China Lanjutkan Kebijakan Bebas Visa Demi Tarik Wisatawan Asing
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fvisual%2F2020%2F03%2F27%2Fa862b300-e60e-4201-bb72-bc24480ccd74_169.jpeg%3Fw%3D400%26q%3D90)
China akan melanjutkan kebijakan bebas visa dan mempertimbangkan untuk menambahkan lebih banyak negara ke dalam daftar bebas visa. Hal tersebut guna membantu meningkatkan bisnis pariwisata China pascapandemi.
Menurut dokumen kebijakan yang dirilis pada Jumat (29/9), seperti diberitakan Reuters, Dewan Negara China mengatakan lebih banyak penerbangan internasional akan dilanjutkan atau ditambah.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2018%2F10%2F10%2Fb3078160-ea32-448d-a0e6-821f1ba5d0f5_169.jpeg)
Dalam sebuah pernyataan yang dimuat di situs web pemerintah pusat, kebijakan bebas visa dan jaminan visa pada saat kedatangan akan dipromosikan.
Tak hanya itu,pemerintah juga mengatakan izin imigrasi yang lebih lancar bagi kapal pesiar dan wisatawan yang mengemudi sendiri juga akan semakin digencarkan.
Pemerintah juga menyerukan peningkatan layanan tax rebate (pemotongan pajak ekspor), seperti pendirian lebih banyak lagi toko-toko dengan tax rebate untuk mengundang para wisatawan asing.
Sebelumnya, China memang tengah berusaha membangkitkan kembali mereka sebagai pasar dengan mempermudah wisatawan asing ke negara mereka, salah satunya adalah catatan perjalanan calon turis.
Berdasarkan aturan baru pengajuan visa pada pertengahan September 2023, calon wisatawan kini hanya perlu melaporkan catatan perjalanan satu tahun terakhir. Sedangkan dalam aturan sebelumnya adalah lima tahun terakhir.
"Perubahan ini mencakup tujuh item utama dan 15 sub-item, terutama mengenai latar belakang pendidikan pelamar, informasi keluarga dan riwayat perjalanan sebelumnya," kata Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri China dalam konferensi pers, Rabu (20/9).
"Kementerian Luar Negeri akan terus memfasilitasi pertukaran antarmasyarakat Tiongkok dengan negara-negara lain serta melayani pembangunan berkualitas tinggi dan keterbukaan tingkat tinggi," kata Mao.
Lebih dari 65 juta wisatawan asing ke China pada 2019. Hal tersebut menghasilkan pendapatan negara tersebut hampir $900 miliar, menurut Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China.
Belum ada data resmi mengenai wisatawan asing yang mengunjungi China dari 2020 hingga 2022. Dalam periode itu, China memberlakukan karantina COVID-19 sangat ketat dan menutup semua perjalanan domestik dan luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar