2023-09-07T22:40:34+07:00
Perjanjian Kerangka Ekonomi Digital di Kawasan ASEAN Ditargetkan Rampung Tahun 2025
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 resmi berakhir. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan salah satu hasil dari KTT ASEAN adalah rencana pembentukan perjanjian kerangka kerja ekonomi digital atau digital economy framework agreement. Pembentukan Perjanjian kerangka kerja ekonomi digital ini ditargetkan akan rampung pada tahun 2025 mendatang. "Jadi ini adalah masterplan yang dibuat di kepemimpinan Indonesia, di mana digital economy framework agreement mencakup sebuah perjanjian yang sangat dalam mengenai digitalisasi," jelas Airlangga pada media dalam penutupan KTT ASEAN, di Jakarta, Kamis (7/9). Baca Juga: Jokowi Resmi Tutup KTT ASEAN ke-43, Ini Sejumlah Kesepakatan yang Dihasilkan Adapun draft digital economy framework agreement sudah disiapkan dan Thailand bertugas untuk mengikuti proses penyusunan perjanjian hingga 2025. Ia menjabarkan dalam perjanjian ini nanti akan mencakup beberapa hal terkait sektor digital seperti digital talent, digital ID, digital security, retraining, reskilling, infrastructure, dan interoperability di ASEAN. Ia memprediksi dengan pengeolaan ekosistem digital yang baik, ekonomi ASEAN akan meningkat dua kali lipat sebesa US$ 2 triliun pada tahun 2030. "Kalau tanpa ini, ekonomi digital di Asean diperkirakan 2030 adalah US$1 triliun," kata Airlangga. Lebih lanjut, ASEAN juga mendeklarasikan terkait ketahanan energi, dimana ASEAN berkomitmen membangun interkonektivitas yang di dalamnya memperkuat trans Asean power green. Lalu di sektor keuangan, lanjut Airlangga, Asean memiliki inisiatif Chiang Mai atau Chiang Mai Initiative sebuah pengaturan pertukaran mata uang regional untuk mengatasi kesulitan likuiditas jangka pendek di kawasan dan internasional. Mekanisme inisiatif Chiang Mai nantinya akan diperbaiki lantaran mekanismenya lebih tidak sederhana dibanding Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF). Baca Juga: Indonesia Didapuk Sebagai Tuan Rumah Dialog RCEP “Kita sekarang punya US$240 miliar melalui ADB. Ini akan diperbaiki mekanismenya karena mekanismenya lebih tidak sederhana dibanding IMF jadi ini akan menjadi pr ke depan,” jelasnya. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menutup KTT ke-43 ASEAN. Penutupan sekaligus memberikan tongkat ketuaan KTT ASEAN ke Laos. Jokowi menyampaikan, selama pertemuan KTT ASEAN, ia menangkap optimisme dan energi yang positif dari seluruh yang hadir. Hal ini menguatkan harapan, semangat untuk terus melanjutkan perjuangan, mewujudkan kawasan yang damai, kawasan yang stabil dan kawasan yang sejahtera. "Selama tiga hari ini, 12 pertemuan KTT telah diselenggarakan dan menghasilkan 90 outcome dokumen dan sejumlah kesepakatan-kesepakatan konkrit dengan mitra,” ujar Jokowi.
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 resmi berakhir. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan salah satu hasil dari KTT ASEAN adalah rencana pembentukan perjanjian kerangka kerja ekonomi digital atau digital economy framework agreement. Pembentukan Perjanjian kerangka kerja ekonomi digital ini ditargetkan akan rampung pada tahun 2025 mendatang. "Jadi ini adalah masterplan yang dibuat di kepemimpinan Indonesia, di mana digital economy framework agreement mencakup sebuah perjanjian yang sangat dalam mengenai digitalisasi," jelas Airlangga pada media dalam penutupan KTT ASEAN, di Jakarta, Kamis (7/9). Baca Juga: Jokowi Resmi Tutup KTT ASEAN ke-43, Ini Sejumlah Kesepakatan yang Dihasilkan Adapun draft digital economy framework agreement sudah disiapkan dan Thailand bertugas untuk mengikuti proses penyusunan perjanjian hingga 2025. Ia menjabarkan dalam perjanjian ini nanti akan mencakup beberapa hal terkait sektor digital seperti digital talent, digital ID, digital security, retraining, reskilling, infrastructure, dan interoperability di ASEAN. Ia memprediksi dengan pengeolaan ekosistem digital yang baik, ekonomi ASEAN akan meningkat dua kali lipat sebesa US$ 2 triliun pada tahun 2030. "Kalau tanpa ini, ekonomi digital di Asean diperkirakan 2030 adalah US$1 triliun," kata Airlangga. Lebih lanjut, ASEAN juga mendeklarasikan terkait ketahanan energi, dimana ASEAN berkomitmen membangun interkonektivitas yang di dalamnya memperkuat trans Asean power green. Lalu di sektor keuangan, lanjut Airlangga, Asean memiliki inisiatif Chiang Mai atau Chiang Mai Initiative sebuah pengaturan pertukaran mata uang regional untuk mengatasi kesulitan likuiditas jangka pendek di kawasan dan internasional. Mekanisme inisiatif Chiang Mai nantinya akan diperbaiki lantaran mekanismenya lebih tidak sederhana dibanding Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF). Baca Juga: Indonesia Didapuk Sebagai Tuan Rumah Dialog RCEP “Kita sekarang punya US$240 miliar melalui ADB. Ini akan diperbaiki mekanismenya karena mekanismenya lebih tidak sederhana dibanding IMF jadi ini akan menjadi pr ke depan,” jelasnya. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menutup KTT ke-43 ASEAN. Penutupan sekaligus memberikan tongkat ketuaan KTT ASEAN ke Laos. Jokowi menyampaikan, selama pertemuan KTT ASEAN, ia menangkap optimisme dan energi yang positif dari seluruh yang hadir. Hal ini menguatkan harapan, semangat untuk terus melanjutkan perjuangan, mewujudkan kawasan yang damai, kawasan yang stabil dan kawasan yang sejahtera. "Selama tiga hari ini, 12 pertemuan KTT telah diselenggarakan dan menghasilkan 90 outcome dokumen dan sejumlah kesepakatan-kesepakatan konkrit dengan mitra,” ujar Jokowi.
Selanjutnya: Optimisme Ekonomi di Tengah Isu Myanmar, Jokowi: ASEAN Berada di Trek yang Benar
Menarik Dibaca: Cara Menambah dan Ganti Akun di Instagram dengan Mudah, Bisa Login Lebih dari 1 Akun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google NewsEditor: Handoyo .
Komentar
Posting Komentar