Friday
31Oct2025
Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
Home Amandel

Ini Data Kematian Seusai Operasi Amandel By BeritaSatu

3 min read

 

Ini Data Kematian Seusai Operasi Amandel

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
September 4, 2023
Ilustrasi operasi amandel
Ilustrasi operasi amandel

Jakarta, Beritasatu.com - Kasus kematian Alvaro (7) seusai menjalani operasi amandel dan didiagnosis menderita mati batang otak membuat banyak masyarakat khawatir. Benarkah operasi amandel memiliki risiko tinggi?

Menurut laporan Journal of American Medical Association pada 2022 yang dilansir Medical Xpress, Rabu (4/10/2023), angka kematian pascaoperasi amandel sebetulnya jarang terjadi, tetapi meningkat pada anak-anak dengan kondisi kronis yang rumit.

Jurnal ini melaporkan, tingkat kematian pascaoperasi amandel adalah 7 per 100.000 operasi secara keseluruhan pada anak-anak berusia kurang dari 21 tahun. Angka kematian melonjak menjadi 117 per 100.000 operasi pada anak-anak yang memiliki kondisi kronis yang kompleks.

Pihak RS Sebut Mati Batang Otak yang Dialami Alvaro Risiko Operasi Amandel By BeritaSatuBaca juga Pihak RS Sebut Mati Batang Otak yang Dialami Alvaro Risiko Operasi Amandel By BeritaSatu

BACA JUGA

Penelitian ini dilakukan oleh M Bruce Edmonson bersama rekan-rekannya dari Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat Universitas Wisconsin di Madison. Mereka menganalisis data dari 504.262 responden yang berusia kurang dari 21 tahun dan telah memiliki catatan keluar dari rumah sakit dengan minimal 90 hari masa tindak lanjut.

Ilustrasi radang amandel.
Ilustrasi radang amandel.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat 36 kematian pascaperasi terkait dengan tonsilektomi atau operasi amandel. Rata-rata terjadi 4,5 hari setelah pasien masuk rumah sakit. Lebih dari separuhnya, yaitu 53%, terjadi setelah pasien keluar dari ruang operasi.

Benarkan Bocah 7 Tahun Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Pihak RS: Terjadi Hal yang Tak Diinginkan - Kompas.com BEKASI, KOMPAS.com - Rumah Sakit (RS) Kartika Husada Jatiasih, Kota Bekasi, menyebut terjadi hal yang tidak diinginkan setelah A (7) menjalani operasi amandel.  Operasi amandel A dilakukan pada Selasa (19/9/2023). Namun usai operasi, kondisi A terus menurun, sempat henti napas dan henti jantung.  "Di ruang pemulihan terjadi keadaan yang tidak diinginkan. Perkembangan kondisi pasien tidak sesuai dengan apa yang diharapkan," ujar Perwakilan Manajemen RS Kartika Husada Bekasi, Rahma Indah Permatasari, Jumat (29/9/2023).  A terpaksa dirawat di ruang intensif dan beberapa hari setelahnya, tim dokter mendiagnosis A mati batang otak.  Namun, pihak RS tidak menjelaskan secara rinci penyebab A bisa terdiagnosis mati batang otak usai operasi amandel.  "Pada perawatan hari keempat tim dokter mendiagnosis pasien yang diduga mengalami mati batang otak secara klinis dengan melakukan beberapa pemeriksaan," ujar Rahma.  Menurut Rahma, menurunnya kondisi pasien A pasca operasi amandel merupakan hal di luar kendali pihaknya.  Sebab, RS telah melakukan semua penanganan dan pemeriksaan sesuai standar operasional perusahaan (SOP).  "Kami setiap melakukan tindakan dan pemeriksaan itu selalu ada prosedur untuk dilakukan edukasi. Jadi edukasi mulai dari konsultasi di poli klinik, pada saat tindakan operasi, sampai selesai operasi sudah sesuai dengan SOP," jelasnya.  Hal itu juga merespons soal pernyataan Albert yang menyebut pemindahan anaknya dari ruang rawat inap ke ruang operasi dilakukan tanpa sepengetahuan keluarga.  "Intinya kami sudah melakukan komunikasi kepada keluarga terkait sebelum pemindahan pasien dari ruang rawat inap ke ruang operasi," imbuhnya.  Rahma menuturkan, pihaknya telah membangun komunikasi dengan pihak keluarga A, Dinas Kesehatan Kota Bekasi, dan stakeholder terkait.  Rencananya, pihak RS bakal mendatangkan dokter ahli untuk menyelamatkan kondisi A yang masih dalam keadaan tidak sadarkan diri.  Sebelumnya, Albert menyebut pemindahan anak A dari ruang rawat inap ke ruang operasi dilakukan tanpa sepengetahuan keluarga.  "Pada saat istri masih mandi tiba-tiba perawat datang untuk membawa anak saya ke ruang operasi tapa istri saya ketahui," kata Albert kepada Kompas.com.  Istri Albert juga langsung diminta tanda tangan dokumentasi yang isinya tidak dijelaskan secara rinci.  Albert menyatakan anaknya dalam keadaan yang sehat sebelum operasi. Hanya mengeluhkan sakit amandel dan dirujuk dari puskesmas ke RS untuk operasi.  Albert kini masih menanti anaknya bangun dari tidur panjangnya atau koma. Ia berharap pihak RS bisa bertanggung jawab atas hal yang dialami anaknya.  "Kondisi anak saya masih tidak sadarkan diri juga alias koma dengan diagnosis mati batang otak. Belum ada kemajuan yang berarti," ujar Albert.  Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Baca juga Benarkan Bocah 7 Tahun Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Pihak RS: Terjadi Hal yang Tak Diinginkan - Kompas.com BEKASI, KOMPAS.com - Rumah Sakit (RS) Kartika Husada Jatiasih, Kota Bekasi, menyebut terjadi hal yang tidak diinginkan setelah A (7) menjalani operasi amandel. Operasi amandel A dilakukan pada Selasa (19/9/2023). Namun usai operasi, kondisi A terus menurun, sempat henti napas dan henti jantung. "Di ruang pemulihan terjadi keadaan yang tidak diinginkan. Perkembangan kondisi pasien tidak sesuai dengan apa yang diharapkan," ujar Perwakilan Manajemen RS Kartika Husada Bekasi, Rahma Indah Permatasari, Jumat (29/9/2023). A terpaksa dirawat di ruang intensif dan beberapa hari setelahnya, tim dokter mendiagnosis A mati batang otak. Namun, pihak RS tidak menjelaskan secara rinci penyebab A bisa terdiagnosis mati batang otak usai operasi amandel. "Pada perawatan hari keempat tim dokter mendiagnosis pasien yang diduga mengalami mati batang otak secara klinis dengan melakukan beberapa pemeriksaan," ujar Rahma. Menurut Rahma, menurunnya kondisi pasien A pasca operasi amandel merupakan hal di luar kendali pihaknya. Sebab, RS telah melakukan semua penanganan dan pemeriksaan sesuai standar operasional perusahaan (SOP). "Kami setiap melakukan tindakan dan pemeriksaan itu selalu ada prosedur untuk dilakukan edukasi. Jadi edukasi mulai dari konsultasi di poli klinik, pada saat tindakan operasi, sampai selesai operasi sudah sesuai dengan SOP," jelasnya. Hal itu juga merespons soal pernyataan Albert yang menyebut pemindahan anaknya dari ruang rawat inap ke ruang operasi dilakukan tanpa sepengetahuan keluarga. "Intinya kami sudah melakukan komunikasi kepada keluarga terkait sebelum pemindahan pasien dari ruang rawat inap ke ruang operasi," imbuhnya. Rahma menuturkan, pihaknya telah membangun komunikasi dengan pihak keluarga A, Dinas Kesehatan Kota Bekasi, dan stakeholder terkait. Rencananya, pihak RS bakal mendatangkan dokter ahli untuk menyelamatkan kondisi A yang masih dalam keadaan tidak sadarkan diri. Sebelumnya, Albert menyebut pemindahan anak A dari ruang rawat inap ke ruang operasi dilakukan tanpa sepengetahuan keluarga. "Pada saat istri masih mandi tiba-tiba perawat datang untuk membawa anak saya ke ruang operasi tapa istri saya ketahui," kata Albert kepada Kompas.com. Istri Albert juga langsung diminta tanda tangan dokumentasi yang isinya tidak dijelaskan secara rinci. Albert menyatakan anaknya dalam keadaan yang sehat sebelum operasi. Hanya mengeluhkan sakit amandel dan dirujuk dari puskesmas ke RS untuk operasi. Albert kini masih menanti anaknya bangun dari tidur panjangnya atau koma. Ia berharap pihak RS bisa bertanggung jawab atas hal yang dialami anaknya. "Kondisi anak saya masih tidak sadarkan diri juga alias koma dengan diagnosis mati batang otak. Belum ada kemajuan yang berarti," ujar Albert. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Meskipun usia di bawah 3 tahun dan masalah pernapasan saat tidur tidak terkait secara signifikan dengan kematian dalam model analisis multivariabel, terlihat bahwa angka kematian jauh lebih tinggi pada anak-anak dengan kondisi kronis kompleks dibandingkan dengan anak-anak tanpa kondisi ini.

Sebagian besar kematian yang terkait dengan kondisi kronis yang kompleks disebabkan oleh kelainan neurologis atau kelainan bawaan/genetik.

Para penulis studi ini berharap temuan ini dapat memberikan informasi yang berharga dalam proses pengambilan keputusan terkait operasi amandel pada anak-anak dengan kondisi kronis.

BACA JUGA

Diberitakan sebelumnya, bocah asal Bekasi bernama Alvaro meninggal setelah operasi amandel di RS Kartika Husada Jatiasih, Kota Bekasi. Alfaro menjalani operasi bersama kakaknya pada 9 September 2023.

Sebelum melakukan tindakan operasi, Alvaro dan kakaknya telah menjalani tes laboratorium dan dinyatakan layak dioperasi, tetapi setelah operasi, Alvaro tidak sadarkan diri, sementara kakaknya langsung tersadar.

Sebelum meninggal dunia pada Senin (2/10/2023), Alvaro tidak sadarkan diri selama dua pekan dan didiagnosa menderita mati batang otak.

Komentar
Additional JS