Omzet Perajin Krey Sawit di Lebak Melonjak 100 Persen Selama Musim Kemarau By BeritaSatu - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Omzet Perajin Krey Sawit di Lebak Melonjak 100 Persen Selama Musim Kemarau By BeritaSatu

Share This

 

Omzet Perajin Krey Sawit di Lebak Melonjak 100 Persen Selama Musim Kemarau

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
September 30, 2023
Ilustrasi krey.
Ilustrasi krey.

Jakarta, Beritasatu.com - Omzet perajin krey sawit di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengalami lonjakan signifikan selama musim kemarau. Lonjakan ini telah menghasilkan pendapatan hingga Rp 30 juta per pekan dengan harga jual Rp 50 ribu per lembar krey.

"Kenaikan omzet itu, karena permintaan pedagang penampung cenderung meningkat," kata Awang seorang perajin krey sawit, di Desa Rangkasbitung Timur, Kabupaten Lebak, Sabtu (30/9/2023).

Selama periode ini, permintaan terhadap krey sawit mengalami peningkatan yang cukup drastis, hingga menyebabkan para perajin kesulitan dalam memenuhi permintaan tersebut. Masalah utama terletak pada ketersediaan bahan baku krey sawit, yang merupakan limbah pelepah pohon kelapa sawit yang diambil dari perkebunan milik perusahaan PTPN III Cisalak Rangkasbitung.

Para perajin saat ini memasok krey sawit ke penampung di Depok dengan jumlah 600 krey per pekan, menciptakan omzet sebesar Rp 30 juta. Ini merupakan peningkatan yang mencolok dibandingkan dengan situasi sebelumnya, di mana mereka hanya mampu memasok 150 krey dengan omzet Rp 15 juta per pekan.

"Kami sangat terbantu dengan adanya peningkatan permintaan dari penampung tersebut," tambah Awang.

Sementara itu, Sabar yang juga seorang perajin krey lainnya, mengungkapkan bahwa dia mengalami peningkatan permintaan hingga 200 lembar per pekan, dibandingkan dengan sebelumnya yang hanya 100 lembar. Produksi krey tersebut dijual ke Bogor dengan harga Rp50 ribu per lembar krey.

"Dari 100 lembar krey, sekarang kami dapat menghasilkan omzet sebesar Rp 100 juta per pekan, yang sebelumnya hanya Rp 5 juta," kata Sabar.

Fenomena serupa juga dialami oleh Anda warga Cihiyang Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Dia melihat peningkatan permintaan pasar sebagai peluang yang dapat mendorong perekonomian lokal.

Proses produksi krey sawit melibatkan banyak pekerja, mulai dari pencarian bahan baku berupa pelepah kelapa sawit hingga merajut krey menggunakan tambang. Kabupaten Lebak memiliki sekitar 50 perajin krey yang telah berkecimpung dalam industri ini selama 20 tahun, dengan awalnya mendapatkan inspirasi dari perajin di Sumatera.

"Kami meyakini bahwa peningkatan permintaan pasar ini dapat membantu mengatasi kemiskinan dan pengangguran di wilayah ini," tutur Anda.

Tren peningkatan permintaan krey sawit ini biasanya terjadi selama musim kemarau maupun hujan, saat konsumen membutuhkan perlindungan untuk ruangan mereka agar terhindar dari air hujan dan panas matahari yang terik.

Saat ini, industri perajin krey sawit di Rangkasbitung terus tumbuh dan berkembang di sekitar perkebunan kelapa sawit di Rangkasbitung, Cimarga, Cileles, dan Banjarsari.

"Tahun ini kami memasuki tahun ke-17 dalam usaha kerajinan krey ini, yang telah membantu kami memperbaiki rumah dan menyekolahkan anak-anak kami," tambahnya.

Toto, seorang pengepul krey juga melaporkan bahwa selama dua pekan terakhir, ia telah melayani permintaan pedagang pengecer di wilayah Serang dan Cilegon sebanyak 2.000 lembar krey, naik dari sebelumnya yang hanya 1.000 lembar. Dengan harga jual Rp 50 ribu per lembar, total pendapatan mencapai Rp 100 juta, meningkat dari pendapatan sebelumnya yang hanya Rp 50 juta per bulan.

"Kami memasok krey ke pedagang dengan sistem pembayaran tunai, karena kami membeli dari perajin dengan uang kontan," kata Toto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages