Serikat Petani Indonesia: Diversifikasi Pangan Urgen
Jakarta, Beritasatu.com - Selama puluhan tahun masyarakat Indonesia bergantung pada beras sebagai sumber pangan utama. Minimnya alternatif sumber pangan membuat situasi menjadi mengenaskan ketika terjadi gagal panen padi akibat musim kemarau berkepanjangan.
"Diversifikasi pangan bukan lagi baik, tetapi urgen," katanya kepada Beritasatu.com
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia Henry Saragih menyebut sudah saatnya Indonesia mengonsumsi alternatif beras sebagai sumber pangan utama.
Henry menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam, sehingga banyak alternatif sumber pangan utama yang dapat dinikmati masyarakat Indonesia.
"Ada kekeliruan pada zaman Orde Baru yang mendorong Indonesia supaya makan beras. Padahal sejatinya kita itu makan sagu, singkong, pisang, dan bahan pangan lainnya," tambah Henry.
Kekeringan berkepanjangan menyebabkan banyak petani beras gagal panen. Hal ini sedikit banyak berkontribusi pada harga beras yang melambung di pasaran. Maka dari itu, Henry mendorong pemerintah untuk serius dalam mengembangkan pertanian Indonesia.
"Yang menjadi soal, di Indonesia hampir 50% sawah kita adalah sawah tadah hujan, bukan irigasi. Inilah mengapa menurut kita, kenapa pemerintah tidak fokus membenahi infrastruktur atau membangun tadah penyimpan air untuk sawah yang sudah ada," ucap Henry.
Menurut Henry, sudah saatnnya sawah-sawah yang ada saat ini diatur sedemikian rupa masa tanamnya, menjalankan pertanian berbasis agroekologi, dan segera membangun koperasi petani yang bisa membangun gudang-gudang padi.
"Perlu dicegah beras ini menjadi usaha yang dikuasai korporasi besar. Jangan membuat jarak antara pembelian pemerintah dengan harga eceran tertinggi," tegasnya.
Komentar
Posting Komentar