Komentar