Kadyrov Dipanggil Putin Seusai Insiden Pemukulan Tahanan yang Bakar Al-Qur'an
Penulis: Surya Lesmana | Editor: LES
Moskwa, Beritasatu.com - Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov dipanggil Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Kamis (28/9/2023). Pertemuan itu dikaitkan dengan pemukulan seorang tahanan etnis Rusia yang membakar Al Qur’an oleh putra Ramzan Kadyrov, Adam.
Menurut Ramzan Kadyrov, dalam pertemuan dengan Putin dibahas mengenai kontribusi wilayahnya terhadap perang di Ukraina.
Ramzan Kadyrov telah mendapat kelonggaran yang luas dari Putin untuk menjalankan wilayah Chechnya. Namun, ia telah membuat marah kelompok garis keras pro-Kremlin minggu ini, setelah memuji putranya yang berusia 15 tahun, Adam, karena memukuli seorang tahanan etnis Rusia di tahanan Chechnya.
Ramzan Kadyrov mengunggah di Telegram bahwa dia dan Putin telah membicarakan berbagai topik termasuk peran pejuang Chechnya di Ukraina. Dia menambahkan dengan nada menggoda bahwa masalah lain telah diangkat, dan berjanji bakal lebih lanjut membahas mengenai hal ini nanti.
Tidak jelas apakah yang dia maksud adalah insiden pemukulan bulan lalu di mana putranya, Adam, menendang dan meninju seorang tahanan bernama Nikita Zhuravel yang dituduh membakar Al Qur’an.
Ramzan Kadyrov mengunggah video aksi putranya itu pada hari Senin dan mengatakan dia bangga dengan putranya karena membela agama Muslimnya.
Dugaan pembakaran Al Qur’an tidak terjadi di Chechnya, tetapi penyelidik Rusia mengatakan mereka memindahkan Zhuravel ke tahanan Chechnya karena umat Islam di sana menganggap diri mereka sebagai korban insiden tersebut.
Pemukulan tersebut membuka tuduhan kepada Putin bahwa ia telah menyerahkan seorang etnis Rusia untuk dihabisi oleh orang-orang Chechnya, kata mantan penulis pidato Kremlin Abbas Gallyamov, yang kini menjadi kritikus keras Putin.
Rumor beredar bulan ini bahwa Ramzan Kadyrov (46), sakit parah di rumah sakit, tapi dia tertawa dan meregangkan otot bisepnya ketika ditanya tentang kesehatannya oleh seorang reporter TV Rusia.
Komentar
Posting Komentar