Ini Fakta Lengkap Anggaran Alutsista Indonesia dari Tahun ke Tahun
Jakarta, Beritasatu.com - Pendanaan untuk belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista) sebagai bagian dari perencanaan kekuatan militer menjadi salah satu fokus utama dalam sektor pertahanan. Langkah ini diwujudkan pemerintah melalui kebijakan Minimum Essential Forces (MEF) yang diterapkan sejak 2010 dengan target penyelesaian pada 2024.
Pemerintah telah memberikan perhatian besar pada sektor pertahanan sejak 2019. Peningkatan alokasi anggaran untuk pertahanan menjadi pokok pembahasan, terutama dalam konteks pemulihan ekonomi Indonesia.
Berdasarkan Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disediakan Kementerian Keuangan, pengeluaran Kementerian Pertahanan termasuk yang tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Setiap tahun, anggaran Kementerian Pertahanan terus meningkat sejak satu dekade yang lalu.
Namun, berapa anggaran alutsista dari tahun ke tahun yang disiapkan Kementerian Pertahanan? Berikut ini besaran anggaran alutsista 10 tahun terakhir dikutip dari berbagai sumber, pada Minggu (7/1/2024).
Tahun 2024
Alokasi anggaran untuk Kementerian Pertahanan merupakan salah satu yang terbesar dalam APBN dan terus mengalami peningkatan dari 2019 hingga 2024. Meskipun, pada 2021 mengalami penurunan akibat perubahan fokus anggaran selama masa pandemi Covid-19.
Kementerian Keuangan bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyetujui peningkatan anggaran Kementerian Pertahanan pada 2024 sejumlah US$ 4 miliar atau setara dengan Rp61,58 triliun.
Dana tersebut berasal dari pinjaman luar negeri dan akan digunakan untuk mendukung belanja alutsista. Total anggaran yang telah disiapkan untuk sektor pertahanan antara 2020 dan 2024 awalnya sebesar US$ 20,75 miliar, kemudian jumlahnya menjadi US$ 25 miliar.
Kementerian Pertahanan menegaskan peningkatan anggaran belanja alutsista tidak terjadi secara mendadak, melainkan telah melalui proses perencanaan yang berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama.
Penambahan ini disebut sesuai dengan rencana strategis (renstra) sektor pertahanan, yang dibagi menjadi tiga tahap hingga 2034, dengan total mencapai US$ 55 miliar.
Dalam APBN 2024, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp 43 triliun untuk program modernisasi alutsista, non-alutsista, dan sarana prasarana (sarpras) pertahanan. Jumlah ini mengalami penurunan sekitar Rp 8,4 triliun atau sebesar 16,3% jika dibandingkan dengan proyeksi realisasi anggaran pada 2023.
Tahun 2023
Kementerian Pertahanan mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 134,32 triliun untuk pelaksanaan Tahun Anggaran 2023. Jumlah anggaran ini merupakan hasil kesepakatan antara pemerintah dan DPR, setelah adanya usulan penambahan anggaran sebesar Rp 2,4 triliun dari usulan awal pemerintah.
Selama 2023, Kementerian Pertahanan memanfaatkan dana sebesar Rp 70,9 triliun dari APBN 2023 untuk melaksanakan belanja. Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan total anggaran belanja pada 2022, yang mencapai Rp52,1 triliun.
Dari total alokasi anggaran yang diperoleh, sebanyak Rp35,19 triliun diarahkan untuk mendukung program modernisasi alutsista, non-alutsista, dan sarpras pertahanan.
Tahun 2022
Sejak Prabowo Subianto menjabat sebagai menteri pertahanan, anggaran Kementerian Pertahanan mencapai puncaknya pada 2022 dengan jumlah tertinggi mencapai Rp 150,43 triliun, sementara anggaran terendah tercatat pada 2019 dengan nilai sebesar Rp 115,35 triliun.
Berdasarkan rencana penggunaan dana tersebut, alokasi anggaran Kementerian Pertahanan dalam RAPBN 2022 mencakup program modernisasi alutsista. Selain itu, anggaran dialokasikan untuk kebutuhan non-alutsista dan sarpras pertahanan. Secara keseluruhan, untuk ketiga kebutuhan tersebut, Kementerian Pertahanan mengalokasikan dana sebesar Rp 43,26 triliun.
Tahun 2021
Kementerian Pertahanan diberikan alokasi pagu belanja sejumlah Rp 136,99 triliun pada 2021. Anggaran tersebut merupakan dana terbesar setelah Kementerian PUPR. Khusus untuk sektor alutsista, Kementerian Pertahanan mengalokasikan dana sebesar Rp 9,3 triliun.
Selain itu, Kementerian Pertahanan berencana untuk melakukan modernisasi serta pemeliharaan dan perawatan alutsista untuk TNI AD sebesar Rp 2,65 triliun, TNI AL Rp 3,75 triliun, dan TNI AU Rp 1,19 triliun.
Tahun 2020
Kementerian Pertahanan mendapat anggaran sebesar Rp 131,3 triliun pada 2020. Dari jumlah tersebut, Kementerian Pertahanan berhasil merealisasikan anggaran belanja sebesar Rp 117,9 triliun.
Selain itu, Kementerian Pertahanan juga mengalokasikan dana untuk keperluan alutsista dengan rincian, program modernisasi alutsista, non-alutsista, sarana dan prasarana integratif sebesar Rp 1,01 triliun. Program modernisasi alutsista dan non-alutsista atau sarana dan prasarana matra darat sebesar Rp 5,06 triliun, matra laut sebesar Rp 2,77 triliun, dan matra udara sebesar Rp 2,19 triliun.
Tahun 2019
Kementerian Keuangan mengalokasikan dana sebesar Rp 108,4 triliun untuk Kementerian Pertahanan, dan sekali lagi, alokasi anggaran tersebut merupakan yang terbesar setelah Kementerian PUPR pada 2019.
Dari total tersebut, Kementerian Pertahanan berhasil merealisasikan belanja senilai Rp 115,35 triliun. Selain itu, mereka mengalokasikan anggaran untuk keperluan alutsista. Anggaran tersebut digunakan dalam program modernisasi alutsista, non-alutsista, sarana dan prasarana integratif sebesar Rp 700 miliar.
Sementara program modernisasi alutsista dan non-alutsista atau sarana dan prasarana matra darat sebesar Rp 5,2 triliun, matra laut sebesar Rp 3,63 triliun, dan matra udara sebesar Rp 2,66 triliun.
Tahun 2018
Pada 2018, total belanja yang direalisasikan oleh Kementerian Pertahanan mencapai Rp 106,68 triliun dengan mengalokasikan sebagian dana untuk alutsista, meliputi program modernisasi alutsista, non-alutsista atau sarana dan prasarana integratif sejumlah Rp 714 miliar.
Program modernisasi alutsista dan non-alutsista atau sarana dan prasarana matra darat sebesar Rp 3,6 triliun, matra laut sebesar Rp 3,39 triliun, dan matra udara sebesar Rp 1,19 triliun.
Tahun 2017
Kementerian Pertahanan telah merealisasikan pengeluaran sebesar Rp 117,29 triliun pada 2017 dengan sebagian dananya dialokasikan untuk program modernisasi alutsista, non-alutsista atau sarana dan prasarana integratif sebesar Rp 2,45 triliun. Program modernisasi alutsista dan non-alutsista atau sarana dan prasarana matra darat sebesar Rp7 triliun, matra laut sebesar Rp 5,19 triliun, dan matra udara sebesar Rp 3,71 triliun.
Tahun 2016
Kementerian Pertahanan melaksanakan belanja sejumlah Rp 98,08 triliun pada 2016. Kementerian Pertahanan juga mengalokasikan anggaran untuk alutsista, dengan rincian program modernisasi alutsista, non-alutsista atau sarana dan prasarana integratif sebesar Rp2,6 triliun, program modernisasi alutsista dan non-alutsista atau sarana dan prasarana matra darat sebesar Rp 6,5 triliun, matra laut sebesar Rp 3,48 triliun, dan matra udara sebesar Rp 5,2 triliun.
Tahun 2015
Sementara itu, belanja yang direalisasikan Kementerian Pertahanan pada 2015 mencapai Rp 101,36 triliun. Adapun anggaran yang dialokasikan untuk program modernisasi alutsista, non-alutsista atau sarana dan prasarana integratif sejumlah Rp 3,83 triliun.
Program modernisasi alutsista dan non-alutsista atau sarana dan prasarana matra darat sebesar Rp 4,99 triliun, matra laut sebesar Rp 5,19 triliun, dan matra udara sebesar Rp 5,5 triliun.
Tahun 2014 - 2012
Kementerian Pertahanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 83,3 triliun pada 2014, dana tersebut mengalami penurunan dari APBN-P sebelumnya yang sejumlah Rp86,37 triliun.
Kemudian pada 2013, Kementerian Pertahanan awalnya mendapatkan alokasi sebesar Rp 81,96 triliun. Namun, melalui APBN-P angka tersebut berkurang menjadi Rp 80,76 triliun.
Dalam APBN-P pada 2012, anggaran belanja Kementerian Pertahanan mencapai Rp 72,25 triliun, mengalami penurunan dari sebelumnya sebesar Rp 72,53 triliun. Namun, selama 2012-2014 tidak ada rincian anggaran untuk alutsista, sehingga yang diketahui hanyalah total anggaran yang diberikan kepada Kementerian Pertahanan.
Komentar
Posting Komentar