Saturday
9Aug2025
Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
Home Featured

7 Solusi untuk Konflik Israel dan Palestina - sindonews

5 min read

 

7 Solusi untuk Konflik Israel dan Palestina

Rabu, 11 Oktober 2023 - 20:14 WIB
7 Solusi untuk Konflik Israel dan Palestina
Pembunuhan rakyat sipil baik di pihak Palestina maupun Israel harus dikecam. Foto/ist
A A A
Imam Shamsi Ali
Direktur Jamaica Muslim Center,
Presiden Nusantara Foundation USA

Pada hari terakhir hari besar Yahudi yang disebut Sukkot, atau hari bergembira dengan berakhirnya ketersesatan 40 tahun di padang pasir (يتيهون في الارض اربعين سنة) berbalik 180% dengan apa yang banyak disebut sebagai serangan kejutan pejuang (surprise attack) Hamas di sebuah perbatasan Gaza dan salah satu daerah pendudukan (settlement) Israel di tanah Palestina.

Konon kabarnya serangan ini adalah serangan terbesar sejak peperangan Yum Kippur yang juga terjadi pada Bulan Oktober 1973 lalu. Peperangan kali ini juga terjadi hanya beberapa hari berselang setelah perayaan tahun baru Yahudi yang disebut Yum Kippur itu. Ratusan warga Yahudi Israel tewas dan puluhan lainnya ditangkap dan dibawa ke Kota Gaza oleh para militan Hamas.

Perdana Menteri Benjamin Natanyahu segera mengumumkan jika negaranya dalam keadaan perang (state of war). Tentu bagi Natanyahu peristiwa ini bagaikan telur di ujung tanduk. Pemerintah dianggap gagal total secara Intelijen mengantisipasi penetrasi pejuang Hamas ke tanah yang diduduki Israel itu. Serangan balasan pun dilakukan secara masif, menewaskan juga ratusan warga Palestina di Gaza.

Sementara itu semua pemerintahan negara-negara Barat, termasuk Amerika segera melemparkan kutukan dengan nyanyian lama yang sama: "serangan teroris" Hamas ke negara sekutu mereka. Hampir semua media dan politisi di negara Barat menyebutkan ini sebagai serangan teroris. Seolah menguatkan kembali stempel Hamas sebagai organisasi teroris.



Di sisi lain, dunia Islam juga ikut bersuara. Walaupun suara-suara itu hanya terdengar sayap-sayup, yang nampak diselimuti rasa was-was dan kekhawatiran. Barangkali yang terbuka dalam pernyataan hanya Qatar, Turki dan Malaysia (juga Iran) yang dengan suara lantang mengutuk serangan Israel ke Gaza.

  Dunia Internasional,   Pesawat Mata-mata Militer AS Berkeliaran di 'Depan Pintu' China | Halaman Lengkap  logo-apps-sindo Makin mudah baca berita nasional dan internasional.  Kanal  MNC Portal  Live TV  MNC Networks  Muhaimin Jum'at, 08 Agustus 2025 - 09:41 WIB  Pesawat Mata-mata Militer... Pesawat mata-mata militer AS Combat Sent berkeliaran di depan pintu China di Laut China Selatan. Foto/US Air Force  BEIJING - Sebuah pesawat mata-mata militer Amerika Serikat (AS) telah terdeteksi terbang jauh ke wilayah sengketa di Laut China Selatan, yang oleh media Amerika gambarkan sebagai "depan pintu" China. Data pelacakan penerbangan menunjukkan pesawat itu muncul di wilayah tersebut pada hari Selasa lalu. Pentagon biasanya tidak mengungkapkan secara spesifik tentang operasi militernya, tetapi lembar fakta Angkatan Udara AS menyebutkan bahwa pesawat mata-mata Combat Sent mengumpulkan informasi pengintaian elektronik strategis untuk para pengambil keputusan dalam rantai komando militer AS.  "Menemukan dan mengidentifikasi sinyal radar darat, laut, dan udara militer asing, Combat Sent mengumpulkan dan memeriksa setiap sistem secara mendetail, memberikan analisis strategis bagi para prajurit," ujar Angkatan Udara AS, dalam penjelasan tentang peran platform tersebut dalam mengembangkan tindakan penanggulangan anti-radar yang efektif seperti jamming (pengacauan), sebagaimana dikutip dari Newsweek, Jumat (8/8/2025).  Baca Juga: China Bangun Armada di Tengah Laut, Nelayan atau Mata-Mata?  Menurut geodata yang dilaporkan situs web Flightradar24, Comba Sent yang juga dikenal sebagai RC-135U menyelidiki perairan di sekitar Kepulauan Spratly dan Paracel yang disengketakan di Laut China Selatan dalam penerbangan 10 jam dari pusat militer utama di Jepang barat daya.  Penerbangan pada 6 Agustus tersebut pertama kali terdeteksi oleh analis intelijen sumber terbuka MeNMyRC1, mantan anggota kru RC-135 dan spesialis platform intelijen sinyal. Mereka mengatakan bahwa jarang sekali penerbangan mata-mata AS terlihat begitu jauh di selatan Laut China Selatan, sekaligus mencatat bahwa wilayah tersebut seringkali kekurangan penerima darat yang cukup untuk menangkap jejak pesawat.  Combat Sent, yang dikerahkan pada akhir Juni dari daratan Amerika Serikat ke Pangkalan Udara Kadena di Pulau Okinawa, Jepang, melakukan penerbangan terakhirnya tepat setelah pukul 06.00 pagi waktu terkoordinasi universal atau UTC, menurut Flightradar24. Pesawat itu baru mendarat setelah pukul 16.00 sore UTC di hari yang sama.  Catatan penerbangan menunjukkan bahwa Combat Sent telah dikerahkan dalam penerbangan yang diduga untuk pengumpulan intelijen elektronik setidaknya 11 kali sejak 1 Juli, menyelidiki wilayah yang disengketakan, termasuk di selatan perbatasan Korea Utara serta di dekat provinsi paling selatan China; Hainan, yang merupakan lokasi salah satu kapal induk Angkatan Laut China yang ditempatkan di Laut China Selatan.  Angkatan Udara menyatakan bahwa awak pesawat Combat Sent mencakup minimal 10 perwira perang elektronik dan enam atau lebih spesialis area misi. Pesawat ini memiliki jangkauan bahan bakar lebih dari 4.500 mil dan ketinggian operasional lebih dari 35.000 kaki.  Militer AS mengoperasikan dua platform Combat Sent. Kedua platform tersebut pertama kali terbang pada pertengahan 1960-an dan diperkirakan akan tetap beroperasi hingga tahun 2040-an.  Lembaga think tank yang berbasis di Beijing, South China Sea Strategic Situation Probing Initiative, menulis di X bahwa mereka telah melacak 48 serangan mendadak oleh pesawat mata-mata AS di Laut China Selatan pada bulan Juli saja, empat di antaranya adalah RC-135.  China mengeklaim kedaulatan atas Kepulauan Spratly di lepas pantai barat Filipina dan telah menguasai gugusan Paracel di sebelah timur Vietnam sejak pertengahan 1970-an.  Di kedua gugus pulau yang disengketakan tersebut, China telah memperluas beting dan mereklamasi terumbu karang secara artifisial untuk membangun pangkalan militer besar yang menampung radar, barak, dan lapangan terbang.  China belum berkomentar atas kehadian pesawat mata-mata AS tersebut. Namun juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengatakan kepada wartawan pada 9 Februari: "Pesawat dan kapal perang AS sering melakukan pengintaian jarak dekat di sekitar China, yang secara serius mengancam keamanan nasional China dan merusak perdamaian serta stabilitas regional."  (mas)  wa-channel Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari  Follow Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga! Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya  Infografis  J-36 China Diklaim Bisa... J-36 China Diklaim Bisa Pecundangi Pesawat Pengebom B-21 AS -  SINDOnews Baca juga Dunia Internasional, Pesawat Mata-mata Militer AS Berkeliaran di 'Depan Pintu' China | Halaman Lengkap logo-apps-sindo Makin mudah baca berita nasional dan internasional. Kanal MNC Portal Live TV MNC Networks Muhaimin Jum'at, 08 Agustus 2025 - 09:41 WIB Pesawat Mata-mata Militer... Pesawat mata-mata militer AS Combat Sent berkeliaran di depan pintu China di Laut China Selatan. Foto/US Air Force BEIJING - Sebuah pesawat mata-mata militer Amerika Serikat (AS) telah terdeteksi terbang jauh ke wilayah sengketa di Laut China Selatan, yang oleh media Amerika gambarkan sebagai "depan pintu" China. Data pelacakan penerbangan menunjukkan pesawat itu muncul di wilayah tersebut pada hari Selasa lalu. Pentagon biasanya tidak mengungkapkan secara spesifik tentang operasi militernya, tetapi lembar fakta Angkatan Udara AS menyebutkan bahwa pesawat mata-mata Combat Sent mengumpulkan informasi pengintaian elektronik strategis untuk para pengambil keputusan dalam rantai komando militer AS. "Menemukan dan mengidentifikasi sinyal radar darat, laut, dan udara militer asing, Combat Sent mengumpulkan dan memeriksa setiap sistem secara mendetail, memberikan analisis strategis bagi para prajurit," ujar Angkatan Udara AS, dalam penjelasan tentang peran platform tersebut dalam mengembangkan tindakan penanggulangan anti-radar yang efektif seperti jamming (pengacauan), sebagaimana dikutip dari Newsweek, Jumat (8/8/2025). Baca Juga: China Bangun Armada di Tengah Laut, Nelayan atau Mata-Mata? Menurut geodata yang dilaporkan situs web Flightradar24, Comba Sent yang juga dikenal sebagai RC-135U menyelidiki perairan di sekitar Kepulauan Spratly dan Paracel yang disengketakan di Laut China Selatan dalam penerbangan 10 jam dari pusat militer utama di Jepang barat daya. Penerbangan pada 6 Agustus tersebut pertama kali terdeteksi oleh analis intelijen sumber terbuka MeNMyRC1, mantan anggota kru RC-135 dan spesialis platform intelijen sinyal. Mereka mengatakan bahwa jarang sekali penerbangan mata-mata AS terlihat begitu jauh di selatan Laut China Selatan, sekaligus mencatat bahwa wilayah tersebut seringkali kekurangan penerima darat yang cukup untuk menangkap jejak pesawat. Combat Sent, yang dikerahkan pada akhir Juni dari daratan Amerika Serikat ke Pangkalan Udara Kadena di Pulau Okinawa, Jepang, melakukan penerbangan terakhirnya tepat setelah pukul 06.00 pagi waktu terkoordinasi universal atau UTC, menurut Flightradar24. Pesawat itu baru mendarat setelah pukul 16.00 sore UTC di hari yang sama. Catatan penerbangan menunjukkan bahwa Combat Sent telah dikerahkan dalam penerbangan yang diduga untuk pengumpulan intelijen elektronik setidaknya 11 kali sejak 1 Juli, menyelidiki wilayah yang disengketakan, termasuk di selatan perbatasan Korea Utara serta di dekat provinsi paling selatan China; Hainan, yang merupakan lokasi salah satu kapal induk Angkatan Laut China yang ditempatkan di Laut China Selatan. Angkatan Udara menyatakan bahwa awak pesawat Combat Sent mencakup minimal 10 perwira perang elektronik dan enam atau lebih spesialis area misi. Pesawat ini memiliki jangkauan bahan bakar lebih dari 4.500 mil dan ketinggian operasional lebih dari 35.000 kaki. Militer AS mengoperasikan dua platform Combat Sent. Kedua platform tersebut pertama kali terbang pada pertengahan 1960-an dan diperkirakan akan tetap beroperasi hingga tahun 2040-an. Lembaga think tank yang berbasis di Beijing, South China Sea Strategic Situation Probing Initiative, menulis di X bahwa mereka telah melacak 48 serangan mendadak oleh pesawat mata-mata AS di Laut China Selatan pada bulan Juli saja, empat di antaranya adalah RC-135. China mengeklaim kedaulatan atas Kepulauan Spratly di lepas pantai barat Filipina dan telah menguasai gugusan Paracel di sebelah timur Vietnam sejak pertengahan 1970-an. Di kedua gugus pulau yang disengketakan tersebut, China telah memperluas beting dan mereklamasi terumbu karang secara artifisial untuk membangun pangkalan militer besar yang menampung radar, barak, dan lapangan terbang. China belum berkomentar atas kehadian pesawat mata-mata AS tersebut. Namun juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengatakan kepada wartawan pada 9 Februari: "Pesawat dan kapal perang AS sering melakukan pengintaian jarak dekat di sekitar China, yang secara serius mengancam keamanan nasional China dan merusak perdamaian serta stabilitas regional." (mas) wa-channel Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari Follow Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga! Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya Infografis J-36 China Diklaim Bisa... J-36 China Diklaim Bisa Pecundangi Pesawat Pengebom B-21 AS - SINDOnews



Saya tidak tertarik lagi mengutip hal-hal yang terlalu terbuka di berbagai media, baik media mainstream maupun media sosial. Yang ingjn saya bahas adalah kira-kira langkah apa yang harus diambil untuk menyelesaikan konflik ini. Namun saya ingin pastikan juga bahwa pembunuhan rakyat sipil, baik di pihak Palestina maupun Israel harus dikecam. Nyawa manusia semua sama tanpa pandang bulu kebangsaan, ras atau etnis, bahkan agam sekalipun.

Selain itu saja kita memakai hati nurani dan akal sehat dalam melihat peristiwa ini tentu akan dipahami bahwa salah satu akar penyebabnya adalah isu kehormatan dan harga diri Palestina yang selama ini terinjak-injak. Membela kehormatan dan harga diri (dignity) bagi manusia yang bermartabat adalah kewajiban suci.

Berikut beberapa hal mendasar yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan konflik ini:

1. Memahami Akar Permasalahan yang Ada
Isu Palestina-Israel sesungguhnya konflik antar dua bangsa (apalagi negara). Melainkan isu penjajah dan terjajah. Maka akar permasalahan sesungguhnya adalah "penjajahan" kepada bangsa Palestina oleh Israel.

2. Menyadari Bahwa Kemerdekaan Adalah Hak Segala Bangsa

TNI Bentuk 100 Yonif dan 20 Brigif Teritorial: Disebar ke Seluruh Wilayah RI | kumparanBaca juga TNI Bentuk 100 Yonif dan 20 Brigif Teritorial: Disebar ke Seluruh Wilayah RI | kumparan


Kemerdekaan adalah hak asasi semua manusia (dan hak segala bangsa). Dan karenanya suatu bangsa yang terjajah punya hak mendasar untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Proses untuk mendapatkan hak dasar itu disebut perjuangan (struggle) dan bukan terorisme.

3. Memberikan Hak Kemerdekaan Bagi Palestina
Penyelesaian isu Palestina-Israel memungkinkan terjadi jika Israel sadar bahwa hak kemerdekaan Palestina harus diberikan. Atau tepatnya penjajahan Israel harus dihentikan. Hal-hal lain, seperti batas-batas geografis, isu Jerusalem, tanah pendudukan Israel, serta hak bangsa Palestina yang di luar negeri untuk kembali ke negaranya menjadi bagian yang mendasar dari penyelesaian menyeluruh.

4. Pentingnya Sikap Kejujuran Dunia Internasional
Penyelasaian isu kedua bangsa ini juga akan banyak ditentukan oleh sikap kejujuran dunia internasional. Selama dalam melihat isu ini secara tidak jujur dan tidak adil, apalagi dengan double standard dan kemunafikan, kekerasan-kekerasan itu akan terus berlanjut. Berpura-pura jadi mediator tapi memihak itu kemunafikan. Mediator itu tidak memihak ke salah satu dari dua kubu yang bertikai.

5. Pentingnya Persatuan Negara-negara Muslim
Penyelesaian isu Palestina-Israel juga banyak ditentukan oleh umat Islam (negara-negara mayoritas Muslim). Selama negara-negara Islam terbuai dengan pemecah-belahan, sebagian diberi rangkulan dan yang lain diberi tendangan, selama itu pula Israel akan seenaknya memperlakukan bangsa Palestina dengan kezaliman-kezaliman.

6. Membangun Persatuan Palestina
Penyelesaian ini juga hampir mustahil terjadi jika bangsa Palestina dengan ragam faksi yang ada tidak dapat membangun persatuan. Karenanya selama Fatah dan Hamas sebagai dua kubu dominan terpecah, selama itu pula pihak seberang bertepuk tangan dengan kemenangan.

7. Memandang Konflik Palestina vs Israel Sebagai Isu kemanusiaan
Hendaknya isu Palestina-Israel tidak sekedar dipandang sebagai isu partikularitas, kebangsaan dan agama misalnya. Walaupun sentimen agama terlibat dalam konflik ini. Tapi harus dilihat dengan kacamata yang lebih luas dan universal. Isu Palestina vs Israel adalah isu kemanusiaan. Isu hak asasi manusia yang harusnya dijamin dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia Jenewa (Geneva declaration of human rights).

Semoga Allah memberikan hak-hak dasar kepada semua yang masih berjuang untuk hak-hak itu. Semoga perdamaian mendapat tempat dalam dunia dengan keadilan untuk semua (Justice for all). Aamin!

Baca Juga
Mengapa Israel Menyerang Palestina? Ternyata Ini Penyebabnya

Imam Shamsi Ali
Komentar
Additional JS