Jokowi Ingatkan Pilih Presiden 2024 yang Mampu Bawa Indonesia Sejahtera
Bogor, Beritasatu.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para relawannya untuk memilih presiden RI mendatang yang mampu membawa Indonesia sejahtera. Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu relawan pendukungnya yang tergabung dalam Solidaritas Merah Putih (Solmet) di Gedung Putih Tio Ma, Kota Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (16/9/2023).
Dikatakan, momentum Indonesia menjadi negara maju sangat bergantung pada kepemimpinan nasional periode 2024, 2029, dan 2034.
"Saya sampaikan hati-hati dalam menentukan kepemimpinan nasional 2024. Karena menyangkut 273 juta rakyat di 17.000 pulau. Pada tiga periode kepemipinan nasional ke depan ini sangat menentukan, di 2024, 2029, di 2034. Ini sangat menentukan sekali. Negara ini bisa melompat jadi negara maju dan sejahtera atau tidak," jelas Jokowi.
"Kita harus mampu dalam tiga periode ke depan, memiliki pemimpin yang bisa membawa kita semua melompat menjadi negara sejahtera. Karena kita ingin sejahtera. Ada yang tidak mau sejahtera? tunjuk jari. Saya beri sepeda. Semua kita ingin sejahtera," tambahnya.
Jokowi menyampaikan tantangan yang akan dihadapi Indonesia di masa depan semakin sulit. Hal ini karena perekonomian dunia belum pulih pasca-Covid-19. Selain itu, saat ini muncul krisis energi dan pangan.
"Kita juga harus ingat tantangan setelah Covid-19 ini semakin tidak gampang, semakin sulit, setelah Covid-19, ekonomi dunia belum pulih, krisis energi masih terjadi di beberapa negara, krisis pangan karena perang di Ukraina juga melanda banyak negara," kata Jokowi.
Jokowi mengakui terdapat 19 negara yang tidak mau melakukan ekspor pangan. Akibatnya, seluruh negara mengalami kekurangan stok beras dan gandum.
"Alhamdulillah setelah Covid-19, Indonesia adalah salah satu negara terbaik yg bisa mengatasi Covid-19, sekaligus ekonominya, karena ada negara yg bisa mengatasi Covid-19, tetapi ekonominya belum pulih. Banyak," ungkapnya.
Bahkan, Jokowi menjelaskan, saat ini terdapat 96 negara yang telah menjadi pasien Dana Moneter Internasional (IMF).
"Saat ini ada 96 negara yg jadi pasien IMF, 96 negara, kita pernah jdi pasien IMF tahun 97-98 karena krisis ekonomi. Sekarang ini lebih banyak lagi, 96 negara jadi pasiennya IMF. Inilah yang wajib kita syukuri, karena untuk keluar setelah krisis Covid, itu tidak mudah. Harga pangan naik, energi naik, bunga bank di semua negara naik," papar Jokowi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar