UNHCR Catat Lebih dari 114 Juta Orang jadi Pengungsi Akibat Perang di Ukraina hingga Gaza - Tribunnews

UNHCR Catat Lebih dari 114 Juta Orang jadi Pengungsi Akibat Perang di Ukraina hingga Gaza - Tribunnews.com
1:58 Estimated 414 Words ID-ID Language

Berdasar data United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), diperkirakan lebih dari 114 juta orang telah menjadi pengungsi di seluruh dunia.

UNHCR Catat Lebih dari 114 Juta Orang jadi Pengungsi Akibat Perang di Ukraina hingga Gaza

AFP/MAHMUD HAMS

Seorang pria berlutut untuk berdoa di antara tenda-tenda di kamp darurat bagi para pengungsi di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 25 Oktober 2023, ketika pertempuran antara Israel dan gerakan Hamas Palestina terus berlanjut. (Photo by Mahmud HAMS / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Perang yang berkecamuk di Ukraina maupun Gaza telah memaksa ratusan juta orang menjadi pengungsi.

Berdasarkan data United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), diperkirakan lebih dari 114 juta orang telah menjadi pengungsi di seluruh dunia.

"Jumlah orang yang mengungsi akibat perang, penganiayaan, kekerasan, dan pelanggaran hak asasi manusia secara global  kemungkinan telah melampaui 114 juta orang pada akhir September," kata UHCR, Rabu (25/10/2023).

Artinya, ada peningkatan sebesar 5,6 juta orang dari total pengungsi yang ada di dunia per akhir tahun lalu, lapor Al Jazeera.

"Sebuah rekor jumlah (pengungsi) yang menunjukkan kegagalan komunitas internasional dalam menyelesaikan konflik," kata PBB.

Penghitungan tersebut merupakan yang tertinggi yang pernah dicatat oleh badan tersebut sejak mulai mendata pada tahun 1975.

Pada paruh pertama tahun 2023, penyebab utama gelombang pengungsian adalah konflik di Ukraina, Sudan, Myanmar, Republik Demokratik Kongo, dan konflik kemanusiaan di Afghanistan, bencana alam serta ketidakstabilan di Somalia.

Kepala Badan Pengungsi PBB, Filippo Grandi menyesalkan kegagalan komunitas internasional dalam mengatasi penderitaan para pengungsi.

Ia mendesak adanya dorongan baru untuk mencari solusi bagi mereka.

“Saat kita menyaksikan peristiwa yang terjadi di Gaza, Sudan dan sekitarnya, prospek perdamaian dan solusi bagi pengungsi dan populasi pengungsi lainnya mungkin terasa jauh,” kata Grandi dalam sebuah pernyataan.

“Tapi kita tidak bisa menyerah. Bersama mitra kami, kami akan terus mendorong – dan menemukan – solusi bagi para pengungsi," jelasnya.

Baca juga: Berita Foto : Potret Kehidupan Pengungsi di Khan Yunis Gaza Selatan

Seorang wanita berdiri di sebuah rumah yang rusak parah menyusul pemboman Israel di Rafah di selatan Jalur Gaza pada 19 Oktober 2023.
Seorang wanita berdiri di sebuah rumah yang rusak parah menyusul pemboman Israel di Rafah di selatan Jalur Gaza pada 19 Oktober 2023. (Mohammed ABED / AFP)

Krisis Kemanusiaan

Meskipun pecahnya perang dari Ukraina hingga Gaza telah menambah krisis pengungsian, krisis kemanusiaan yang berkepanjangan juga memainkan peran utama.

Menurut data yang dihimpun pertengahan tahun ini, Suriah masih menjadi negara dengan jumlah pengungsi tertinggi, dengan 6,5 juta orang yang tersebar di 130 negara.

Suriah juga merupakan negara dengan jumlah pengungsi terbesar kedua, yaitu 6,7 juta orang.

Saat ini, ada 11 juta warga Ukraina yang terpaksa melarikan diri dari perang dengan Rusia.

Konflik di Palestina juga menambah jumlah pengungsi global.

Pada Oktober 2023 saja, 1,4 juta warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat rentetan pemboman besar-besaran Israel di Jalur Gaza yang terkepung.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Baca Juga

Komentar