Tipis Peluang Temukan Korban Selamat Gempa Afganistan, Regu Penyelamat Kurangi Aktivitas - Beritasatu

 

Tipis Peluang Temukan Korban Selamat Gempa Afganistan, Regu Penyelamat Kurangi Aktivitas

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
September 25, 2023
Warga Afganistan menguburkan korban yang tewas dalam gempa bumi di sebuah lokasi pemakaman, di luar sebuah desa di Distrik Zenda Jan di provinsi Herat, sebelah barat Afganistan, Senin, 9 Oktober 2023.
Warga Afganistan menguburkan korban yang tewas dalam gempa bumi di sebuah lokasi pemakaman, di luar sebuah desa di Distrik Zenda Jan di provinsi Herat, sebelah barat Afganistan, Senin, 9 Oktober 2023.

Herat, Beritasatu.com – Regu penyelamat di Afganistan mengurangi aktivitas membongkar reruntuhan bangunan pascagempa di wilayah barat laut setelah peluang menemukan korban selamat menipis. Kondisi ini terjadi setelah 72 jam terjadinya gempa magnitudo (M) 6,3 di Afganistan.

Selain regu penyelamat, warga setempat yang sebelumnya turut membantu membongkar puing-puing bangunan, kini terfokus melakukan pemakaman massal untuk korban gempa Afganistan yang meninggal.

Hingga Selasa (10/10/2023), korban tewas gempa di barat laut Kota Herat ini mencapai 2.400 orang, dengan 2.000 lainnya terluka. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), korban tewas di Afganistan kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak.

Diketahui, upaya bantuan dan penyelamatan korban gempa ini terhambat oleh infrastruktur yang hancur akibat perang selama beberapa dekade, dan kurangnya bantuan asing yang pernah menjadi tulang punggung perekonomian Afganistan. Kini banyak bantuan terhenti sejak Taliban mengambil alih kekuasaan.

“Operasi hampir selesai,” kata juru bicara Kementerian Penanggulangan Bencana Janan Sayeeq kepada Reuters, seraya menambahkan bahwa upaya penyelamatan masih dilakukan di beberapa desa.

Dia menambahkan, data jumlah korban jiwa terakhir akan segera diumumkan.

Afganistan yang dikelilingi pegunungan, memiliki sejarah gempa bumi yang kuat. Sebagian gempa besar terjadi di wilayah terjal Hindu Kush yang berbatasan dengan Pakistan.

Gempa bumi yang terjadi pada hari Sabtu (7/10/2023) ini, adalah salah satu gempa paling mematikan di dunia tahun ini, setelah gempa di Turki dan Suriah yang menewaskan sekitar 50.000 orang.

Gempa Afganistan tersebut meratakan bangunan di sekitar 20 desa di barat laut, termasuk desa Siah Aab di Distrik Zinda Jan yang kehilangan sedikitnya 300 warga.

\Kantor Kemanusiaan PBB telah mengumumkan bantuan senilai US$ 5 juta untuk tanggap gempa, tetapi dukungan material langsung datang hanya dari beberapa negara. Sistem layanan kesehatan Afganistan, yang sebagian besar bergantung pada bantuan asing, mengalami penurunan yang parah dalam dua tahun sejak Taliban mengambil alih kekuasaan dan banyak bantuan internasional dihentikan.

Selain bantuan medis dan makanan, para penyintas sangat membutuhkan tempat berlindung ketika suhu turun.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya