PBB: Bencana Kelaparan Dahsyat Warga Gaza Ada di Depan Mata - CNN Indonesia

PBB: Bencana Kelaparan Dahsyat Warga Gaza Ada di Depan Mata

CNN Indonesia
Sabtu, 23 Des 2023 00:21 WIB
Laporan PBB tersebut mengatakan bahwa 26 persen warga Gaza, yang berjumlah sekitar 576.600 orang, telah kehabisan persediaan makanan.
Warga Gaza korban agresi brutal Israel kini menghadapi bencana kelaparan dahsyat. (AP/Fatima Shbair)
Jakarta, CNN Indonesia --

Laporan PBB pada Kamis (21/12) menyebut lebih dari 576.600 orang di Gaza menghadapi bencana kelaparan dahsyat yang disebabkan serangan membabi buta Israel sejak 7 Oktober lalu.

"Seluruh penduduk Gaza, sekitar 2,2 juta orang, berada dalam krisis atau tingkat kerawanan pangan akut yang lebih parah," menurut laporan Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (Integrated Food Security Phase Classification, IPC) yang mencakup data dari Program Pangan Dunia (World Food Program, WFP), sebuah lembaga PBB dan organisasi non-pemerintah.

IPC adalah platform multi-pemangku kepentingan yang menganalisis data untuk menentukan tingkat keparahan dan besarnya krisis kelaparan sesuai dengan standar ilmiah yang diakui secara internasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi

Laporan tersebut mengatakan bahwa 26 persen warga Gaza, yang berjumlah sekitar 576.600 orang, telah kehabisan persediaan makanan dan kapasitas penanggulangannya serta menghadapi bencana kelaparan dahsyat (IPC Fase 5).

Direktur Eksekutif WFP Cindy McCain, mengatakan, lembaganya telah memperingatkan bencana yang akan datang ini bisa berlangsung selama berminggu-minggu.

"Tragisnya, tanpa akses yang aman dan konsisten yang kami minta, situasinya sangat menyedihkan, dan tidak ada seorang pun di Gaza yang aman dari kelaparan," ujar McCain, seperti dikutip Anadolu.

Pakar ketahanan pangan WFP telah menetapkan bahwa warga Gaza telah menghabiskan seluruh sumber daya mereka, di sisi lain mata pencaharian mereka hancur, toko roti hancur, toko-toko kosong, dan para keluarga tidak dapat menemukan makanan.

Orang-orang mengatakan kepada staf WFP bahwa mereka sering tidak makan sepanjang hari dan banyak orang dewasa kelaparan agar anak-anak bisa makan.

"Ini bukan sekedar angka, ada anak-anak, perempuan dan laki-laki di balik statistik yang mengkhawatirkan ini," kata Kepala Ekonom WFP Arif Husain. "Kompleksitas, besarnya, dan kecepatan terjadinya krisis ini belum pernah terjadi sebelumnya," tambahnya.

Laporan tersebut menekankan bahwa lebih banyak makanan darurat dan bantuan multi-sektoral sangat penting untuk mencegah kematian yang meluas.

"Jeda kemanusiaan tujuh hari belum lama ini menyoroti bahwa WFP dan mitranya dapat memberikan bantuan ketika kondisi memungkinkan, dan pembukaan kembali perbatasan Kerem Shalom membuka jalan bagi lebih banyak makanan dan pasokan bantuan lainnya untuk mengalir ke Gaza," ujar Arif Husain.

Mengulangi seruan gencatan senjata kemanusiaan, McCain menyatakan, dunia tidak bisa hanya berdiam diri dan melihat orang-orang kelaparan di Gaza.

"Akses kemanusiaan diperlukan saat ini agar pasokan dapat mengalir ke dan ke seluruh Gaza dan agar warga sipil dapat menerima bantuan penyelamatan nyawa dengan aman," tegas McCain.

Pada 12 Desember lalu, Israel memutuskan untuk membuka perbatasannya di Kerem Shalom untuk pengiriman langsung bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Palestina di Gaza.

Penyeberangan Kerem Shalom, juga disebut Karm Abu Salem oleh orang Palestina, adalah satu-satunya penyeberangan komersial di Gaza. Lebih dari 60 persen bantuan ke Gaza biasanya melalui terminal tersebut sebelum pecahnya konflik saat ini.

Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Menurut otoritas kesehatan di Gaza, bombardir Negeri Zionis di Gaza telah menewaskan hampir 20.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 52.000 lainnya.

(wiw)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya