Dinkes Kalsel Imbau Warga Pakai Masker Waspadai ISPA | Garuda News 24
REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN — Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Diauddin mengimbau masyarakat setempat untuk memakai masker. Hal ini sebagai langkah antisipasi dan waspada terhadap penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) karena meningkatnya kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
Diauddin mengatakan, salah satu langkah untuk menghindari penyakit tersebut, masyarakat diimbau untuk memakai masker, utamanya saat bepergian ke luar rumah. “Kami imbau agar masyarakat dapat menggunakan masker saat keluar rumah dan selalu menjaga kesehatan dengan minum vitamin dan air putih yang banyak,” ujarnya, Sabtu (9/9/2023).
Dia menyampaikan dengan terjadinya kemarau yang cukup panjang tahun ini, ditambah banyaknya musibah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), menyebabkan udara menjadi kurang sehat. Akibatnya, kata Diauddin, laporan penyakit ISPA di sejumlah kabupaten/kota di provinsi ini naik, sehingga harus diwaspadai semua.
Paling parah dilaporkan di Kota Banjarmasin. Jumlah kasus penyakit ISPA di kota tersebut sebanyak 36.082 kasus, selanjutnya di Kabupaten Banjar sebanyak 26.237 kasus.
Kemudian, di Kota Banjarbaru sebanyak 22.910 kasus, Kabupaten Hulu Sungai Tengah 17.699 kasus, Kabupaten Kotabaru 13.445 kasus, Kabupaten Balangan 12.174 kasus, Kabupaten Hulu Sungai Selatan 11.584 kasus, Kabupaten Hulu Sungai Utara 10.267 kasus, Kabupaten Tabalong 9.875 kasus.
Kemudian, di Kabupaten Tanah Bumbu sebanyak 9.786 kasus, Kabupaten Tapin sebanyak 9.698 kasus dan Kabupaten Barito Kuala sebanyak 8.125 kasus. “Jadi, total kasus ISPA pada 13 kabupaten/kota di Kalsel sebanyak 189.111 kasus,” ujarnya.
Dengan makin naiknya kasus ISPA bulan ini dibanding bulan-bulan sebelumnya, harus ditanggulangi secara serius, kolaborasi antar-Pemprov dan kabupaten/kota. Memang, lanjut Diauddin, kasus ISPA ini tidak hanya karena asap karhutla, namun juga karena debu yang terkandung cukup tinggi di udara, karena tanah kering akibat kemarau ini.
“Untungnya sampai saat ini tidak ada laporan pasien ISPA yang meninggal dunia,” ujarnya.
Namun demikian, kata Diauddin, Pemprov Kalsel dan jajaran kesehatan terus bergerak menanggulangi penyakit ISPA akibat karhutla dengan cara membagikan masker kepada masyarakat, memberikan pelayanan kesehatan di setiap posko karhutla dan lainnya.
“Kita juga sudah membuat surat edaran ke kabupaten/kota tentang kewaspadaan terhadap peningkatan penyakit ISPA,” kata Diauddin.
sumber : Antara
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Komisi Antar Agama Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia Pdt Martin Lukito Sinaga menyampaikan pandangannya soal usulan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang ingin mengontrol rumah ibadah. Martin menjelaskan, hal terpenting adalah agama melakukan proses pendidikan toleransi.
“BNPT tentu punya cara pandang terhadap masalah ini. Tetapi kalau dikembalikan kepada agama, mari kita mengembangkan spirit toleransi, perdamaian, dan juga kesejahteraan bersama agar hal itu juga dapat dikerjakan oleh agama,” jelasnya di sela-sela agenda The Launch of a Global 5P Movement yang digelar Lima Cakra Buana Foundation di Jakarta, Kamis (7/9/2023).
BNPT, menurut Martin, mungkin memiliki data yang tidak diketahui oleh masyarakat sehingga kemudian memunculkan wacana untuk mengontrol rumah ibadah. “Tetapi, PR kita adalah toleransi,” tuturnya.
Martin mengatakan, toleransi saat ini masih harus ditumbuhkan dan dirawat. Toleransi juga mesti memperhatikan aspek partnership agar semua ikut terlibat. Dengan demikian, toleransi tidak hanya datang dari atas, tetapi juga tumbuh dari bawah yang dalam hal ini ialah akar rumput masyarakat.
“Bagaimana agar umat itu toleran, perhatikan kehidupannya, dengarkan keluhannya. Bukan toleransi yang didrop, tetapi toleransi yang tumbuh dari bawah,” katanya.
Terkait gerakan 5P yang menjadi inisiatif dari Lima Cakra Buana Foundation, Martin mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh Yayasan Lima Cakra Buana melalui gerakan lima tersebut, yakni peace, prosperity, people, planet, dan partnership.
Menurut Martin, masyarakat perlu terlibat untuk terus meningkatkan lima hal tersebut, yakni perdamaian, kemakmuran, manusia, planet, dan kerja sama. “ASEAN disebut sebagai episentrum pertumbuhan. Maka agama-agama perlu ikut dalam pelestarian lingkungan, kesejahteraan bersama, partnership dan kerukunan yang bersifat harmoni antar agama,” kata dia.
Dia juga menambahkan, inisiatif ini berperan untuk menyebarkan bahwa pertumbuhan ASEAN itu bukan sepihak tetapi melibatkan banyak orang, dan juga untuk menjaga kelestarian lingkungan di planet bumi.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia, Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel menjelaskan pandangan utuhnya mengenai usulan mekanisme kontrol rumah ibadah sebagai upaya mencegah radikalisasi. Dia menjelaskan, upaya ini diusulkan dengan menekankan pentingnya melibatkan masyarakat setempat dalam pengawasan, bukan kontrol penuh dan sepihak oleh pemerintah.
“Terhadap penggunaan tempat-tempat ibadah untuk menyebarkan rasa kebencian, kekerasan, mekanisme kontrol itu artinya bukan pemerintah yang mengontrol. Mekanisme kontrol itu bisa tumbuh dari pemerintah beserta masyarakat,” kata Rycko siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Komentar
Posting Komentar