El Nino, 765 Hektare Lahan Sawah di Lampung Terancam Gagal Panen By BeritaSatu

 

El Nino, 765 Hektare Lahan Sawah di Lampung Terancam Gagal Panen

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
September 6, 2023
Sekitar 765 hektare lahan sawah di Provinsi Lampung terancam gagal panen akibat kekeringan yang disebabkan oleh fenomena El Nino, Rabu 6 September 2023
Sekitar 765 hektare lahan sawah di Provinsi Lampung terancam gagal panen akibat kekeringan yang disebabkan oleh fenomena El Nino, Rabu 6 September 2023

Bandar Lampung, Beritasatu.com- Sekitar 765 hektare lahan sawah di Provinsi Lampung terancam gagal panen akibat kekeringan yang disebabkan oleh fenomena El Nino. Data dari Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung menunjukkan bahwa kekeringan telah mempengaruhi sembilan kabupaten di provinsi tersebut.

Kabupaten Lampung Selatan memiliki lahan sawah terbesar yang terpengaruh, mencapai 205 hektare, diikuti oleh Kabupaten Tulang Bawang dengan 134 hektare, Kabupaten Lampung Barat dengan 118 hektare, Kabupaten Pesawaran dengan 120 hektare, dan Kabupaten Lampung Timur dengan 68 hektare. Kabupaten lain yang juga mengalami masalah serupa adalah Kabupaten Way Kanan, Pringsewu, dan Pesisir Barat.

Potensi kerugian yang dihadapi petani akibat kekeringan mencapai 1.954 ton gabah panen (GKP). Meskipun ancaman gagal panen ini signifikan, pemerintah provinsi menyatakan bahwa hal ini tidak akan berdampak pada pasokan beras di Lampung, karena provinsi ini memiliki lebih dari 400.000 hektare lahan sawah yang sebagian besar masih dalam kondisi aman.

BACA JUGA

“Itu sedikit, jadi tidak sampai terlalu berpengaruh terhadap produksi beras. Kondisinya sekarang kita masih aman,” kata Bani Ispriyanto di di komplek kantor Gubernur Lampung, Rabu (6/9/2023).

Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji–Sekampung untuk mengatur pengairan di saluran irigasi. Hal ini diharapkan dapat membantu petani mengatasi kekeringan selama masa tanam.

“Tadi disampaikan kepala BBWS, kondisi air sekarang masih aman, jadi tinggal pengaturannya saja. Jadi para petani tetap bisa mengambil air dari sungai saat masa tanam,” jelas Bani Ispriyanto.

Selama musim kemarau, pemerintah juga memberikan bantuan berupa bibit padi dan pupuk melalui program Gerakan Nasional Tanam Padi. Selain itu, bantuan berupa 190 pompa air telah disalurkan kepada kelompok tani di provinsi ini untuk membantu menyedot air dari sungai.

Pemprov Lampung juga mendorong petani di wilayah rawan agar mendaftar Asuransi Usaha Tani Petani (AUTP) untuk mengantisipasi gagal panen akibat kekeringan atau banjir.

Meskipun tantangan kekeringan ini serius, upaya telah dilakukan untuk membantu petani mengatasi dampak El Nino dan menjaga pasokan beras di Lampung yang merupakan salah satu produsen beras terbesar di Indonesia.

Baca Juga

Komentar