BMKG Identifikasi Karakter Sesar Sumedang Penyebab Gempa - detik

 

BMKG Identifikasi Karakter Sesar Sumedang Penyebab Gempa

Nur Azis - detikJabar
Jumat, 12 Jan 2024 17:30 WIB
Ilustrasi Gempa
Ilustrasi Gempa. Foto: Getty Images/iStockphoto/Petrovich9
Sumedang -

BMKG berupaya mengidentifikasi sesar baru penyebab gempa di Kabupaten Sumedang pada 31 Desember 2023 dengan menggunakan metode geofisika. Dugaan sesar baru itu diberi nama Sesar Sumedang.

Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono memaparkan alasan kenapa sesar tersebut dinamai Sesar Sumedang. "Karena sebaran pusat gempa terletak di Sumedang dan sekitarnya. Gempa Sumedang menjadi human interest dan pertanyaan publik terkait nama sesar pembangkit gempa," ungkap Daryono kepada detikJabar, Jumat (12/1/2024).

Meski Sesar Sumedang belum terpetakan secara mendetail dan baru secara garis besar, sambung Daryono, namun berdasarkan data hiposenter BMKG menunjukan adanya kluster seismisitas yang cenderung berarah Utara-Selatan dengan melintasi Kota Sumedang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BMKG sendiri dalam mengidentifikasi sesar pembangkit gempa, dominan berbasis metode geofisika, yaitu relokasi hiposenter dan mekanisme sumber gempa. "Ini mirip kota-kota yang dilalui jalur sesar aktif seperti di antaranya Sesar Palu-Koro, Sesar Sorong, Sesar Aceh, Sesar Gorontalo, Sesar Semarang, Sesar Ungaran, Sesar Lembang dan lain-lain," tuturu Daryono.

Daryono menegaskan, penamaan Sesar Sumedang juga untuk merujuk kepada nama tempat yang berisiko. Hal itu sekaligus sebagai pesan edukasi terkait mitigasi serta pesan bagi warga setempat kaitannya dengan kesiapsiagaan terhadap bencana.

"Sehingga nama Sesar Sumedang lebih edukatif bagi masyarakat terkait kesiapsiagan terhadap bencana gempa bumi di masa depan," paparnya.

Lebih jauh, Daryono menambahkan terkait alasan kenapa Sesar Sumedang baru teridentifikasi aktif sekarang. Menurutnya, cara paling mudah serta nyata untuk mengidentifikasi sebuah sesar aktif adalah jika terjadi gempa di jalur sesar tersebut.

"Gempa merupakan konfirmasi dan bukti bahwa sesar tersebut aktif, Selain adanya kelurusan struktur geologi (lineament), juga adanya pergeseran sesar yang menjadi bukti sesar tersebut aktif, yang termonitor nilai laju gesernya (slip rate) melalui GPS di jalur sesar tersebut," paparnya.

"Karena baru sekarang terjadi gempa signifikan dan ada sebaran gempa susulan maka baru terkonfirmasi oleh gempa untuk jalur sesarnya," ucap Daryono menambahkan.

Sekadar diketahui, berdasarkan data dari BMKG yang diterima detikJabar tercatat sudah ada 20 kali gempa mengguncang Sumedang dari Sejak 31 Desember 2023 hingga Senin (8/1/2024).



(sud/sud)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya