Bupati Kutai Barat minta maaf soal pemukulan sopir truk oleh ajudan
21 Desember 2023 19:59 WIB
Balikpapan (ANTARA) - Bupati Kutai Barat (Kubar) FX Yapan minta maaf atas pemukulan yang dilakukan ajudannya terhadap sopir truk pengangkut minyak sawit mentah (CPO/crude palm oil) yang terjadi di kawasan Kinong, Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat, Rabu 20 Desember sore.
Aksi pemukulan itu terekam kamera warga. Begitu diunggah ke media sosial langsung mendapat respons beragam warganet dan tersebar luas.
”Karena itu saya atas nama pribadi, keluarga, Pemerintah Kutai Barat, dan atas nama ajudan saya minta maaf karena suatu hal yang tidak seharusnya terjadi,” ucap FX Yapan dalam konferensi pers di kantor Bupati Kubar, Kamis.
Menurut Bupati Yapan, kejadian tersebut itu berawal saat rombongan dia bertemu dengan konvoi lima truk angkutan CPO. Rombongan Bupati Yapan pulang kampanye dari Kecamatan Jempang dan menggunakan mobil pribadi tanpa pengawalan protokoler.
Truk CPO berkapasitas 15 ton atau 20 ton adalah kendaraan besar, panjang, dan lebar. Sopir tidak serta merta melihat kendaraan lain di belakangnya bila hanya mengandalkan kaca spion. Karena ukurannya juga, dan lebar jalan hanya 6 meter, tidak mudah menyalip truk CPO.
Baca juga: Ribuan warga Kutai Barat antusias sambut kedatangan Presiden Jokowi
Saat memasuki Simpang Damai, rombongan Bupati Yapan meminta jalan kepada truk-truk angkutan CPO tersebut. Empat truk memberi jalan dengan sedikit menepi, namun truk terakhir yang dikemudian Andri Rahman tetap melaju menggunakan hampir seluruh badan jalan.
Sopir mobil Bupati melambaikan tangan ke mobil CPO tanda minta jalan, selain juga karena di belakang rombongan ada mobil ambulan.
Kemudian mobil bupati tetap berusaha mendahului. Saat itu juga dari arah berlawanan tiba sebuah bus.
”Pas mau masuk (Jembatan) Kinong ada bis dari depan, lalu si Daniel (ajudan) melambaikan tangan supaya truk CPO memberi jalan sementara bis sudah berhenti. Tapi begitu kami mau masuk menyalip, dihajarnya lagi. Hampir digulung (ditabrak) dia,” kata Yapan.
Truk CPO tidak mengurangi kecepatan dan tetap di jalurnya sehingga membuat mobil Yapan keluar jalur dan berhenti. Truk CPO Andre Rahman juga berhenti.
Lalu ajudan serta Yapan ikut turun ingin menegur sopir CPO. Tetapi saat ditegur, menurut Yapan, sopir CPO malah juga marah-marah.
Ajudan lalu emosi dan meminta sopir CPO turun dari truknya. Karena itu kemudian terjadilah penganiayaan tersebut.
Baca juga: Pemprov Kaltim bantu RLH korban kebakaran di Kutai Barat
”Karena Daniel ini emosi akhirnya terjadilah sesuatu yang tidak kita inginkan. Saya juga keluar melerai, terus ada kemenakan saya juga keluar melerai. Tapi dia sempat ditendang Daniel (ajudan). Kalau sampai terjadi (kecelakaan) ngga ketemu kita hari ini,” ujar Yapan kepada jurnalis di Barong Tongkok, Kamis.
Meski begitu Yapan mengaku kedua belah pihak sudah saling memaafkan dan kedua belah pihak meneken surat pernyataan perdamaian pada Kamis pagi tersebut.
Di sisi lain, meski sudah saling memaafkan tersebut, pemberitaan ataupun media sosial masih ramai dengan kejadian tersebut. Aksi yang disebut Bupati Yapan sebagai sebab emosi itu disebut sejumlah media sebagai ‘aksi barbar’ atau ‘aksi penganiayaan’.
Di dalam video yang beredar itu memang tampak seorang pria berbaju merah menendang dan menarik paksa sopir truk, sementara si sopir hanya tampak pasrah dan tidak melawan.
Di Balikpapan, para jurnalis mengonfirmasi kasusnya kepada Kapolda Kaltim Irjen Pol Nanang Avianto.
“Kasusnya sudah ditangani Polres Kubar,” kata Kapolda Nanang.
Baca juga: Ratusan jiwa terisolasi akibat jalan rusak di Kutai Barat
Baca juga: Menyiapkan SDM berkualitas dari kebun sekolah di Kutai Barat
Aksi pemukulan itu terekam kamera warga. Begitu diunggah ke media sosial langsung mendapat respons beragam warganet dan tersebar luas.
”Karena itu saya atas nama pribadi, keluarga, Pemerintah Kutai Barat, dan atas nama ajudan saya minta maaf karena suatu hal yang tidak seharusnya terjadi,” ucap FX Yapan dalam konferensi pers di kantor Bupati Kubar, Kamis.
Menurut Bupati Yapan, kejadian tersebut itu berawal saat rombongan dia bertemu dengan konvoi lima truk angkutan CPO. Rombongan Bupati Yapan pulang kampanye dari Kecamatan Jempang dan menggunakan mobil pribadi tanpa pengawalan protokoler.
Truk CPO berkapasitas 15 ton atau 20 ton adalah kendaraan besar, panjang, dan lebar. Sopir tidak serta merta melihat kendaraan lain di belakangnya bila hanya mengandalkan kaca spion. Karena ukurannya juga, dan lebar jalan hanya 6 meter, tidak mudah menyalip truk CPO.
Baca juga: Ribuan warga Kutai Barat antusias sambut kedatangan Presiden Jokowi
Saat memasuki Simpang Damai, rombongan Bupati Yapan meminta jalan kepada truk-truk angkutan CPO tersebut. Empat truk memberi jalan dengan sedikit menepi, namun truk terakhir yang dikemudian Andri Rahman tetap melaju menggunakan hampir seluruh badan jalan.
Sopir mobil Bupati melambaikan tangan ke mobil CPO tanda minta jalan, selain juga karena di belakang rombongan ada mobil ambulan.
Kemudian mobil bupati tetap berusaha mendahului. Saat itu juga dari arah berlawanan tiba sebuah bus.
”Pas mau masuk (Jembatan) Kinong ada bis dari depan, lalu si Daniel (ajudan) melambaikan tangan supaya truk CPO memberi jalan sementara bis sudah berhenti. Tapi begitu kami mau masuk menyalip, dihajarnya lagi. Hampir digulung (ditabrak) dia,” kata Yapan.
Truk CPO tidak mengurangi kecepatan dan tetap di jalurnya sehingga membuat mobil Yapan keluar jalur dan berhenti. Truk CPO Andre Rahman juga berhenti.
Lalu ajudan serta Yapan ikut turun ingin menegur sopir CPO. Tetapi saat ditegur, menurut Yapan, sopir CPO malah juga marah-marah.
Ajudan lalu emosi dan meminta sopir CPO turun dari truknya. Karena itu kemudian terjadilah penganiayaan tersebut.
Baca juga: Pemprov Kaltim bantu RLH korban kebakaran di Kutai Barat
”Karena Daniel ini emosi akhirnya terjadilah sesuatu yang tidak kita inginkan. Saya juga keluar melerai, terus ada kemenakan saya juga keluar melerai. Tapi dia sempat ditendang Daniel (ajudan). Kalau sampai terjadi (kecelakaan) ngga ketemu kita hari ini,” ujar Yapan kepada jurnalis di Barong Tongkok, Kamis.
Meski begitu Yapan mengaku kedua belah pihak sudah saling memaafkan dan kedua belah pihak meneken surat pernyataan perdamaian pada Kamis pagi tersebut.
Di sisi lain, meski sudah saling memaafkan tersebut, pemberitaan ataupun media sosial masih ramai dengan kejadian tersebut. Aksi yang disebut Bupati Yapan sebagai sebab emosi itu disebut sejumlah media sebagai ‘aksi barbar’ atau ‘aksi penganiayaan’.
Di dalam video yang beredar itu memang tampak seorang pria berbaju merah menendang dan menarik paksa sopir truk, sementara si sopir hanya tampak pasrah dan tidak melawan.
Di Balikpapan, para jurnalis mengonfirmasi kasusnya kepada Kapolda Kaltim Irjen Pol Nanang Avianto.
“Kasusnya sudah ditangani Polres Kubar,” kata Kapolda Nanang.
Baca juga: Ratusan jiwa terisolasi akibat jalan rusak di Kutai Barat
Baca juga: Menyiapkan SDM berkualitas dari kebun sekolah di Kutai Barat
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags:
Komentar
Posting Komentar