Dishub DKI: Mungkin Saja TransJ ke Soetta Dilengkapi Tempat Koper
Anggota DPRD DKI, Gilbert Simanjuntak, mengusulkan agar layanan bus TransJakarta ke Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dilengkapi tempat koper. Dinas Perhubungan DKI Jakarta bakal mengkaji usulan tersebut sambil mempelajari karakteristik penumpang.
"Memungkinkan, untuk hal itu sambil kita pelajari karakter penumpangnya," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo di Fairmont Hotel, Jakarta, Selasa (1/8/2023).
Syafrin menjelaskan alasan pentingnya mempelajari karakteristik penumpang. Mengingat, layanan bus TransJakarta koridor SH 1 tak berhenti di terminal penumpang, melainkan hanya berhenti di Terminal Kargo 1, Terminal Kargo 2, serta Perkantoran Soekarno-Hatta.
"Jika itu ditambahkan, tentu itu penumpang yang mau ke terminal 1, 2, 3, tentu perlu effort ya. Nah ini tentu kita terus pelajari karakter penumpangnya," terangnya.
Penumpang TransJ Rute Soetta Mayoritas Karyawan
Di sisi lain, Syafrin menyebut saat ini penumpang koridor SH1 kebanyakan karyawan Bandara Soetta. Meski begitu, saat ini rasionya masih sangat dinamis.
"(Kebanyakan) karyawan. Belum ada (rasio) karena sekarang masih sangat dinamis. Kemarin saat awal operasional itu pas libur sekolah, banyak yang kemudian mereka untuk rekreasi pengen lihat pesawat. Jadi naik bus ada peningkatan tuh. Kemudian turun, naik lagi. Nah ini mulai karyawan," terangnya.
Sejauh ini, Pemprov DKI bak menggencarkan sosialisasi untuk meningkatkan jumlah penumpang harian. Sosialisasi, kata dia, dilakukan oleh PT Transportasi Jakarta hingga Angkasa Pura II.
"TransJakarta maupun di AP II. Jadi melakukan sosialisasi ini kami harapkan juga ada peningkatan ridership dari pekerja yang beraktivitas di kawasan Bandara Soekarno-Hatta," terangnya.
Anggota DPRD Usul Ada Tempat Koper
Seperti diketahui, usulan tersebut disampaikan oleh anggota DPRD DKI Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak. Anggota Komisi DPRD DKI Bidang Transportasi itu meminta bus tersebut diberi fasilitas tempat koper.
Terkait tarif, Gilbert menyebut ada perhitungan sendiri. Selain itu, lanjut dia, tarif disertai subsidi.
"Harga tiket bus itu ada perhitungannya, dan merupakan subsidi lewat PSO (public service obligation). Sewaktu tarif integrasi dipatok jadi Rp 10 ribu, maka ini jadi pertimbangan. Apakah tarif ke Bandara Soetta masuk dalam tarif integrasi atau sendiri," katanya.
Gilbert mengapresiasi terobosan rute TransJakarta ke Soetta. Apalagi, katanya, ini akan berdampak baik terhadap angka kemacetan di Jakarta.
"Memang dari kebutuhan masyarakat, sekadar bus tanpa bawa koper tentu lebih terjangkau dengan bus TransJakarta. Walau demikian, ini terobosan yang baik untuk mengurangi kendaraan di Ibu Kota. Mereka yang dari luar Jakarta tinggal menyambung kereta api KCI ke bus," katanya.
(taa/aik)
Komentar
Posting Komentar