Pilihan

Netizen Malaysia Komentari Video Serambinews.com Soal Rohingya Minta Tanah,Sebut Preman di Negaranya - Serambinews

Netizen Malaysia Komentari Video Serambinews.com Soal Rohingya Minta Tanah,Sebut Preman di Negaranya - Serambinews.com

Netizen Malaysia Komentari Video Serambinews.com Soal Rohingya Minta Tanah,Sebut Preman di Negaranya

Netizen Malaysia Komentari Video Serambinews.com Soal Rohingya Minta Tanah,Sebut Preman di Negaranya

SERAMBINEWS.COM - Seorang netizen Malaysia bernama Rabiah ikut mengomentari isu kedatangan Imigran Rohingya yang yang datang berbondong-bondong ke Aceh baru-baru ini.

Komentar tersebut dilayangkan lewat tayangan video YouTube Serambinews.com berjudul "Sempat Viral Rohingya Demo Minta Tanah di Malaysia, Ternyata Begini Faktanya" tayang pada Jumat (8/12/2023).

Melalui video berdurasi dua menit 56 detik itu menampilkan pengungsi Rohingya yang berbondong-bondong mengutarakan orasi dengan penuh kerusuhan.

Warga dari etnis Rohingya tersebut semua berteriak dan menyampaikan demo dengan bahasa mereka.

Menanggapi video yang telah ditonton 150 ribu kali tersebut, pemilik akun YouTube bernama @rabiah9128 itu mengatakan jika warga lainnya hidup baik-baik saja sebelum kedatangan imigran Rohingya ke negaranya.

Menurutnya sejak kehadiran imigran Rohingya di negaranya, mereka kerap membuat kerusakan, bahkan menjadi preman. 

BERITA TERKAIT

"Saya dari Malaysia, dulu kita baik baik tau dengan semua pendatang atau kumpulan pekerja. Kepada semua bangsa saya rakyat Indonesia lihatlah perangai nye. menjadi samseng di negara kita dan macam-macam lagi," katanya dalam bahasa Melayu.

Lebih lanjut, dalam komentar tersebut Rabiah mengungkap jika dirinya lebih bahagia jika negaranya didatangi oleh pekerja yang berasal dari Indonesia daripada orang Rohingya

Ia menuturkan, Imigran Rohingya selain mempunyai perangai yang buruk juga malas bekerja.

"Lebih bahagia kita dengan jiran kita orang indonesia, datang kerja makan gaji dan buruh..tapi bangsa ni ambil sayur..sayur dan buah dijual kepada rakyat. Hanya 4/ 5 tahun dulu kononnya bernaung di bawah UNCHR.. boleh saya tanya? tanah untuk mereka...tolong ingat rakyat Malaysia ni bodoh," pungkasnya. 

Komentar netizen asal negeri Jiran itu mendapat banyak dukungan dari warganet lainnya usai menerima sebanyak 202 likes. Tak hanya itu, komentar tersebut juga mendapat 134 balasan dukungan dari pengguna akun YouTube lainnya.

Heboh Video Rohingya Demo Minta Tanah di Malaysia, Ternyata Begini Faktanya

Banyak yang keliru soal video pengungsi Rohingya demo meminta tanah di Malaysia, ternyata begini faktanya.

Beberapa hari terakhir, media sosial dihebohkan dengan video demonstrasi yang dilakukan para pengungsi Rohingya di Malaysia agar diberikan tanah khusus untuk mereka.

Dalam video tersebut terlihat para pengungsi Rohingya berkerumun di sebuah tempat sambil menyampaikan orasi dengan emosional.

Mereka berteriak sambil menunjuk-nunjuk ke arah kamera, tidak jelas apa yang disampaikan.

"Jangan sampai kejadian di Indonesia. Pemerintah ayo tegas," tulis dalam unggahan video tersebut sebagaimana dikutip dari Instagram @viralsekali, Jumat (8/12/2023).

Sementara salah seorang konten kreator Aceh, Zulfan Afdhilla membongkar fakta sebenarnya terkait video tersebut.

Menurutnya, walau tidak sepakat dengan wacana memberikan tempat tinggal bagi pengungsi Rohingya di Indonesia, namun harus tetap menyebarkan informasi yang jujur.

"Walaupun saya juga tidak setuju jika pengungsinya terus-terusan di Indonesia, kita juga harus jujur dalam menilai dan memberikan berita informasi," tulisnya di Instagram @zulfanafdhilla dikutip, Jumat.

Dijelaskan Zulfan, termasuk video yang sering disebarkan di media sosial seperti dalam beberapa hari terakhir.

Video tersebut kerap digunakan sebagai berita hoaks dengan narasi bahwa para pengungsi Rohingya sedang melakukan demo meminta tanah di Malaysia.

Menurutnya, walaupun ada etnis Rohingya yang meminta hak tanah, namun masih menjadi pertanyaan apakah aspirasi komunal atau keinginan perorangan saja.

"Tapi kalau dalam konteks demo belum ketemu berita dan videonya," jelas Zulfan.

Sumber asli video tersebut ternyata berasal dari unggahan akun YouTube Kantor Berita AP Archive.

Video berjudul ‘Rohingya migrants in Malaysia protest violence in Myanmar’ itu dimuat pada 5 September 2017 lalu.

Dalam keterangan videonya dijelaskan, sejumlah masyarakat etnis Muslim Rohingya yang tinggal di Malaysia berkumpul di luar kedutaan Myanmar di Kuala Lumpur pada Rabu (30/12/2017).

Sejumlah masyarakat etnis Rohingya ini berdemo untuk memprotes kekerasan di negara bagian Rakhine, Myanmar barat.

Mayoritas dari sekitar satu juta warga Rohingya di Myanmar tinggal di bagian utara negara bagian Rakhine.

Di tempat tersebut terjadi pemberontak melancarkan serangan terkoordinasi terhadap pos-pos polisi yang diduga memicu pembalasan brutal oleh pasukan pemerintah.

Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh untuk mencari keselamatan, bersama dengan eksodus yang lebih kecil dari etnis Rakhine yang beragama Buddha.

Kelompok hak asasi manusia dan aktivis Rohingya mengatakan, tentara membalas dengan membakar desa-desa dan menembak warga sipil.

Pemerintah menyalahkan pemberontak Rohingya atas kekerasan tersebut, termasuk pembakaran.

Ketua Dewan Permusyawaratan Organisasi Islam Malaysia, Azmi Abdul Hamid yang hadir dalam demo tersebut berjanji akan mendesak pemerintah Malaysia untuk mengusir pekerja migran Myanmar yang mayoritas beragama Buddha dari negara tersebut.

Dia juga mengkritik kurangnya tindakan atau kecaman pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi atas kekerasan yang menargetkan Muslim Rohingya di Myanmar.

Dengan demikian, video yang beredar selama ini di media sosial soal pengungsi Rohingya demo minta tanah di Malaysia adalah hoaks.

Pemko Sabang Minta UNHCR Pindahkan Pengungsi Rohingya

Sementara diberitakan sebelumnya, Pemko Sabang meminta sebaiknya UNHCR segera memindahkan pengungsi Rohingya dari sana.

Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Setda Pemko Sabang, Ady Akmal Shiddiq pada Rabu (6/12/2023) menyampaikan, hal ini menyikapi berbagai ketegangan yang terjadi antara warga dan para pengungsi maupun dengan pemerintah setempat.

"Menyikapi sikap masyarakat yang menolak kehadiran pengungsi Rohingya, kami tidak ingin terjadi hal-hal di luar kendali," kata Ady.

"Jadi sebaiknya pihak UNHCR segera memindahkan mereka ke tempat yang telah ditentukan sebelumnya," tambahnya.

Sementara Protection Associate UNHCR, Faisal Rahman mengatakan pihaknya bertanggung jawab penuh terhadap para pengungsi etnis Rohingya tersebut.

Baik dalam hal biaya yang dibutuhkan, kebutuhan dasar, kesehatan, dan lain sebagainya.

"Jadi semua penanganan yang dilakukan itu, menjadi tanggung jawab kita dari UNHCR dengan lembaga mitra kita seperti IOM dan lainnya," jelas Faisal.

"Semaksimal mungkin kita mengusahakan tidak membebankan biaya kepada pemerintah," tambahnya.

Kemudian, tim dari UNHCR itu juga menjelaskan pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut kepada Satgas Penanganan Pengungsi Nasional dan pemerintah.

Koordinasi tersebut mengenai relokasi atau penempatan selanjutnya para pengungsi Rohingya.

"Yang bisa kita lakukan adalah terus berkoordinasi, dari UNHCR sendiri kita berkoordinasi dengan internal kita, di nasional dengan Satgas Penanganan Pengungsi Nasional," jelas Faisal.

"Untuk kemudian mencari satu alternatif tempat yang bisa ditunjuk oleh pemerintah agar bisa kita lakukan penanganan yang lebih efektif," pungkasnya.

Diketahui sebelumnya pengungsi Rohingya berlabuh di pesisir Pantai Ie Meulee, Sabang menggunakan perahu kayu pada Sabtu (2/12/2023) sekitar pukul 2.00 WIB dini hari.

Para pengungsi tersebut sempat bermalam di Gampong Balohan, namun ditolak masyarakat setempat.

Akhir-akhir ini kedatangan para pengungsi Rohingya terus membanjiri Aceh, meski demikian terjadi penolakan warga di sejumlah tempat.

Pasalnya, para pengungsi Rohingya ini kerap berulah setelah ditolong seperti melarikan diri dari penampungan dan sebagainya, sehingga warga yang diperiksa polisi.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Komentar

Opsi Media Informasi Group

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek