Pakar BRIN Ungkap Kendala Modifikasi Cuaca untuk Bilas Polusi Udara DKI
Peneliti Laboratorium Teknologi Modifikasi Cuaca BRIN Budi Harsoyo mengatakan modifikasi cuaca yang dilakukan pada 20 Agustus lalu berhasil menciptakan hujan. Hujan sempat terjadi di wilayah Bogor, Depok hingga Tangerang Selatan.
Hanya saja ia menyebut modifikasi cuaca agar hujan turun belum bisa sampai ke Jakarta,
"Kendala terbesar karena memang secara musim, saat ini adalah musim kemarau. Ditambah secara iklim, saat ini sedang terjadi fenomena El Nino.. Sangat sulit mengharapkan terjadinya hujan, karena potensi yang tersedia sangat kecil," katanya saat dihubungi detikcom, Selasa (22/8/2023).
300x250
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Per tanggal 19 dan 21 Agustus, hujan sempat mengguyur wilayah Bogor setelah dilakukan modifikasi cuaca. Hal tersebut diharapkan mampu mengurangi efek polusi udara di sekitarnya.
Budi menjelaskan hujan yang terjadi di wilayah Bogor pada periode 19-21 Agustus adalah hasil penyemaian awan yang memanfaatkan pertumbuhan awan-awan orografis yang terbentuk karena proses pengangkatan massa udara karena naik akibat topografi (pegunungan), yang memang secara lokasi hanya bisa dijumpai di daerah Bogor dan sekitarnya.
Namun belum terjadi hujan di Jakarta karena kelembaban udara di lapisan atas sangat kering, sehingga awan-awan yang ada tidak banyak mengandung uap air. Selain itu CAPE (Convective available potential energy) atau energi pengangkatan juga sangat rendah, sehingga sulit terbentuk awan-awan konvektif.
"Karena kandungan airnya sedikit, energinya rendah dan angin juga relatif calm, awan yang menjadi hujan tersebut hanya bisa turun dengan intensitas ringan dan tidak meluas sampai ke wilayah Jakarta," tandasnya.
Simak Video "Kata BMKG soal Hujan Buatan Jadi Solusi Polusi Udara di DKI"
(kna/kna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar