Pilihan

Houthi Disebut Simpan Senjata dalam Bunker untuk Antisipasi Serangan AS dan Sekutu di Yaman - inews

Houthi Disebut Simpan Senjata dalam Bunker untuk Antisipasi Serangan AS dan Sekutu di Yaman

Houthi Disebut Simpan Senjata dalam Bunker untuk Antisipasi Serangan AS dan Sekutu di Yaman

Kelompok Houthi disebut menyimpan senjata mereka di dalam bunker untuk mengantisipasi serangan AS di Yaman. (Foto: iNews/Dok.)

SANAA, iNews.id - Gerakan Ansar Allah di Yaman, atau lebih dikenal sebagai Houthi, disebut-sebut telah mengangkut dan menyembunyikan sejumlah senjata dan peralatan militer mereka untuk mengantisipasi serangan udara Amerika Serikat dan sekutunya. Hal itu diungkapkan oleh The Wall Street Journal (WSJ) dalam laporannya pada Kamis (11/1/2024). 

Menurut laporan tersebut, yang mengutip seorang pejabat pertahanan AS dan seseorang yang dekat dengan Houthi, para militan gerakan itu menimbun rudal-rudal mereka di bunker yang dibangun oleh mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh di Ibu Kota Sanaa. Sumber tersebut juga mengklaim bahwa Houthi dan sekutunya di Iran sedang mempersiapkan eskalasi di kawasan itu. 

Baca Juga

Houthi: Serangan AS-Inggris di Yaman untuk Alihkan Perhatian Dunia dari Genosida di Gaza

Laporan WSJ itu juga mengutip data perusahaan konsultan pelayaran TankerTrackers yang menunjukkan bahwa Behshad, sebuah kapal mata-mata Iran meninggalkan Laut Merah pada Kamis (11/1/2024) pagi menuju Kota Bandar Abbas di Iran. Kapal itu diyakini menjadi sasaran serangan udara AS-Inggris karena diduga membantu para militan Houthi menyerang kapal-kapal dagang di laut tersebut. 

Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan dari udara dan laut terhadap sejumlah sasaran militer Houthi di Yaman, Kamis malam. Washington dan London mengklaim tindakan militer mereka itu sebagai tanggapan atas serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah. Serangan AS-Inggris di Yaman ini pun menjadi perluasan regional dari perang Israel-Hamas di Jalur Gaza. 

Baca Juga

Houthi Balas Serangan, Serbu Pangkalan Militer AS dan Inggris di Laut Merah

Sementara Houthi mengancam Inggris dan AS akan membayar “harga mahal” atas serangan besar-besaran ini.  Seorang juru bicara Houthi mengatakan, tindakan militer AS dan Inggris di Yaman kali ini tidak dapat dibenarkan. Dia pun menegaskan kelompoknya akan terus menyasar kapal-kapal yang menuju Israel di Laut Merah. 

Baca Juga

AS Serang Yaman, Kerahkan Jet Tempur Tembaki Sasaran Houthi

Pada Kamis (11/1/2024), Komando Pusat AS menyatakan bahwa Houthi telah menyerang kapal komersial di Laut Merah sebanyak 27 kali sejak 19 November. Houthi sebelumnya memang telah bersumlah untuk mencegah lewatnya kapal-kapal yang terkait dengan perusahaan Israel, atau menuju Israel, baik yang melintasi Laut Merah maupun Laut Arab. 

Menurut Houthi, pencegatan atau penyerbuan terhadap kapal-kapal di Laut Merah itu akan terus mereka lakukan sampai aksi militer Israel di Jalur Gaza berakhir.

Editor : Ahmad Islamy Jamil

Follow Berita iNews di Google New

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek