2023 Berpotensi Jadi Tahun dengan Suhu Terpanas Sepanjang Sejarah By BeritaSatu - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

2023 Berpotensi Jadi Tahun dengan Suhu Terpanas Sepanjang Sejarah By BeritaSatu

Share This

 

2023 Berpotensi Jadi Tahun dengan Suhu Terpanas Sepanjang Sejarah

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
September 4, 2023
Ilustrasi kekeringan.
Ilustrasi kekeringan.

Brussels, Beritasatu.com - Tahun ini berpotensi menjadi tahun terpanas sejak tahun 1940, menurut Copernicus Climate Change Service Uni Eropa pada hari Kamis (5/10/2023).

Para ilmuwan telah mengatakan bahwa perubahan iklim, yang digabungkan dengan pola cuaca El Nino tahun ini yang menghangatkan permukaan air di Samudera Pasifik bagian timur dan tengah, telah memicu peningkatan suhu yang mencatat rekor baru-baru ini.

Temuan Copernicus, berdasarkan catatannya yang dimulai pada tahun 1940, menunjukkan bahwa suhu rata-rata global untuk bulan Januari-September 0,52 derajat Celsius (0,94 derajat Fahrenheit) lebih panas daripada rata-rata periode referensi 1991-2020, berdasarkan catatan yang dimulai pada tahun 1940. Suhu tersebut 1,4 derajat Celsius lebih tinggi daripada periode pra-industri dari tahun 1850 hingga 1900.

Namun, peningkatan tersebut tidak berarti dunia berada di ambang melewati ambang batas pemanasan jangka panjang sebesar 1,5 derajat Celsius yang ditetapkan oleh para pemimpin dunia dalam perjanjian Paris 2015.

BACA JUGA

Copernicus sebelumnya mengatakan bahwa tahun 2020 dan 2016 adalah tahun terpanas yang pernah ada, dengan suhu global sekitar 1,25 derajat Celsius di atas zaman pra-industri.

"Paling mengkhawatirkan adalah bahwa peristiwa El Nino yang masih berkembang, dan oleh karena itu kita memperkirakan suhu rekor ini akan terus berlanjut selama beberapa bulan, dengan dampak pada lingkungan dan masyarakat kita," kata Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia, Petteri Taalas, mengacu pada fenomena iklim yang memicu panas ekstrem.

Analisis Copernicus didasarkan pada miliaran pengukuran dari satelit, kapal, pesawat, dan stasiun cuaca. Meskipun beberapa pengukuran suhu berasal dari abad ke-19, Copernicus mengatakan bahwa mereka hanya menggunakan catatan mereka sendiri untuk basis data suhu global mereka.

Wilayah es laut di Antartika tetap berada pada tingkat terendah yang pernah ada untuk waktu tahunan ini, sementara wilayah es laut Arktik 18% di bawah rata-rata.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, transisi dari musim kemarau menuju musim hujan di Indonesia diperkirakan akan dimulai pada November mendatang.

Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, data terbaru dari satelit menunjukkan bahwa puncak musim kemarau, yang sebelumnya diprediksi akan berakhir pada bulan September, sebenarnya masih berlanjut hingga akhir Oktober.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages