Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistik pertumbuhan ekonomi Indonesia setahun mendatang bisa mencapai 5 persen.
Jokowi menilai konsistensi kebijakan yang berkelanjutan dan saling sinergi di antara jajaran pemerintah dan swasta menjadi kunci utama mempertahankan pertumbuhan ekonomi meski dalam situasi geopolitik yang sulit dan tidak menentu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada alasan untuk pesimis memasuki 2024, saya masih optimis pertumbuhan ekonomi kita akan berada di kisaran 5 persen," ucap Jokowi dalam acara Seminar Nasional Perekonomian Outlook Indonesia 2024 di St Regis Hotel, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
"Namun, kalau orang Jawa bilang tetap eling lan waspodo. Harus ingat hati-hati dan waspada. Ketidakpastian global berlanjut, konflik Timur Tengah yang memicu kenaikan harga minyak global masih ada," paparnya menambahkan.
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengakui bahwa situasi geopolitik dunia terutama di Timur Tengah masih bergejolak dan tak pasti.
Karena itu, Jokowi mewanti-wanti salah satu yang patut diperhatikan pemerintah, terutama penerusnya nanti setelah terpilih di Pilpres 2024, adalah inflasi harga pangan terutama di saat perubahan musim yang semakin tak menentu.
"Forecast harga komoditas pangan dan lain-lain justru yang kita masih hati-hati. Saya sedikit khawatir urusan komoditas pangan karena kemarin super El Nino produksi kita turun sedikit, di 2024 perkiraan juga tak akan kembali ke normal," lanjutnya.
Jokowi juga mengaku mendapat bisikan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati soal harga minyak dunia pada 2024 mendatang.
Jokowi memaparkan Menkeu-nya itu memprediksi harga minyak dunia tahun depan tidak akan bergolak tajam meski tensi geopolitik di Timur Tengah masih berlanjut saat ini.
"Tadi Bu Menteri Keuangan bisik-bisik ke saya, urusan harga minyak kelihatannya tidak akan bergejolak naik lagi. Ini perlu disyukuri," ucap Jokowi.
Menurut Jokowi, tanda-tanda harga minyak dunia yang stabil ini berdampak positif terutama untuk menjaga arus kas negara untuk penggunaan subsidi energi yang telah membengkak sejak pandemi Covid-19 2020 lalu.
(del/rds)
/data/photo/2018/03/21/2304595185.jpg "2304595185")
Tidak ada komentar:
Posting Komentar