Kemarau Berkepanjangan, Harga Cabai di Cimahi Naik 2 Kali Lipat By BeritaSatu

 

Kemarau Berkepanjangan, Harga Cabai di Cimahi Naik 2 Kali Lipat

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
September 25, 2023
Pedagang cabai
Pedagang cabai

Cimahi, Beritasatu.com - Harga cabai di pasar tradisional Kota Cimahi, Jawa Barat, telah melonjak tajam akibat musim kemarau berkepanjangan yang memengaruhi pasokan dari daerah penghasil cabai.

Harga cabai di pasaran kini mencapai Rp 58.000 per kilogram, naik lebih dari dua kali kipat dari harga normal sekitar Rp 25.000 per kilogram.

Pedagang di pasar tradisional Antri Baru Kota Cimahi menyebutkan kenaikan harga yang signifikan untuk semua jenis cabai sejak awal musim kemarau. Pasokan cabai dari petani di berbagai daerah penghasil cabai telah berkurang secara drastis, mengakibatkan kenaikan harga yang cukup besar.

Salah seorang pedagang, Nena, menjelaskan bahwa situasi ini disebabkan oleh musim kemarau yang telah membuat harga cabai melonjak. Pasokan dari kebun petani berkurang, dan pengiriman cabai menjadi lebih sulit.

BACA JUGA

"Kondisi cabai sekarang agak naik, karena harga naik cukup tinggi akibat kemarau yang panjang. Pengiriman barangnya juga semakin terbatas karena pasokan dari kebun petani berkurang," kata Nena di kiosnya pada Kamis (12/10/2023).

Nena melanjutkan dengan menjelaskan bahwa berbagai jenis cabai mengalami kenaikan harga, seperti cabai rawit merah yang sebelumnya dijual seharga Rp 25.000 per kilogram dan sekarang mencapai Rp 58.000 per kilogram. Cabai rawit hijau yang awalnya seharga Rp 28.000, kini dijual seharga Rp 48.000 per kilogram.

Selain itu, cabai keriting merah yang sebelumnya Rp 25.000 per kilogram, sekarang mencapai Rp 40.000 per kilogram, sedangkan cabai keriting hijau yang sebelumnya Rp 30.000 per kilogram, sekarang dibanderol seharga Rp 40.000. Harga cabai tanjung merah juga mengalami lonjakan, dari Rp 30.000 per kilogram menjadi Rp 58.000 per kilogram.

Kenaikan harga cabai ini telah berdampak pada omzet penjualan Nena yang mengalami penurunan signifikan. Kondisi ini memaksa Nena untuk mengambil berbagai langkah strategis, termasuk mengurangi pembelian cabai dibandingkan dengan biasanya.

"Omzet menurun cukup signifikan karena pasokan cabai yang sulit ditemukan, dan penurunan ini sulit untuk diprediksi," ungkap Nena.

Tingginya harga cabai di pasaran juga menjadi keluhan bagi para pembeli, karena kenaikan harga cabai dianggap terlalu tinggi, yang menyebabkan pengeluaran rumah tangga menjadi lebih besar daripada pendapatan.

"Sebelum musim kemarau, cabai itu murah, bahkan harganya turun. Sekarang, setelah musim kemarau yang panjang, harganya mahal, terlebih lagi, situasi ekonomi saat ini sedang sulit," ujar Dewi Artiawan, warga Cimahi.

Dewi juga menambahkan, sebagai ibu rumah tangga, dirinya merasa kesulitan karena harga cabai yang lebih tinggi dari pendapatan.

"Jadi, sekarang, pengeluaran kami jauh lebih besar daripada pendapatan," kata dia.

Pedagang dan warga setempat berharap bahwa musim kemarau akan segera berakhir, dan harga barang kebutuhan pokok di pasar akan kembali stabil.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya