2024-01-09 18:17:23
nasional
Selasa, 9 Januari 2024 | 18:17 WIB
JawaPos.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto melakukan pengadaan 42 unit pesawat tempur Rafale dari Prancis. Pesawat baru ini dijadwalkan tiba di Indonesia pertama kali pada 2026 mendatang.
Setelah ditelusuri, Rafale ternyata pesawat tempur bukan kaleng-kaleng. Pesawat ini juga menjadi salah satu persenjataan utama angkatan udara Prancis.
Rafale merupakan pesawat tempur canggih generasi 4.5 yang menjadi salah satu pesawat andalan negara – negara anggota NATO. Rafale termasuk dalam kategori pesawat omnirole, sehingga mampu melakukan berbagai jenis misi mulai dari superioritas udara dan pertahanan udara, dukungan udara jarak dekat, serangan in-depth, pengintaian udara, dan serangan anti-kapal.
Baca Juga: Jokowi Sebut Debat Ketiga Jadi Ajang Saling Serang, Ganjar Pranowo: Saya Tidak Menyerang Pribadi
Berdasarkan laman Wikipedia, Dassault Rafale adalah pesawat tempur serbaguna, bermesin dua, dan bersayap delta. Rafale dirancang sebagai pesawat berpangkalan di daratan maupun di kapal induk.
Program pesawat Rafale terdiri dari tiga versi pesawat tempur mesin-kembar multi-peran, versi satu-tempat duduk Rafale C, versi dua-tempat duduk Rafale B dan versi AL (kapal induk) adalah Rafale M. Tiga versi pesawat tempur ini dilengkapi dengan mesin, sistem tempur dan navigasi, sistem managemen pesawat dan sistem kontrol penerbangan yang sama. Mereka semua dapat melakukan semua tipe misi dari penyerangan daratan sampai superioritas udara.
Dibuat mengikuti Demonstrator Rafale A secara langsung, ketiga versi Rafale mempertahankan kualitasnya yang dibuktikan dalam penerbangan: 70knot, 9g/-3.6g, sudut penyerangan maksimum 32 derajat, serta jarak take-off dan pendaratan kurang dari 400 meter.
Kualitas ini diperoleh dari konsep aerodinamis delta-canard yang dikombinasikan dengan sayap delta dan sebuah foreplane aktif yang diletakkan secara tepat di hubungan sayap untuk mengoptimalkan efisiensi dan kontrol stabilitas aerodinamis tanpa menghalangi pandangan pilot. Lebih dari itu, bentuk dan material pesawat diseleksi secara berlanjut untuk meminimalisasi deteksi sensor elektromagnetis dan inframerah.
Satu pesawat Rafale dibanderal dengan harga Rp 1,17-1,34 triliun. Harga disesuaikan dengan versinya.
SPESIFIKASI
Ciri-ciri Umum:
Kru: 1–2
Panjang: 15,27 m
Rentang sayap: 10,80 m
Tinggi: 5,34 m
Luas sayap: 45,7 m²
Berat kosong: 9.500 kg (C), 9.770 kg (B), 10.196 kg (M)
Berat maksimum saat lepas landas: 24.500 kg (C/D), 22.200 kg (M)
Mesin: 2 × Snecma M88-2 mesin turbofan
Dorongan kering: 50,04 kN () masing-masing
Dorongan dengan pembakar lanjut: 75,62 kN dengan M88-Eco (>90 kN setelah tahun 2010) () masing-masing
Kinerja:
Laju maksimum
Ketinggian tinggi: 2.390 km/jam
Ketinggian rendah: 1.390 km/jam
Jangkauan: 3.700+ km
Radius tempur: 1.852+ km pada misi penetrasi
Langit-langit batas: 16.800 m
Laju tanjak: 304,8+ m/sBeban sayap: 326 kg/m²
Dorongan/berat: 1,13
Persenjataan
Senjata api: 1× 30 mm (1,18 inci) GIAT 30/719B cannon dengan 125 bulatan
Titik keras: 14 untuk Angkatan Udara Prancis (Rafale B,C), 13 untuk Angkatan Laut Prancis (Rafale M) dengan kapasitas 9.500 kg bahan bakar eksternal dan persenjataan
Rudal:
Udara-ke-udara:MICA IR/EMMagic IIMBDA Meteor pada masa depan
Udara-ke-tanah:MBDA ApacheSCALP EGAASM-Hammer (SBU-38/54/64)
GBU-12 Paveway IIAM 39 ExocetRudal nuklir ASMP-AAS-30LMark-82
Lainnya:Pod penentu sasaran Thales DamoclesPod pengintaian RECO NGPod pengintaian THALES AREOSsampai 5 drop tangki
Rafale dapat juga memuat pod pengisian bahan bakar Rafale-ke-Rafale
AERODINAMIKA
Rafale berfiturkan sayap delta dipadukan dengan kanard aktif terintegrasi (dekat-berpasangan) untuk memaksimalkan kemampuan manuver (+9 G atau -3 G) sambil memelihara kestabilan terbang. Nilai maksimum 11 G dapat diraih dalam keadaan darurat. Kanard juga mengurangi laju pendaratan hingga 115 knot.
Menurut sumber internal (Les essais en vol du Rafale) batas laju terendah adalah 100 kt tetapi 80 kt kadang-kadang diperagakan pada pameran dirgantara oleh pilot untuk mengungkapkan mutu laju rendah pesawat ini. Batas minimum 15 kt dapat dicapai pada saat simulasi tempur melawan Mirage 2000 oleh seorang pilot agresif. Pesawat ini dapat dioperasikan dari landas pacu yang hanya berpanjang 400 meter.
SISTEM TEMPUR
Rafale diperlengkapi dengan sistem pertahanan elektronik terintegrasi yang disebut Système de Protection et d'Évitement des Conduites de Tir du RAfale (Self-Protection Equipment Countering Threats to Rafale Aircraft, disingkat SPECTRA) yang menyediakan teknologi siluman virtual berbasis perangkat-lunak. Sensor terpenting yang dimiliki adalah radar RBE2 Passive Electronically Scanned Array buatan Thales Group.
Thales mengaku sebagai pihak yang pertama mencapai tingkat kesadaran situasional melalui deteksi dini dan pelacakan multi-sasaran udara untuk pertempuran jarak dekat dan pencegatan berjelajah-jauh, juga penciptaan seketika peta lapangan tiga-dimensi di hadapan dan penciptaan seketika peta daratan beresolusi tinggi untuk navigasi dan penentuan sasaran.
Di dalam lingkungan ketika pengelolaan pengenalan diperlukan, Rafale dapat menggunakan beberapa sistem sensor pasif. Sistem optik-listrik bagian-depan atau Optronique Secteur Frontal (OSF), dikembangkan oleh Thales, secara utuh terintegrasi di dalam pesawat ini dan dapat beroperasi dalam panjang gelombang mata telanjang maupun infra merah.
Sistem perlindungan diri elektronik SPECTRA, yang dikembangkan oleh Thales dan EADS Prancis, memberi pesawat ini kemampuan tertinggi untuk bertahan melawan ancaman dari udara maupun daratan.
Sistem inti Rafale membekerjakan Avionik Modular Terintegrasi (IMA), yang disebut Satuan Pengolahan Data Modular (Modular Data Processing Unit), disingkat MDPU. Arsitektur ini menjadi tuan rumah bagi semua fungsi inti Rafale sebagai Sistem Pengelolaan Penerbangan, Fusi Data, Kendali Penembakan, Antarmuka Mesin-dan-Manusia, dan lain-lain.
RADAR AESA
Radar Susunan Terpindai Elektronis Aktif AESA RBE2 AA (Antenna Actife) buatan Thales digunakan untuk menggantikan Susunan Terpindai Pasif RBE2 yang terpasang. Thales mengirimkan radar baru itu pada bulan Agustus 2010 untuk digunakan pada tranche Rafale keempat. Seluruhnya ada 60 tranche, yang masing-masing tranche itu terdiri dari empat pesawat telah dipesan pada waktu itu. Skuadron pesawat yang diperlengkapi AESA ini diharapkan dapat dioperasionalkan pada tahun 2012. Thales juga mengaku bahwa radar AESA akan memperbaiki kemampuan operasional pesawat dalam hal jelajah, kemampuan mencegat, kemampuan membuntuti, dan penangkalan.
KOKPIT
Kokpit menggunakan kursi pelontar Mark 16F nol-nol buatan Martin-Baker, yang mampu digunakan pada laju nol dan ketinggian nol. Kursi ini berkemiringan 29 derajat ke belakang untuk memperbaiki toleransi gaya G. Engsel kanopi dapat membuka ke sisi kanan. Sistem ini terhubung dengan sistem terintegrasi generator oksigen yang disediakan untuk menghilangkan kebutuhan banyak kotak oksigen.
Pada kokpit terdapat tampilan atas kepala (Head-Up Display, disingkat HUD), holografis bersudut lebar; dua tampilan serbaguna (Multi-Function Display, disingkat MFD), yang merunduk dan merupakan panel datar berwarna; dan tampilan collimated pusat. Antartindak pilot-dan-tampilan memanfaatkan sentuhan, dalam hal ini pilot menggunakan sarung tangan kulit berlapis sutera. Selain itu, dalam pengembangan sepenuhnya, pilot dilengkapi dengan tampilan melekat kepala (Head-Mounted Display, disingkat HMD). Dua layar sentuh kecil agak tidak biasa di bawah layar serbaguna kiri, yang digunakan untuk memilih berbagai fungsi seperti peralatan radio. Ada juga kain untuk membersihkan layar.
Pilot menerbangkan pesawat ini dengan pengendali tongkat-samping yang terpasang di sisi kanannya dan katup penutup di sisi kanannya. Kokpit Rafale juga direncanakan untuk menyertakan Direct Voice Input (DVI), yang memungkinkan pilot memberikan perintah menggunakan suaranya.
Terakhir, sebuah generator oksigen/oxygen generator (On-Board Oxygen Generating System, disingkat OBOGS) yang berfungsi untuk meningkatkan kandungan oksigen dalam udara yang diambil oleh motor kompresor sehingga dapat diberikan langsung ke pilot. Dengan OBOGS, produksi oksigen hampir tak terbatas.
NAVIGASI
Dua sistem navigasi inersia berbasis laser redundan tipe RL-90 dari Sagem dengan penerima GPS terintegrasi tipe NSS-100. Sistem Thales TLS 2020, yang menggabungkan ILS, MLS, dan VOR. Altimeter AHV 17 juga berasal dari Thales. Komponen lainnya adalah sistem statis pitot dengan empat probe multifungsi. Ini mengukur baik tekanan dinamis dan tekanan statis, dari mana ketinggian dan kecepatan penerbangan tertentu dapat dihitung. Probe dipasang secara berputar di bawah badan pesawat depan. Pemasangan yang dapat diputar memungkinkan pengukuran yang andal, bahkan pada sudut datang atau geser yang tinggi. Sensor suhu udara dan es juga tersedia. Ada juga satu set sensor data yang disediakan oleh Goodrich Corporation, menjadikannya salah satu dari sedikit komponen yang tidak berasal dari perusahaan Prancis.
FITUR PENGABUR RADAR
Meskipun bukan sebagai pesawat siluman sejati, menurut Dassault, Rafale mampu mengaburkan pengenalan radar, sementara sebagian besar fitur desain siluman diklasifikasi, penggunaan bahan komposit dan pola bergerigi di tepian sayap dan kanard berjejak berperan untuk mengurangi daya pindai radar.
Tags
Terkini
Jokowi Tegaskan Tak Berpihak pada Salah Satu Paslon Capres-Cawapres Pilpres 2024
Selasa, 9 Januari 2024 | 21:35 WIB
Singgung Jawaban Prabowo di Debat Pilpres ke-3, Mahfud Md: Namanya Rembukan, Bukan Debat!
Selasa, 9 Januari 2024 | 21:12 WIB
Jokowi Berkunjung ke Filipina, Vietnam, dan Brunei Darussalam Sampai 14 Januari
Selasa, 9 Januari 2024 | 21:12 WIB
Bukannya Minta Maaf Usai Cabuli Bocah Umur 11 Tahun, ASN Dishub DKI Malah Minta Dimaklumi: Saya Tidak Sadar, Saya Cuma Bercanda
Selasa, 9 Januari 2024 | 21:03 WIB
Haris-Fatia Divonis Bebas, Amnesty International Minta Materi Soal Papua dan Keterlibatan Luhut Diinvestigasi Aparat
Selasa, 9 Januari 2024 | 20:52 WIB
Mahfud MD Tegaskan Tak Ada Rahasia Negara yang Dibongkar pada Debat Ketiga Pilpres 2024
Selasa, 9 Januari 2024 | 20:45 WIB
Komentar
Posting Komentar