Pilihan

Kutuk Keras Aksi Bakar Al-Qur’an, Jokowi: Islamofobia Harus Diberantas! By BeritaSatu

 

Kutuk Keras Aksi Bakar Al-Qur’an, Jokowi: Islamofobia Harus Diberantas!

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
July 24, 2023
Joko Widodo.
Joko Widodo.

Jakarta, Beritasatu.com - Presiden Jokowi menegaskan, islamofobia dalam bentuk apa pun harus diberantas. Ia menanggapi maraknya aksi pembakaran Al-Qur’an yang terjadi di Swedia dan Denmark baru-baru ini.

Pernyataan Presiden Jokowi ini diungkapkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi ketika mendampingi kunjungan Sekjen Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Hissein Brahim Taha ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (7/8/2023).

Retno menyatakan, dalam pertemuan tersebut Presiden Jokowi dan Sekjen OKI sepakat untuk terus berupaya memberantas islamofobia.

"Bapak Presiden mengutuk dengan keras, bersama dengan Sekjen OKI pembakaran kitab suci Al-Qur’an, dan beliau berdua sepakat bahwa islamofobia harus diberantas," ungkap Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin siang.

Dalam pertemuan tersebut Retno mengungkapkan, Jokowi mengapresiasi upaya OKI yang telah menggelar pertemuan khusus dengan para menteri luar negeri. Sebelumnya, OKI menggelar konferensi luar biasa (KLB) ke-18 tingkat menteri luar negeri OKI di Jeddah, Arab Saudi, secara virtual, pada 31 Juli 2023 lalu, untuk membahas insiden penistaan kitab suci tersebut.

"Presiden menghargai upaya OKI untuk menyelenggarakan pertemuan para khusus menteri luar negeri OKI, di mana saya sendiri hadir di dalamnya," kata Retno.

Selain membahas insiden pembakaran kitab suci Al-Qur’an, dalam pertemuan tersebut Sekjen OKI kembali mengapresiasi upaya Indonesia dalam membantu perempuan dan anak-anak di Afghanistan untuk bisa mendapatkan akses pendidikan secara merata. Sekjen OKI juga mengapresiasi peran aktif para ulama Indonesia dalam berpartisipasi pada kunjungan ulama OKI ke Afghanistan tahun lalu

"Sekjen OKI juga mengapresiasi peran aktif para ulama Indonesia. Tahun ini juga sudah direncanakan akan ada kunjungan ulama OKI yang kedua yang Indonesia juga akan berpartisipasi," tambah Retno.

Sejak dibentuk pada tahun 1969 dalam konferensi di Maroko, OKI yang beranggotakan 57 negara, aktif menyuarakan mendorong isu perdamaian dan dialog untuk membahas tantangan yang dihadapi negara-negara berpenduduk Muslim. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, Indonesia aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di bawah naungan OKI.

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek