MER-C: 202 Tenaga Medis di Gaza Tewas Akibat Serangan Israel
Penulis: Surya Lesmana | Editor: LES
Jakarta, Beritasatu.com - Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyatakan, sebanyak 202 tenaga medis yang bertugas di rumah sakit-rumah sakit di Gaza tewas akibat serangan Israel. LSM Indonesia yang mendanai Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara itu menyerukan kepada petugas medis di seluruh dunia untuk membela petugas kesehatan di Gaza setelah serangan Israel yang menargetkan sejumlah rumah sakit di sana.
Lebih dari 1.000 peserta, yang sebagian besar mewakili kelompok medis di seluruh Indonesia, bergabung dalam forum virtual “Saatnya Berteriak kepada Dunia: Hentikan Genosida” yang diselenggarakan MER-C, pada Jumat (17/11/2023).
MER-C mengatakan, serangan udara Israel terhadap warga sipil telah menewaskan lebih dari 11.470 orang, dan melukai puluhan ribu lainnya. Sebanyak dua pertiga korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Di antara korban tewas adalah para dokter, paramedis dan perawat, yang selama tiga minggu terakhir semakin menjadi sasaran, bersama dengan kerabat mereka. Padahal tenaga medis dilindungi oleh Konvensi Jenewa.
“Kami mendoakan seluruh korban, khususnya 202 tenaga medis dan paramedis yang tewas saat mengabdi pada kemanusiaan. Kami salut kepada para petugas kesehatan di Rumah Sakit Indonesia, di Rumah Sakit Al-Shifa dan lainnya, yang masih berada di sana mempertaruhkan segalanya karena Israel tidak akan membiarkan nyawa mereka,” kata ketua MER-C Sarbini Murad saat berpidato di forum tersebut.
Ia mengimbau kepada seluruh tenaga kesehatan di Indonesia dan seluruh dunia untuk tidak berdiam diri melihat kekejaman yang dilakukan Israel terhadap petugas medis dan paramedis.
Dalam surat terbukanya, persatuan dokter, perawat, apoteker, dokter gigi dan bidan Indonesia mengatakan, 22 rumah sakit, dan 49 pusat kesehatan di Gaza telah berhenti beroperasi karena serangan Israel, yang merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa pertama pada 12 Agustus 1949 dan protokol tambahan pada 1977.
“(Kami) mendesak PBB, komunitas dan organisasi kesehatan internasional untuk mengambil langkah konkrit dan segera menghentikan serangan Israel terhadap fasilitas dan personel medis di Gaza dan memulihkan layanan medis yang terhenti secepat mungkin,” demikian bunyi surat itu.
“(Kami) meminta pemerintah (Indonesia) untuk melakukan diplomasi yang tegas di kancah internasional untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya di Gaza, Palestina.”
Indonesia telah lama menjadi pendukung Palestina, yang merupakan kelompok pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia dari pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1945.
Komentar
Posting Komentar