Pilihan

Pasar Tanah Abang Sepi, Netizen: Banyak Pungli, Mending Belanja Online By BeritaSatu

 

Pasar Tanah Abang Sepi, Netizen: Banyak Pungli, Mending Belanja Online

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
September 29, 2023
Suasana sepi di Pasar Tanah Abang, Jakarta.
Suasana sepi di Pasar Tanah Abang, Jakarta.

Jakarta, Beritasatu.com - Kondisi pusat grosir terkemuka Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang sepi pengunjung mendapat komentar miring netizen karena ternyata masih ada pungutan liar saat parkir. Masuk akal apabila kondisi itu memicu pengunjung memilih berbelanja online.

Akun Instagram @lensa_berita_jakarta yang dilihat Beritasatu.com, Jumat (29/9/2023), mengunggah sebuah tangkapan layar dari akun bertuliskan Andreas Natawijaya yang mengeluhkan tarif parkir mencekik di Pasar Tanah Abang, .

Pada tangkapan layar itu ditulis pengalaman masuk Pasar Tanah Abang. Ketika memasuki parkir melewati portal ternyata di dalam ada oknum yang meminta Rp 35.000, tanpa bisa ditawar. Padahal, si pengendara mobil sudah bayar parkir resmi, dengan tiket resmi pula.

Pengendara mobil tidak mau membayar lalu meninggalkan parkir di dalam dan memilih parkir di luar portal. "Di sini malah parah lagi, diminta Rp 50.000 per mobil. Kalau gini siapa yang mau belanja di sini. Giliran sepi, teriak-teriak, nyalahin e-commerce, wkwkwkw lucu,” tulis akun tersebut.

Unggahan tersebut mendapatkan komentar beragam. Rata-rata menyayangkan adanya pungli dan melihatnya sebagai salah satu penyebab Tanah Abang tak diminati. Ada yang menambahkan kondisi serupa di Tanah Abang.

“Iya d tn. Abang memang 2 x bayar, pertama di palang ambil karcis stlh d dlm area parkir eng ing eng di samperin oknum parkir juga,” tulis akun @tiara.wardani.127.

“Ane grab cuma ngambil orderan CFC di St tanah di mintain parkir motor 10 ribu,” komentar akun @girisasongko08.

Pengunjung akhirnya memilih belanja online seperti disebut akun @randyirawan22, “Pungli dipelihara.. Inget mending belanja online biarpun ga bisa nawar, daripda belum belanja udh ludes kena pungli sama copet.”

Akun @dhedyprasstia menulis, “Itulah kenapa gue lebih pilih e-commerce daripada terjun langsung tinggal klik barang dateng gratis ongkir pula ditambah ga pernah ketemu oknum oknum parkiran.”

Akun @baju_import_bekasi memberi komentar agak panjang. “Aku seminggu sekali ke tanah Abang Alhamdulillah belum pernah ada yg mintain 50rb cuma kalau d dalam kebijakan kt sih mau ksh berapa aja kalau sy sih sy ngsh 10rb mmg d luar tiket ya itung2 dia jagain mobil kt biar ga kegesek2 sama poter sih Alhamdulillah blm pernah kalau d mintain 50 RB atau 30rb mah. Alhamdulillah parkir selalu d dalam ga pernah d luar ngeri d tarik dishub kalau d luar mah..tp kalau misalnya emang ada yg gtu mending option nya parkir d rumah sakit aja kan parkiran luas ya jalan sedikit aja,” tulisa akun tersebut.

Sebelumnya diberitakan, para pedagang di Pasar Tanah Abang Blok A mengeluhkan sepinya pengunjung.

Pedagan baju bernama Rian mengakui omzetnya merosot sejak dua tahun belakangan. "Sangat sepi, sejak Covid-19 sudah mulai sepi terus bertambah lagi sejak online mulai ada jadi sepi pasar," kata Rian.

Menurut Rian, omzetnya jauh merosot dibandingkan sebelum ramainya jual beli online dari e-commerce hingga social commerce.

Dulu, ujarnya, meraup keuntungan sampai Rp 50 juta dalam sehari merupakan hal mudah, tetapi kini sangat sulit.

"Kalau dulu enak, sebelum ada online segala macam itu kita sehari saja omzetnya bisa Rp 30-50 juta, sekarang cari Rp 1 juta saja susah," katanya.

Rian bercerita, dahulu banyak orang dari daerah yang sengaja datang jauh-jauh untuk membeli pakaian di sana hingga berbal-bal. Namun sekarang, pemandangan seperti itu sudah sangat jarang ditemui.

Ryan sudah mencoba peruntungan dalam berjualan online melalui Tiktok Shop. Meski followers-nya besar dan penontonnya lumayan banyak, hasil penjualannya tetap tidak memadai.

"Followers gede penontonnya lumayan banyak tetapi omzetnya tetap tidak memadai, paling misalnya yang nontonnya ada 300 atau 400 larisnya cuma tiga potong sangat sedikit. Paling Rp 15.000 per potong atau Rp 20.000 per potongnya, tidak memadai sama sekali," ujar Rian.

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek